Kapal kelas trimaran

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Kapal kelas trimaran adalah kapal yang terdiri dari tiga lambung kapal dengan lambung kapal utama berada di tengah dan dua lambung lainnya di sisi kiri dan kanan sebagai penyeimbang. Lambung kapal pada bagian sisi berukuran lebih kecil dibandingkan dengan lambung kapal utama, tetapi kondisi lambung sisi melekat pada lambung utama. Bentuk kapal kelas trimaran tidak menyerupai huruf U atau V seperti bentuk kapal pada umumnya.

Bentuk kapal kelas trimaran membuatnya memiliki fungsi bongkar muat, lego jangkar, bermanuver dan berlayar. Keunggulan utama dari kapal kelas trimaran ialah tingkat stabilitas yang tinggi, mampu menampung banyak penumpang dan tingkat efisiensi konsumsi bahan bakar yang tinggi.

Bentuk[sunting | sunting sumber]

Kapal induk bernama USS Independence (LCS-2), merupakan contoh kapal kelas trimaran yang tidak berbentuk U maupun V.

Kapal kelas trimaran memiliki bentuk kapal yang tidak standar. Bentuk dasarnya tidak menyerupai huruf U atau V.[1] Garis tengah dari kapal kelas trimaran memiliki lebar yang terbesar. Cara mengukurnya mulai dihitung dari titik interseksi dari ekstensi sisi badan kapal. Titik ukurnya terhadap garis normal dari dek basah.[2]

Kapal kelas trimaran termasuk jenis kapal berlambung banyak. Karena itu, kapal kelas trimaran memiliki stabilitas melintang.[3] Jumlah lambung kapal pada kapal kelas trimaran ada tiga.[4] Satu lambung kapal menjadi lambung kapal utama dan dua lambung kapal lainnya sebagai lambung kapal bagian sisi.[5] Lambung kapal pada kapal kelas trimaran merupakan hasil pengembangan dari bentuk lambung tunggal. Keberadaan ketiga lambung kapal ini untuk meningkatkan kecepatan kapal dengan daya kerja yang minimal.[6]

Sudut-sudut lambung pada kapal kelas trimaran dibuat dengan sudut lancip.[7] Kapal-kapal trimaran umumnya memiliki bentuk lambung yang bervariasi. Namun, model umumnya hanya ada dua, yaitu trimaran simetris dan trimaran asimetris.[8]

Kapal trimaran asimetris[sunting | sunting sumber]

Kapal kelas trimaran asimetris dirancang dengan memperhatikan beberapa hal yang bersifat teknis. Hal utama yang perlu ditentukan ialah peletakan atau posisi kedudukan dan bentuk dari cadik dan jangkar. Penentuan lain yang perlu diperhitungkan adalah jarak jangka dengan lambung kapal bagian tengah. Dalam pembuatan kapal kelas trimaran, kedua hal tersebut harus mampu dikendalikan oleh perancang kapal. Kelemahan dari kapal trimaran asimetris tidak mampu mengendalikan hal teknis yang dipengaruhi oleh kondisi alam. Hal-hal ini antara lain laju aliran ombak, ketinggian dari ombak dan kecepatan angin di daerah pelayaran.[9]

Ukuran[sunting | sunting sumber]

Perahu nelayan tradisional yang menerapkan model kelas trimaran.

Sebagian besar kapal trimaran adalah perahu nelayan yang berukuran kecil. Ada pula jenis kapal lain yang menggunakan kelas trimaran, antara lain kapal feri, kapal perang. Kapal kelas trimaran juga diterapkan pada perahu model yacht yang umumnya hanya digunakan untuk rekreasi atau balap perahu.

Kondisi operasional[sunting | sunting sumber]

Kapal kelas trimaran memiliki lambung kapal yang saling terhubung. Model ini membuat kapal kelas trimaran mampu mengadakan beberapa kondisi operasional. Kondisi operasional yang mampu dilakukannya ialah bongkar muat, lego jangkar, bermanuver dan berlayar. Operasi-operasi ini dapat memanfaatkan energi listrik dengan tingkat kebutuhan energi yang beragam.[10]

Permesinan[sunting | sunting sumber]

Propulsi[sunting | sunting sumber]

Kapal kelas trimaran dapat menerapakan sistem propulsi hibrida. Pada sistem ini, mesin yang menggunakan bahan bakar digabungkan dengan sistem tenaga surya. Dalam perancangannya, hal pertama yang ditentukan ialah ketahanan serta stabilitas dari kapal kelas trimaran itu sendiri.[11]  

Kelistrikan[sunting | sunting sumber]

Optimalisasi terhadap kapal kelas trimaran yang menggunakan sistem distribusi arus searah, dapat dilakukan dengan cara optimisasi koloni partikel. Metode yang diterapkan pada optimisasi koloni partikel ialah kecerdasan berkoloni. Basis yang digunakan pada kecerdasan koloni ialah algoritma pencarian. Tiap individu diwakilkan dalam bentuk partikel bersama dengan kandidat solusi dari permasalahan yang muncul dalam operasi kerjanya. Selama optimisasi koloni partikel, setiap partikel menuju ke area yang dicari. Pergerakan dari tiap partikel terjadi dengan penyesuaian kecepatan dan pengalaman dari partikel lainnya. Partikel-partikel yang ada saling bersaing satu sama lain secara ketat untuk meningkatkan kualitas diri. Cara persaingannya dengan meniru sifat dari partikel yang sukses menemukan solusi dari permasalahan.[12]

Keunggulan[sunting | sunting sumber]

Stabilitas dari kapal kelas trimaran lebih baik dibandingkan dengan kapal berlambung tunggal. Kestabilan ini karena keberadaan lambung kapal pada kapal kelas trimaran yang jumlahnya tiga. Pada kecepatan tinggi, kapal kelas trimaran juga memiliki nilai hambatan yang rendah. Karena keunggulan ini, kapal kelas trimaran memiliki tingkat efisiensi konsumsi bahan bakar yang tinggi. Kapal kelas trimaran juga memiliki kapasitas penumpang yang lebih banyak karena dek terbuka yang mudah diatur. Keunggulan lain dari kapal kelas trimaran adalah memiliki pergerakan yang baik pada kondisi perairan yang berombak.[13]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Santoso, A., Zaman, M. B., dan Semin (2020). Metode Praktis di dalam Merancang Sistem dan Permesinan di Kapal. Surabaya: Airlangga University Press. hlm. 94. ISBN 978-602-473-646-0. 
  2. ^ Santoso, A., dan Zaman, M. B. (2019). Permesinan Bantu pada Kapal Modern Volume 1: Permesinan Geladak. Surabaya: Airlangga University Press. hlm. 201. ISBN 978-602-473-094-9. 
  3. ^ Oey-Gardiner, M., dan Abdullah, M. A., ed. (September 2021). Ragam Perspektif Dampak Covid-19: Sumbangan Ilmuwan AIPI untuk Bangsa Indonesia (edisi ke-2). Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. hlm. 208. ISBN 978-623-321-081-2. 
  4. ^ Dini, Nuri Mentari (2011). Ensiklopedia Transportasi Dunia. Jakarta Selatan: Cikal Aksara. hlm. 45. 
  5. ^ Kusuma, Indra Ranu (Agustus 2022). Konsep Aplikasi Sistem Distribusi DC di Kapal Bertenaga Listrik Hibrida. Malang: UB Press. hlm. 36. ISBN 978-623-296-411-2. 
  6. ^ Gibson, A., dan Utama, I. K. A. P. (2016). "Analisis CFD Hambatan Lambung Kapal Trimaran Asimetris Flat Side Inside dengan Variasi Jarak Antar Lambung Secara Membujur" (PDF). Jurnal Teknis ITS. 5 (1): G31. ISSN 2337-3539. 
  7. ^ Siagian, J., Apriyanto, I. N. P., dan Djenod, K. (2022). "Studi Literatur: Performa Model Kapal Bentuk Monohull, Katamaran dan Trimaran". CITIZEN: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Indonesia. 2 (3): 413. ISSN 2807-5994. 
  8. ^ Adietya, B. A., dan Gustiarini, E. D. (Februari 2018). "Judul Studi Perbandingan Performa Kapal Trimaran, Katamaran, dan Monohull Sebagai Kapal Penyeberangan di Kepulauan Karimunjawa". Kapal. 15 (1): 20. ISSN 1829-8370. 
  9. ^ Samuel, Sisworo, S. J., dan Bangun, M. A. (Oktober 2013). "Studi Konfigurasi Lambung Kapal Trimaran dengan Bantuan Computational Fluid Dynamic (CFD)" (PDF). Kapal. 10 (3): 132–133. 
  10. ^ Kusuma, I. R., dkk. (11Juli 2019). "Analisa Drop Voltage dan Short Circuit pada Kapal Trimaran". Seminar Nasional Kelautan XIV: Implementasi Hasil Riset Sumber Daya Laut dan Pesisir Dalam Peningkatan Daya Saing Indonesia. Fakultas Teknik dan Ilmu Kelautan Universitas Hang Tuah: C6–16. 
  11. ^ Iskandar, C. S., dan Latief, N. (Juli 2018). Sistem Listrik Tenaga Surya Disain, dan Operasi Instalasi: Ikhtisar untuk Membangun Makassar Sulawesi Selatan Indonesia. Sleman: Penerbit Deepublish. hlm. 95. ISBN 978-602-475-497-6. 
  12. ^ Ariesta, R. C., dkk. (Juni 2022). Ariani, Betty, ed. Teknologi Hijau Bidang Perkapalan, Upaya Menuju Zero Carbon 2050 (Green Technology for Ship). Malang: Unisma Press. hlm. 99. ISBN 978-623-99161-9-0. 
  13. ^ Sulisetyono, A., Nasirudin, A., dan Kusuma, I. R. (2012). "Rancang Bangun Kapal Hibrid Trimaran sebagai Angkutan Penumpang antar Pulau" (PDF). Prosiding InSINas 2012: TR–2.