Kafir: Bersekutu dengan Setan
Kafir: Bersekutu dengan Setan | |
---|---|
Sutradara | Azhar Kinoi Lubis |
Produser |
|
Skenario |
|
Pemeran |
|
Penata musik |
|
Sinematografer | Yunus Pasolang |
Penyunting | Robby Barus |
Perusahaan produksi |
|
Distributor | |
Tanggal rilis | 2 Agustus 2018 |
Durasi | 97 menit |
Negara | Indonesia |
Bahasa | Bahasa Indonesia |
Kafir: Bersekutu dengan Setan merupakan film hantu Indonesia yang dirilis pada 2 Agustus 2018 dan disutradarai Azhar Kinoi Lubis. Film ini dibintangi oleh Putri Ayudya, Sujiwo Tejo, Indah Permatasari, Rangga Azof, Nadya Arina, dan lain-lain.[1] Proses shooting dilakukan selama sebulan penuh; mengambil lokasi di Banyuwangi, Jember, dan Bromo.
Meskipun juga diperkuat oleh Sujiwo Tejo yang juga berperan sebagai tokoh dukun, jika dilihat dari segi cerita, film ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan film Kafir: Satanic pada tahun 2002.
Alur
[sunting | sunting sumber]Satu keluarga dilanda kedukaan ketika bapak mereka, Herman, mendadak memuntahkan beling hingga tewas saat dia sedang makan. Herman meninggalkan istrinya, Sri, dan kedua anaknya, Andi dan Dina. Setelah sebulan, Andi dan Dina khawatir atas keadaan ibu mereka yang masih meratapi kepergian Herman. Andi mendatangkan pacarnya, Hanum, yang baru saja pindah ke desa mereka empat bulan yang lalu, untuk membantu mengurus Sri. Sri mulai dihantui oleh hal-hal mistis dan, suatu hari, dia memuntahkan beling ketika makan seperti Herman, tetapi Andi dan Dina berhasil membawanya ke rumah sakit sebelum keadaannya bertambah parah. Saat menemukan foto Sri berpose dengan Herman dan seorang wanita yang mukanya dipotong, Dina curiga bahwa Sri menyembunyikan suatu rahasia masa lalu, namun Andi tidak mempercayainya.
Kenyataanya, Sri memang menyembunyikan rahasia. 20 tahun yang lalu, Sri pernah meminta bantuan dari dukun desa setempat, Jarwo. Sri mengungkapkan bahwa dia tahu bahwa Herman telah disantet dan meminta Jarwo untuk mendeteksi siapa pelakunya. Alih-alih mengetahui, Jarwo disantet balik dan dibakar hidup-hidup. Lambat laun, Andi akhirnya mempercayai kecurigaan Dina dan bersama dia mencari tahu masa lalu Sri. Dina mendapatkan informasi bahwa wanita yang berpose dengan Sri dan Herman bernama Leila, tetapi dia telah mengganti namanya lama dahulu. Ketika dia pulang, Dina diserang oleh sesosok berjubah yang juga membawa pergi Sri.
Hanum menyarankan Andi untuk membawa Dina yang pingsan ke rumahnya, dimana ibu Hanum, Ratna, menyambut mereka. Malamnya, Andi melihat foto-foto yang dipajang di ruang tamu rumah Ratna dan kaget saat melihat bahwa salah satu fotonya sama persis dengan foto yang disimpan Sri. Andi kemudian membaca buku berisi informasi yang diperoleh Dina dan menyadari bahwa Ratna adalah Leila. Andi membangunkan Hanum dan meminta bantuannya untuk pergi, tetapi mereka dihadang Leila. Ketika Andi hendak menyerangnya, dia dipukul dari belakang oleh Hanum yang ternyata bekerja sama dengan ibunya.
Saat Andi bangun, dia mendapati diri dan Dina disekap di ruang bawah tanah, diawasi oleh Leila dan Hanum. Leila mengatakan bahwa dia adalah orang yang menyantet Herman dan menculik Sri, sebagai balas dendam atas perlakuan Sri dahulu. Melalui kilas balik, diungkapkan bahwa Herman dahulu adalah suami Leila, tetapi dia dipelet oleh Sri melalui bantuan Jarwo. Sementara Sri dan Herman hidup bahagia, Leila dikucilkan oleh masyarakat karena dia menjadi wanita hamil tanpa suami. Diungkapkan pula bahwa anak dari Leila dan Herman adalah Hanum, berarti Andi tanpa sadar telah berpacaran dengan kakak kandungnya sendiri. Hanum menyantet Dina hingga dia nyaris mati, sementara Leila menyuruh makhluk gaib berjubah untuk mengubur Sri. Setelah berjuang, Andi berhasil membebaskan dirinya dari sekapan. Sebelum menyelamatkan Dina dan Sri, dia merusak santet Leila dan Hanum, membuat mereka terbakar hidup-hidup.
Keesokan harinya, jasad Leila dan Hanum yang dibawa ke rumah sakit. Saat dalam perjalanan, jasad Leila tiba-tiba bergerak.
Pemeran
[sunting | sunting sumber]- Putri Ayudya sebagai Sri (ibu)
- Sujiwo Tejo sebagai Jarwo
- Indah Permatasari sebagai Hanum
- Rangga Azof sebagai Andi
- Nadya Arina sebagai Dina
- Teddy Syach sebagai Herman (bapak)
- Nova Eliza sebagai Leila/Ratna
- Slamet Ambari sebagai Salim
- Oce Permatasari sebagai Saidah
- Djenar Maesa Ayu sebagai dokter rumah sakit
- Dolly Martin sebagai dokter puskesmas
- Yayu Unru sebagai kepala desa
Prestasi
[sunting | sunting sumber]- Film ini meraih penghargaan untuk kategori Penata Kamera Film Bioskop Terpuji pada ajang Festival Film Bandung 2018 atas nama Yunus Pasolang
- Film ini mendapatkan 4 (empat) nominasi pada ajang Festival Film Indonesia 2018, untuk kategori:
- Pemeran Utama Wanita Terbaik - Putri Ayudya
- Penata Efek Visual Terbaik - Canary Project
- Pengarah Artistik Terbaik - Frans X. R. Paat
- Penata Musik Terbaik - Aghi Narottama, Bemby Gusti, Tony Setiaji
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Film Kafir di filmindonesia.or.id, diakses pada 2 Juni 2018