Kadipaten Sedayu

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Kadipaten Sedayu

Selama ini banyak dari kita tidak tahu tentang peradaban kadipaten ini baik asal usul,lokasi,luas wilayah,maupun kemunduran nya .tetapi yang jelas kadipaten sedayu pernah ada dan berdiri pada masanya di wilayah pantura jawa timur

Berikut geografis batas batas wilayah Kadipaten Sedayu :

Utara : Laut Jawa

Timur : Selat madura/Kadipaten bangkalan (madura)

Selatan : Kadipaten Gresik/Kadipaten Lamongan

Barat : Kadipaten Tuban

Ibukota kadipaten : Sidayu

Distrik :

1.area Tambangan : Sidayu

2.area Kedokan : Karanggeneng

3.area pridjek : Wringinanom

Latar Belakang

Asal usul nama sedayu/sidayu masih perlu kajian lebih dalam,tetapi nama kadipaten sedayu/sidayu mempunyai peran yang sangat strategis dalam geopolitik dimasa lalu serta mengangkat harkat derajat martabat sedayu/sidayu itu sendiri

Dalam bahasa jawa Seda/seda'h berarti meninggal/mati dan Dahayu/dayu berarti cantik sedangkan jika mengacu kata sida berarti jadi dan Dahayu/dayu berarti cantik

Nama sedayu/sidayu bisa menjadi harum karena berkat pemimpin yang berkuasa

Nama wilayah didalam daerah sedayu telah banyak tertulis di prasasti ataupun cerita cerita rakyat,prasasti yang menyebut sedayu spesifik ialah prasasti karang bogem 1367 m era Kerajaan Majapahit,pada masa Raja Brawijaya, sedayu dipimpin seorang pangeran dari majapahit yang bergelar Pangeran Sedayu ialah Mpu Supo Mandrangi karena memenangkan sayembara membawa kembali keris penting majapahit dan dihadiahi 100 jung ( 1 jung : 28.396 m2) berhak memerintah diwilayah itu. Pada masa Kerajaan Demak bintoro setelah keruntuhan Kerajaan Majapahit wilayah pesisir utara telah memeluk islam,para penyebar agama islam di wilayah sedayu ialah Sunan Drajat dan Sunan Sendang Dhuwur,begitupun saat peralihan Kerajaan Demak ke Kerajaan Pajang,Kadipaten Sedayu beserta kadipaten lainnya di jawa timur menerima setelah terjadi pertemuan penting yang telah di mediasi. Pada masa Kerajaan Mataram islam banyak para pemimpin di jawa timur tidak menyetujui atas berdirinya Kerajaan Mataram islam tak terkecuali sedayu,atas dasar inilah Raja Mataram menundukkan dan ingin menyatukan lagi bekas kekuasaan Kerajaan Pajang dulu,wilayah pemimpin di pesisir utara yang berani menentang ialah Kadipaten Surabaya dan Kadipaten Pasuruan,Kadipaten Sedayu mendukung pemimpin surabaya,ekspansi Kerajaan Mataram ke timur satu persatu berhasil menundukkan penguasanya,Kadipaten Sedayu jatuh Tahun1675 dan diangkatlah seorang penguasa/ adipati di wilayah Kadipaten Sedayu serta Kadipaten Sedayu mendapatkan jabatan strategis oleh mataram saat diperintah Raja Amangkurat untuk zona pesisir utara setelah jabatan sebelumnya dipegang Kadipaten Jepara untuk mengontrol perdagangan serta mengawasi bangsa penjajah yang mulai masuk ke Pulau Jawa. Berikut nama nama penguasa/adipati sedayu era Kerajaan Mataram islam :

1.Adipati Kromo Widjoyo (1675)

2.Adipati Probolinggo

3.Adipati Banten

4.Adipati Suwargo

5.Adipati Sido Ngawen

6.Adipati Kudus

7.Adipati Joko

8.Adipati Haryo Suryodiningrat

9.Adipati Haryo Suryodiningrat 2

10.Adipati Haryo Suryodiningrat 3/R.Badrun

Saat Kerajaan Mataram terjadi kudeta dari Adipati Madura/Pangeran Trunojoyo,Raja Mataram meminta bantuan kepada kompeni untuk merebut kembali wilayah yang diduduki Adipati Madura,atas permintaan itu maka VOC membuat perjanjian kepada Mataram jika nanti pihak VOC berhasil menumpas pemberontakan maka pesisir utara jawa dan madura menjadi milik VOC dan pihak Mataram harus mengganti biaya perang,perjanjian itu bernama "(Perjanjian Jepara 1677)"

Adipati Sedayu yang terkenal ialah Adipati Haryo Suryodiningrat/ orang sedayu menyebutnya Kanjeng Sepuh Sedayu,ia pemimpin yang dihormati dimasanya dan menentang penjajahan yang dilakukan oleh pihak Kolonial Hindia-Belanda di tanah jawa, ia selalu suka berkeliling di malam hari di seluruh wilayah kadipaten sedayu untuk melihat kondisi rakyatnya hingga tak heran masyarakat sedayu juga menjulukinya sebagai Raden Museng

Saat sedayu dipimpin Raden Badrun,sedayu mengalami kemunduran dan pamor,hal itu terlihat dari pihak Kolonial Hindia-Belanda yang ikut campur ke dalam pemerintahan kadipaten sedayu karena kadipaten sedayu merupakan jajahan Hindia-Belanda sehingga harus tunduk

Banyak faktor-faktor mengapa kadipaten sedayu ini di hilangkan oleh Kolonial Hindia Belanda dalam sejarah indonesia :

1.orang sedayu/ masyarakat umum pesisir utara jawa selalu menentang penjajahan Hindia Belanda

2.pertanian kurang subur,hasil tanaman yang tidak memiliki nilai jual,tidak sesuai keinginan pihak hindia belanda

3.wilayah sering terjadi bencana,banjir saat musim hujan,kekeringan kala musim panas

4.biaya yang tinggi untuk membangun kadipaten sedayu karena dilalui sungai besar

5.pendangkalan pantai pelabuhan dan tidak ramainya aktifitas barang

6.adanya perluasaan wilayah surabaya oleh pihak hindia belanda

7.eksploitasi wilayah pedalaman jawa yang menjadikan jalan daendels sedayu sepi,jalan antara kadipaten gresik dan lamongan dijadikan jalan arteri penting hindia belanda

Atas dasar itu maka Raden Badrun di pindah tugaskan dan menjadi adipati di kadipaten jombang,mengingat Raden Badrun berdarah ningrat trah mataram,kala perpindahan itu wilayah sedayu terjadi pergolakan konflik dan ketidak puasan dari rakyat sedayu dan semakin bencinya kepada pihak hindia belanda,pos pos/rumah belanda di sedayu dibakar oleh rakyat sedayu

Setelah itu kadipaten sedayu statusnya diturunkan dan menjadi kawedanan sedayu dan dimasukkan ke dalam wilayah kadipaten gresik,karena sedayu wilayahnya luas dan kini sebagai kawedanan,maka wilayah sedayu oleh pihak hindia belanda dibagi 2 ,sebagian besar wilayahnya dimasukkan kedalam kadipaten lamongan dan sisanya dimasukkan kedalam kadipaten gresik dan setelah itu kadipaten gresik statusnya juga diturunkan menjadi kawedanan dan dimasukkan kedalam kadipaten surabaya