Lompat ke isi

Katalog akses daring perpustakaan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Katalog akses daring perpustakaan biasa disebut sebagai katalog daring, katalog akses daring, katalog akses daring perpustakaan, atau katalog akses umum talian. Corbin (1985,255) mengatakan bahwa online public access catalog (OPAC) merupakan katalog yang berisikan cantuman bibliografi dari koleksi satu atau beberapa perpustakaan, datanya disimpan pada magnetic disk atau media rekam lainnya, dan dikirim secara online kepada pengguna. OPAC ini adalah sistem katalog terpasang yang dapat diakses secara umum dan dapat dipakai oleh pengguna untuk menelusuri data katalog (untuk memastikan apakah perpustakaan menyimpan karya tertentu dan untuk mendapatkan informasi tentang lokasinya) dan jika sistem katalog tersebut dihubungkan dengan sistem sirkulasi, maka pengguna dapat mengetahui apakah bahan pustaka yang sedang dicari tersedia di perpustakaan itu atau sedang dipinjam oleh pengguna lain.

Menurut Horgan (1994,1), OPAC adalah sistem temu balik informasi yang menggabungkan pembuatan file dengan indeks data di satu sisi masukan (input). OPAC memungkinkan pengguna untuk menjawab pertanyaan atau permintaan tertentu, menjadikannya salah satu alat bantu untuk mencari informasi di perpustakaan. Sistem ini menggunakan komputer dan terhubung ke jaringan lokal area, atau LAN (Local Area Network). [1]

Menurut Feather (1997,330) menyatakan bahwa OPAC adalah suatu pangkatan data dengan cantuman bibliografi yang biasanya menggambarkan koleksi perpustakaan tertentu. OPAC menawarkan akses secara online ke koleksi perpustakaan melalui terminal komputer. Pengguna dapat melakukan penelusuran melalui pengarang, judul, subyek, kata kunci, dan sebagainya. Misalnya Giant ingin mencari buku tentang metode penelitian kualitatif dan kuantitatif. Dia tidak perlu repot-repot mencari satu per satu buku di rak yang belum tentu dapat ditemukan, tetapi dengan OPAC, dia hanya perlu menuliskan nama pengarangnya yaitu W.Lawrence Neuman atau judul bukunya Social Research Methods (Qualitative and Quantitative Approaches).

Jadi secara umum, OPAC adalah suatu sistem temu balik informasi berbasis komputer yang digunakan oleh pengguna untuk menelusuri koleksi suatu perpustakaan atau unit informasi lainnya.

Sejarah Perkembangan

[sunting | sunting sumber]

Sejarah perkembangan sistem OPAC ( Online Public Access Catalog) meliputi,

Tahun 1960 dan Awal Tahun 1970

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 1960-an, komputer digunakan di berbagai perpustakaan umum dan perguruan tinggi untuk membantu membuat katalog. Pada saat itu, pengoperasian sistem komputer masih berada pada model atau cara yang sangat variatif sehingga kemungkinan penelusuran informasi dengan katalog terpasang (online) dianggap masih jauh dari kenyataan. Pada awal 1970-an, sejumlah perpustakaan mulai menggunakan sistem komputer induk untuk mengembangkan sistem lokal. Sistem lokal ini didesain dan dirancang oleh staf dari pusat komputer.

Pertengahan Tahun 1970-an

[sunting | sunting sumber]

Pada masa tersebut, komputer mulai menggunakan proses pengawasan sirkulasi di perpustakaan. Sistem komputer digunakan untuk tujuan pengumpulan data, khususnya pencatatan peminjaman. COM (Computer Output on Microfilm) menjadi metode yang terkenal digunakan untuk menghasilkan katalog. Perkembangan teknologi komunikasi masa kini juga ditandai dengan munculnya sistem kerjasama pengatalogan dan pemanfaatan bersama di berbagai perpustakaan. Misalnya, di Inggris LASER (London and South Eastern Library Region), dan di Amerika Utara OCLC (Ohio College Library Centre). Sistem kerjasama ini menghasilkan cantuman katalog pada komputer untuk sejumlah perpustakaan yang berpartisipasi, baik dalam bentuk COM atau kartu katalog.

Akhir Tahun 1970-an dan Awal tahun 1980-an

[sunting | sunting sumber]

Pengenalan komputer mikro (microcomputer) di era ini, mendorong berbagai perpustakaan semakin mandiri untuk menggunakan fasilitas komputer yang diperoleh dari perusahaan sebagai pelanggannya dan pengembangan serta perancangan sistem sendiri (in-house system). Penggunaan komputer mikro menjadi terkenal karena menyediakan fasilitas untuk melakukan akses secara terpasang (online) terhadap berbagai simpanan (file) dalam sistem sirkulasi. Sistem komputer yang digunakan pada masa itu di perpustakaan mampu menelusuri cantuman bibliografi secara online, sehingga sistem itu disebut sebagai sistem OPAC. Munculnya sistem OPAC di sejumlah perpustakaan tertentu, merupakan perkembangan utama yang terjadi dalam automasi perpustakaan sampai awal tahun 1980-an.

Pertengahan Sampai Akhir Tahun 1980-an

[sunting | sunting sumber]

Pada masa ini, perpustakaan menggunakan sistem OPAC makin meningkat. Mereka mulai menyediakan sistem yang terintegrasi untuk manajemen perpustakaan, mencakup modul atau sub-sistem yang berbeda, seperti pengatalogan, akuisisi, sirkulasi, pengawasan serial, layanan antar perpustakaan dan juga OPAC. Banyak perpustakaan yang menyediakan anggaran khusus untuk pengembangan sistem OPAC. Misalnya, tahun 1985 The Britih Library Research and Development menyediakan anggaran sejumlah 317.395 found untuk setiap proyek penelitian sistem OPAC.

Tahun 1990-an

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 1990-an, terlihat perubahan besar pada sistem manajemen perpustakaan dengan menawarkan kecenderungan dari sistem milik sendiri (proprietary systems) bergerak ke arah sistem terbuka. Sejumlah permasalahan yang ditemui pada pengoperasian sistem di masa sebelumnya diinvetarisir dan ditemukan bahwa sejumlah besar sistem yang ada di perpustakaan pada tahun 1980-an hanya bisa dijalankan pada perangkat keras (hardware) seperti DOBIS/LIBID, Geac, LIBERTAS dan URICA.

TUJUAN DAN FUNGSI

[sunting | sunting sumber]

OPAC merupakan perkembangan teknologi di dalam ilmu perpustakaan, selain memberikan kemudahan bagi pengguna juga kemudahan bagi petugas perpustakaan dalam melakukan kegiatan pengatalogan.

Tujuan OPAC

[sunting | sunting sumber]

Menurut Siregar (2004: 57) menyatakan bahwa peralihan manual ke bentuk online, disamping banyak menghemat waktu pengguna dalam penelusuran, juga mampu meningkatkan efisiensi pekerjaan pengatalogan bahan pustaka baru. Katalog elektronik terbukti mampu mempromosikan koleksi perpustakaan sehingga penggunanya semakin tinggi.

Menurut Kusmayadi (2006: 53) Tujuan penyediaan OPAC adalah:

  1. Pengguna dapat mengakses secara langsung ke dalam pangkalan data yang dimiliki perpustakaan.
  2. Mengurangi beban biaya dan waktu yang diperlukan dan yang harus dikeluarkan oleh pengguna dalam mencari informasi.
  3. Mengurangi beban pekerjaan dalam pengelolaan pangkalan data sehingga dapat meningkatkan efisiensi tenaga kerja.
  4. Mempercepat pencarian informasi.
  5. Dapat melayani kebutuhan informasi masyarakat dalam jangkauan luas.

Jadi, tujuan penyediaan OPAC di perpustakaan adalah untuk memberi kepuasan kepada pengguna dan staf perpustakaan dan mempercepat pencarian informasi yang tersedia di perpustakaan.

Fungsi OPAC

[sunting | sunting sumber]

Menurut pendapat Yusup (1995: 76), fungsi katalog secara umum adalah sebagai berikut:

  1. Menunjukkan tempat suatu buku atau bahan-bahan lain dengan menggunakan lambang-lambang angka klasifikasi dalam bentuk nomor panggil (call number).
  2. Mendaftarkan semua buku dan bahan lain dengan susunan alfabetis nama pengarang, judul buku, atau subyek buku yang bersangkutan, ke dalam suatu tempat khusus di perpustakaan untuk memudahkan pencarian entri-entri atau informasi yang diperlukan.
  3. Memberikan kemudahan untuk mencari suatu buku atau bahan lain di perpustakaan dengan hanya mengetahui salah satu dari daftar kelengkapan buku yang bersangkutan.

Jadi, fungsi katalog adalah secara umum adalah untuk menunjukkan tempat suatu buku, menginventarisasikan semua koleksi yang dimiliki perpustakaan, serta memberikan kemudahan untuk mencari koleksi yang ada di perpustakaan.

JENIS PENELUSURAN

[sunting | sunting sumber]

Hasugian (2004: 6) mengemukakan ada beberapa jenis penelusuran yang dapat dilakukan melalui OPAC, yaitu:

  • Penelusuran dengan browsing (browse searching). Penelusuran dengan teknik browse ini adalah menelusuri dengan memeriksa satu persatu cantuman dari dokumen yang ada, proses ini cukup akurat, akan tetapi membutuhkan waktu yang lama sehingga kurang efisien untuk dilakukan.
  • Penelusuran kata kunci (keyword searching). Penelusuran dengan menggunakan kata kunci (keyword) tertentu sebagai query. Kata kunci bisa beruba istilah/kata yang dirumuskan secara bebas atau kata/istilah baku/standar.
  • Penelusuran terbatas (limited searching). Penelusuran dengan melakukan pembatasan kepada ruas data tertentu, pembatasan database tertentu, pembatasan tahun, tertentu, pembatasan bahasa, negara, dan sebagainya.

TEKNIK PENELUSURAN

[sunting | sunting sumber]

Menurut Saleh (1996: 76-81) Teknik penelusuran OPAC terbagi dalam lima bagian, yaitu:

  • Penelusuran dengan kamus istilah. Penelusuran menggunakan istilah yang sudah dibuat oleh CDS atau ISIS pada saat mengindeks suatu ruas atau sub ruas.
  • Penelusuran bebas. Pengguna bebas mengetikkan apa saja yang ingin dicari karena sistem ini merupakan pengganti katalog.
  • Penelusuran dengan ekspresi Boolean. Penelusuran dengan Boolean ini memungkinkan pengguna untuk mendapatkan umpan balik informasi yang lebih tepat sesuai dengan apa yang diinginkan.
  • Penggunaan teknik ANY merupakan cara mengelompokkan istilah yang dapat dipakai sebagai penelusuran.
  • Pemotongan istilah. Pemotongan istilah digunakan apabila akan menjaring seluruh kata yang ada dalam basis data yang diminta dalam bentuk query.

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN

[sunting | sunting sumber]

Keuntungan OPAC

[sunting | sunting sumber]

Menurut Hermanto (2007: 1) OPAC memiliki keuntungan, yaitu:

  1. Penelusuran informasi dapat dilakukan secara cepat dan tepat.
  2. Penelusuran dapat dilakukan di mana saja tidak harus datang ke perpustakaan dengan catatan sudah online ke internet.
  3. Menghemat waktu dan tenaga.
  4. Pengguna dapat mengetahui keberadaan koleksi dan status koleksi apakah sedang dipinjam atau tidak.
  5. Pengguna mendapatkan peluang lebih banyak dalam menelusuri bahan pustaka.

Sedangkan menurut Fatahi dalam Hasugian (2004: 9) menyatakan bahwa OPAC memiliki beberapa kelebihan dari katalog kartu yaitu sisi penelusuran mencakup interaksi (interaction), bantuan pengguna (user assistance), kepuasan pengguna (user satisfaction), kemampuan penelusuran (searching capabilities), keluaran dan tampilan (out and display), ketersediaan dan akses (availability and access).

Kerugian OPAC

[sunting | sunting sumber]

Dari berbagai keuntungan, OPAC juga memiliki peluang kekurangan. Menurut Hermanto (2007: 1) adalah:

  1. Belum semua bahan pustaka masuk ke data komputer sehingga pengguna mengalami kesulitan dalam melakukan penelusuran.
  2. Tergantung aliran listrik, bila listrik mati maka kegiatan penelusuran bahan pustaka akan terganggu.
  3. Kurangnya ketersediaan komputer terminal OPAC untuk menelusuri informasi yang dimiliki perpustakaan.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  • Hudson, Judith. "Cataloguing for the Local Online System". Information Technology and Libraries, 5 (1) March 1986: 5-27
  • Saleh, Abdul Rahman.et.al. CDS/ISIS: Panduan Pengelolaan Sistem Manajemen Basis Data untuk Perpustakaan dan Unit Informasi, Saraswati Utama, Bogor, 1996.
  • Sit, Richard A. “Online Library Catalog Search Performance by Older Adult Users”. Library & Information Science Research, 20 (2) 1998: 115-131
  • Sulistyo-Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,1991.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Rodin, Rhoni; Kurnia, Kana (2021-04-26). "Perkembangan Katalog Di Perpustakaan Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang". UNILIB : Jurnal Perpustakaan (dalam bahasa Inggris). doi:10.20885/unilib.vol12.iss1.art8. ISSN 2715-274X.