Kumbang kelapa: Perbedaan antara revisi
BP52Nurdin (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: BP2014 |
BP52Nurdin (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: BP2014 |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{italic title}} |
|||
{{Taxobox |
{{Taxobox |
||
| name = ''Kumbang Kelapa'' |
|||
| image = Rhynchophorus ferrugineus MHNT.jpg |
|||
| image = Dryophthoridae - Rhynchophorus bilineatus.JPG |
|||
| image_width = 240px |
|||
| image_caption = ''Rhynchophorus bilineatus'' from [[New Guinea]] |
|||
| regnum = [[Animal]]ia |
| regnum = [[Animal]]ia |
||
| phylum = [[Arthropod]]a |
| phylum = [[Arthropod]]a |
||
Baris 8: | Baris 8: | ||
| ordo = [[Beetle|Coleoptera]] |
| ordo = [[Beetle|Coleoptera]] |
||
| familia = [[Curculionidae]] |
| familia = [[Curculionidae]] |
||
| genus = '' |
| genus = '''''Rhynchophorus''''' |
||
| genus_authority = [[Johann Friedrich Wilhelm Herbst|Herbst]], 1795 |
|||
| species = '''''R. ferrugineus''''' |
|||
| synonyms = |
|||
| binomial = ''Rhynchophorus ferrugineus'' |
|||
* ''Cordyle'' Thunberg, 1797 |
|||
| binomial_authority = ([[Guillaume-Antoine Olivier|Olivier]], 1790) |
|||
* ''Rynchophorus'' Herbst, 1795 |
|||
}} |
}} |
||
'''Kumbang Kelapa''' ('' |
'''Kumbang Kelapa''' (''Rhynchophorus'') adalah spesies [[kumbang]] moncong juga dikenal sebagai kumbang kelapa [[Asia]] atau [[kumbang sagu]].<ref name="pestalert"> {{en}} [http://www.pestalert.org/viewNewsAlert.cfm?naid=38 ''Rhynchophorus ferrugineus''] at [[North American Plant Protection Organization]] (NAPPO)</ref> Kumbang dewasa relatif besar, berkisar antara dua dan lima sentimeter panjang, dan biasanya [[warna]] [[merah]] berkarat, tetapi banyak varian warna ada dan sering salah diidentifikasi sebagai spesies yang berbeda.<ref name="pestalert"/> |
||
Kumbang kelapa pada umumnya menyerang [[daun kelapa]], sering juga disebut kumbang badak karena |
Kumbang kelapa pada umumnya menyerang [[daun kelapa]], sering juga disebut kumbang badak karena |
||
memiliki tonjolan semacam cula [[badak]].<ref name="pracaya"> {{id}} Pracaya, 2003. ''Hama Penyakit Tanaman''. Penebar Swadaya. Depok. 72 halaman.</ref> Kerugian yang ditimbulkan berupa rusaknya titik tumbuh tanaman [[kelapa]] sebagai tempat kumbang dewasa menyusup ke dalam.<ref name="pracaya"/> Akibatnya, [[umbut]] dan bakal daun menjadi rusak yang ditandai daun kelapa menjadi berbentuk [[segitiga]].<ref name="pracaya"/> Kumbang yang muncul akan mulai berterbangan pada waktu [[senja]] hari atau [[malam]] hari menuju mahkota daun tanaman kelapa dan menuju ujung [[batang]] kemudian menggerek sampai ke titik tumbuh.<ref name="pracaya"/> Hama kumbang kelapa termasuk dalam Ordo Coleoptera, merupakan serangga yang mengalami [[metamorfosis]] sempurna yang melewati stadia [[telur]], [[larva]], [[pupa]], dan [[imago]].<ref name="kartosapoetra"> {{id}} Kartosapoetra, 1987. ''Hama Tanaman Pangandan Perkebunan''. Bina Aksara Jakarta.</ref> Telur serangga ini berwarna [[putih]], bentuknya mula-mula [[oval]], kemudian [[bulat]] dengan diameter kurang lebih 3 mm.<ref name="kartosapoetra"/> Telur-telur ini diletakkan oleh [[serangga]] betina pada tempat yang baik dan aman (misalnya dalam pohon kelapa yang melapuk), setelah 2 [[minggu]] telur-telur ini menetas. Stadia telur berkisar antara 11-13 hari, rata-rata 12 hari.<ref name="kartosapoetra"/> |
memiliki tonjolan semacam cula [[badak]].<ref name="pracaya"> {{id}} Pracaya, 2003. ''Hama Penyakit Tanaman''. Penebar Swadaya. Depok. 72 halaman.</ref> Kerugian yang ditimbulkan berupa rusaknya titik tumbuh tanaman [[kelapa]] sebagai tempat kumbang dewasa menyusup ke dalam.<ref name="pracaya"/> Akibatnya, [[umbut]] dan bakal daun menjadi rusak yang ditandai daun kelapa menjadi berbentuk [[segitiga]].<ref name="pracaya"/> Kumbang yang muncul akan mulai berterbangan pada waktu [[senja]] hari atau [[malam]] hari menuju mahkota daun tanaman kelapa dan menuju ujung [[batang]] kemudian menggerek sampai ke titik tumbuh.<ref name="pracaya"/> Hama kumbang kelapa termasuk dalam Ordo Coleoptera, merupakan serangga yang mengalami [[metamorfosis]] sempurna yang melewati stadia [[telur]], [[larva]], [[pupa]], dan [[imago]].<ref name="kartosapoetra"> {{id}} Kartosapoetra, 1987. ''Hama Tanaman Pangandan Perkebunan''. Bina Aksara Jakarta.</ref> Telur serangga ini berwarna [[putih]], bentuknya mula-mula [[oval]], kemudian [[bulat]] dengan diameter kurang lebih 3 mm.<ref name="kartosapoetra"/> Telur-telur ini diletakkan oleh [[serangga]] betina pada tempat yang baik dan aman (misalnya dalam pohon kelapa yang melapuk), setelah 2 [[minggu]] telur-telur ini menetas. Stadia telur berkisar antara 11-13 hari, rata-rata 12 hari.<ref name="kartosapoetra"/> |
Revisi per 24 Juni 2014 06.06
Kumbang Kelapa | |
---|---|
Rhynchophorus bilineatus from New Guinea | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Filum: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Famili: | |
Genus: | Rhynchophorus Herbst, 1795
|
Sinonim | |
|
Kumbang Kelapa (Rhynchophorus) adalah spesies kumbang moncong juga dikenal sebagai kumbang kelapa Asia atau kumbang sagu.[1] Kumbang dewasa relatif besar, berkisar antara dua dan lima sentimeter panjang, dan biasanya warna merah berkarat, tetapi banyak varian warna ada dan sering salah diidentifikasi sebagai spesies yang berbeda.[1]
Kumbang kelapa pada umumnya menyerang daun kelapa, sering juga disebut kumbang badak karena
memiliki tonjolan semacam cula badak.[2] Kerugian yang ditimbulkan berupa rusaknya titik tumbuh tanaman kelapa sebagai tempat kumbang dewasa menyusup ke dalam.[2] Akibatnya, umbut dan bakal daun menjadi rusak yang ditandai daun kelapa menjadi berbentuk segitiga.[2] Kumbang yang muncul akan mulai berterbangan pada waktu senja hari atau malam hari menuju mahkota daun tanaman kelapa dan menuju ujung batang kemudian menggerek sampai ke titik tumbuh.[2] Hama kumbang kelapa termasuk dalam Ordo Coleoptera, merupakan serangga yang mengalami metamorfosis sempurna yang melewati stadia telur, larva, pupa, dan imago.[3] Telur serangga ini berwarna putih, bentuknya mula-mula oval, kemudian bulat dengan diameter kurang lebih 3 mm.[3] Telur-telur ini diletakkan oleh serangga betina pada tempat yang baik dan aman (misalnya dalam pohon kelapa yang melapuk), setelah 2 minggu telur-telur ini menetas. Stadia telur berkisar antara 11-13 hari, rata-rata 12 hari.[3]