Konsili Konstantinopel II: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
EmausBot (bicara | kontrib)
k Bot: Migrasi 36 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q205227
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 11: Baris 11:
|documents="Constitutum" dari [[Paus Vigilius]]}}
|documents="Constitutum" dari [[Paus Vigilius]]}}


'''Konsili Ekumenis Kelima''' (Konsili Konstantinopel Kedua) adalah sebuah [[Konsili Ekumenis]] [[Kristen]] yang diselenggarakan di [[Konstantinopel]] (5 Mei - 2 Juni 553), yang dihimpunkan oleh [[Yustinianus I|Kaisar Yustinianus]]. Konsili ini dihadiri oleh sebagian besar [[uskup]] [[Timur]]; hanya enam uskup [[Barat]] (Kartaginia) yang hadir. Konsili ini dipimpin oleh [[Eutikius]], [[Patriarkh]] dari Konstantinopel. Persidangan ini pada kenyataannya hanyalah tahap terakhir dari konflik yang panjang dan penuh kekerasan yang dimulai oleh edik dari [[Yustinianus I]] pada [[543]] melawan [[Origen]]isme (P.G., LXXXVI, 945-90). Kaisar diyakinkan bahwa [[Nestorianisme]] terus memperoleh kekuatannya dari tulisan-tulisan dari [[Teodorus dari Mopsuestia]] (meninggal 428), [[Teodoret dari Cyrus]] (meninggal 457), dan [[Ibas (uskup Asyur)|Ibas dari Edesa]] (meninggal 457), juga dari penghargaan pribadi yang dimiliki kedua orang penulis gerejawi yang disebutkan pertama, yang diberikan oleh banyak orang. Kejadian-kejadian yang menyebabkan konsili ini diselenggarakan akan diuraikan lebih mendalam dalam artikel-artikel mengenai [[Paus Vigilius]] dan dalam [[Pertikaian Tiga Pasal]]; di sini hanya akan disinggung secara singkat.
'''Konsili Konstantinopel Kedua''' yang juga disebut '''Konsili Ekumenis Kelima''' adalah sebuah [[Konsili Ekumenis]] [[gereja]] [[Kristen]] yang diselenggarakan di [[Konstantinopel]] pada tanggal 5 Mei - 2 Juni 553, yang dihimpunkan oleh [[Yustinianus I|Kaisar Yustinianus]]. Konsili ini dihadiri oleh sebagian besar [[uskup]] [[ritus Timur|Timur]]; hanya enam uskup [[ritus Barat|Barat]] (Kartaginia) yang hadir. Konsili ini dipimpin oleh [[Eutikius]], [[Patriarkh]] dari Konstantinopel. Persidangan ini pada kenyataannya hanyalah tahap terakhir dari konflik yang panjang dan penuh kekerasan yang dimulai oleh edik dari [[Yustinianus I]] pada [[543]] melawan ajaran [[Origen]] (''Origenisme'').<ref>P.G., LXXXVI, 945-90.</ref> Kaisar diyakinkan bahwa [[Nestorianisme]] terus memperoleh kekuatannya dari tulisan-tulisan [[Teodorus dari Mopsuestia]] (meninggal 428), [[Teodoret dari Cyrus]] (meninggal 457), dan [[Ibas (uskup Asyur)|Ibas dari Edesa]] (meninggal 457), juga dari penghargaan pribadi yang dimiliki kedua orang penulis gerejawi yang disebutkan pertama, yang diberikan oleh banyak orang. Kejadian-kejadian yang menyebabkan konsili ini diselenggarakan akan diuraikan lebih mendalam dalam artikel-artikel mengenai [[Paus Vigilius]] dan dalam [[Pertikaian Tiga Pasal]]; di sini hanya akan disinggung secara singkat.


<!--Dari [[25]] [[Januari]] [[547]], Paus Vigilius ditahan dengan paksa di Konstantinopel. Sebelumnya ia telah menolak ikut serta dalam mengutuk Keiga Pasal itu (yakni, pernyataan [[anatema]] singkat terhadap Teodorus dari Mopsuestia dan tulisan-tulisannya, terhadap Teodoret dari Cyrus dan tulisan-tulisannya, terhadap St. [[Kiril dari Alexandria]] dan [[Konsili Efesus]], dan terhadap surat yang ditulis oleh Ibas dari Edesa kepada Maris, Uskup dari Hardaschir di Persia). Belakangan (melalui ''Judicatum''nya, 11 April [[548]]) Vigilius mengutuk Ketiga Pasal itu (doktrin yang dipersoalkan memang layak dikecam), namun ia dengan tegas menyatakan otoritas [[Konsili Khalsedon]] (451) di mana Teodoret dan Ibas - namun baru setelah Nestorius dikutuk - telah dipulihkan ke dalam jabatan mereka; di Barat muncul ketidakpuasan oleh langkah ini yang tampaknya melemah di hadapan seemed a weakening before the civil power in purely ecclesiastical matters and an injustice to men long dead and judged by God; it was all the more objectionable as the Western ([[Latin]]) mind had no accurate knowledge of the theological situation among the Greeks of that day. In consequence of this Vigilius had persuaded Justinian to return the aforesaid papal document and to proclaim a truce on all sides until a general council could be called to decide these controversies. Both the emperor and the Greek bishops violated this promise of neutrality; the former, in particular, publishing ([[551]]) his famous edict, "Homologia tes pisteos", condemning anew the Three Chapters, and refusing to withdraw the same.
Dari [[25]] [[Januari]] [[547]], Paus Vigilius ditahan dengan paksa di Konstantinopel. Sebelumnya ia telah menolak ikut serta dalam mengutuk Ketiga Pasal itu (yakni, pernyataan [[anatema]] singkat terhadap Teodorus dari Mopsuestia serta tulisan-tulisannya, terhadap Teodoret dari Cyrus serta tulisan-tulisannya, terhadap St. [[Kiril dari Alexandria]] dan [[Konsili Efesus]], dan terhadap surat yang ditulis oleh Ibas dari Edesa kepada Maris, Uskup dari Hardaschir di Persia). Belakangan (melalui ''Judicatum''nya, 11 April [[548]]) Vigilius mengutuk Ketiga Pasal itu (karena menurutnya doktrin yang dipersoalkan memang layak dikecam), namun ia dengan tegas menyatakan otoritas [[Konsili Khalsedon]] (451) di mana Teodoret dan Ibas - baru setelah Nestorius dikutuk - telah dipulihkan ke dalam jabatan mereka; di Barat muncul ketidakpuasan oleh langkah ini yang tampaknya melemah di hadapan kekuasaan sipil terhadap urusan-urusan eklesiasikal murni dan suatu ketidakadilan bagi orang-orang yang telah lama mati dan dihakimi oleh Allah; yang lebih menjadikan keberatan lagi bagi pikiran anggota gereja Barat ([[Latin]]) adalah tidak adanya pengetahuan yang akurat akan situasi teologi di antara-antara gereja-gereja Yunani saat itu. Akibatnya Vigilius menghimbau Justinian untuk mengembalikan dokumen kepausan sebelumnya dan mengumumkan "truce" (damai sementara) bagi semua pihak sampai suatu konsili umum dapat diselenggarakan untuk menentukan kontroversi-kontroversi tersebut. Baik Kaisar maupun uskup-uskup Yunani melanggar janji kenetralan ini; Kaisar menerbitkan (pada tahun [[551]]) Edik yang terkenal, "Homologia tes pisteos", mengutuk sekali lagi "Ketiga Pasal", dan menolak untuk menarik Edik itu ketika diminta.


Karena protesnya yang keras Vigilius mengalami penganiayaan pribadi oleh pemerintahan sipil dan hampir kehilangan nyawanya; akhirnya ia mengundurkan diri ke [[Khalsedon]], di gereja St. Euphemia di mana [[Konsili Khalsedon]] pernah diselenggarakan, dan di sana ia menyampaikan keadaan gereja kepada umat Kristiani. Tidak lama kemudian para uskup [[ritus Timur|Timur]] mengupayakan rekonsiliasi dengannya, memintanya kembali ke kota, dan menarik semua yang telah dilakukan terhadap "Tiga Pasal"; [[Patriarkh]] yang baru di Konstantinopel, [[Eutikius]], penerus [[Mennas]], yang kelemahan dan ketundukannya menjadi penyebab utama semua kekerasan dan kekacauan ini, mengajukan (6 Januari [[553]]) pengakuan imannya kepada Vigilius dan, dalam persatuan dengan uskup-sukup Timur, menghimbau diadakannya suatu Konsili umum di bawah kepemimpinan sang paus. Vigilius bersedia, tetapi mengusulkan agar diadakan di [[Italia]] atau [[Sisilia]], supaya menjamin kehadiran uskup-uskup Barat. Justinian tidak setuju, tetapi sebaliknya mengusulkan agar dibentuk suatu komisi yang terdiri dari delegasi-delegasi dari setiap [[patriarkat]] besar; Vigilius mengusulkan agar jumlah yang sama dipilih dari Timur dan dari Barat; tetapi ini tidak disetujui oleh Kaisar, yang kemudian membuka Konsili itu atas otoritasnya sendiri pada hari dan cara yang disebutkan di atas. Vigilius menolak untuk hadir, bukan saja karena perbandingan jauh lebih banyak dari uskup Timur, tetapi juga takut terjadinya kekerasan; lagi pula, tidak satupun pendahulunya mengambil bagian secara langsung dalam suatu Konsili Timur. Ia tetap berpegang pada keputusan ini, sekalipun menyatakan kesediaan untuk memberikan penilaian independen terhadap hal-hal yang dibahas.
For his dignified protest Vigilius thereupon suffered various personal indignities at the hands of the civil authority and nearly lost his life; he retired finally to [[Chalcedon]], in the very church of St. Euphemia where the great council had been held, whence he informed [[Christendom]] of the state of affairs. Soon the Eastern bishops sought reconciliation with him, induced him to return to the city, and withdrew all that had hitherto been done against the Three Chapters; the new patriarch, [[Eutychius]], successor to [[Mennas]], whose weakness and subserviency were the immediate cause of all this violence and confusion, presented (6 Jan., [[553]]) his professor of faith to Vigilius and, in union with other Eastern bishops, urged the calling of a general council under the presidency of the pope. Vigilius was willing, but proposed that it should be held either in [[Italy]] or in [[Sicily]], in order to secure the attendance of Western bishops. To this Justinian would not agree, but proposed, instead, a kind of commission made up of delegates from each of the great [[Patriarchate|patriarchates]]; Vigilius suggested that an equal number be chosen from the East and the West; but this was not acceptable to the emperor, who thereupon opened the council by his own authority on the date and in the manner mentioned above. Vigilius refused to participate, not only on account of the overwhelming proportion of Eastern bishops, but also from fear of violence; moreover, none of his predecessors had ever taken part personally in an Eastern council. To this decision he was faithful, though he expressed his willingness to give an independent judgment on the matters at issue. Eight sessions were held, the result of which was the final condemnation of the Three Chapters by the 165 bishops present at the last session (2 June, [[553]]), in fourteen anathematisms similar to the thirteen previously issued by Justinian.


Diselenggarakan delapan sesi, dengan hasil pengutukan final terhadap "Tiga Pasal" oleh 165 uskup yang hadir dalam sesi terakhir (2 Juni [[553]]), dalam 14 anathematisme yang mirip dengan 13 yang sebelumnya dikeluarkan oleh Justinian.
In the meantime Vigilius had sent to the emperor (14 May) a document known as the first "Constitutum" ([[J. D. Mansi]], IX, 61-106), signed by himself and sixteen, mostly Western, bishops, in which sixteen [[heretical]] propositions of Theodore of Mopsuestia were condemned, and, in five anathematisms, his [[Christological]] teachings repudiated; it was forbidden, however, to condemn his person, or to proceed further in condemnation of the writings or the person of Theodoret, or of the letter of Ibas. It seemed indeed, under the circumstances, no easy task to denounce fittingly the certain errors of the great Antiochene theologian and his followers and yet uphold the reputation and authority of the Council of Chalcedon, which had been content with obtaining the essentials of submission from all sympathizers with Nestorius, but for that very reason had never been forgiven by the [[Monophysite]] opponents of Nestorius and his heresy, who were now in league with the numerous enemies of [[Origen]], and until the death ([[548]]) of [[Theodora (6th century)|Theodora]] had enjoyed the support of that influential empress.-->

Pada saat yang sama, Vigilius mengirimi Kaisar (14 Mei) sebuah dokumen yang dikenal sebagai "Constitutum" pertama,<ref>[[J. D. Mansi]], IX, 61-106.</ref> ditandatangani olehnya sendiri bersama 16 uskup, umumnya dari Barat, di mana 16 proposisi heretik Theodore dari Mopsuestia dikutuk, dan dalam 5 anathematisme, ajaran [[Kristologi]]-nya ditolak; namun, dilarang untuk mengutuk orangnya, atau meneruskan pengutukan terhadap Theodoret, maupun surat dari Ibas. Sesungguhnya nampak dalam keadaan itu tidaklah mudah untuk menolak dengan tepat sejumlah kesalahan-kesalahan tertentu dari ahli teologi Antiokhia serta pengikut-pengikutnya, sambil juga memegang reputasi dan otoritas [[Konsili Khalsedon]], yang telah puas dengan memperoleh pengakuan tunduk dari semua simpatisan Nestorius, tetapi karena alasan itu tidak dapat dimaafkan oleh penentang Nestorius dan ajaran heretiknya dari kalangan pengikut [[Monofisit]], yang sekarang bersekutu dengan banyak musuh [[Origen]], yang sampai pada kematian (tahun [[548]]) ratu Theodora, terus didukung oleh ratu yang berpengaruh tersebut.


Keputusan-keputusan konsili dilaksanakan dengan kekerasan sesuai dengan perilakunya, meskipun rekonsiliasi yang sangat diharapkan oleh kaum [[Monofisit]] tidak terjadi. [[Vigilius]], bersama-sama dengan orang-orang lain yang melawan keinginan Kaisar, seperti yang didaftarkan oleh para pejabat gereja yang diangkat istana yang taat, tampaknya telah disingkirkan ([[Hefele]], II, 905), bersama-sama dengan para uskup yang setia dan pejabat-pejabat gereja yang sejalan dengannya, entah ke [[Mesir Hulu]] atau ke sebuah pulau di [[Propontis]].
Keputusan-keputusan konsili dilaksanakan dengan kekerasan sesuai dengan perilakunya, meskipun rekonsiliasi yang sangat diharapkan oleh kaum [[Monofisit]] tidak terjadi. [[Vigilius]], bersama-sama dengan orang-orang lain yang melawan keinginan Kaisar, seperti yang didaftarkan oleh para pejabat gereja yang diangkat istana yang taat, tampaknya telah disingkirkan ([[Hefele]], II, 905), bersama-sama dengan para uskup yang setia dan pejabat-pejabat gereja yang sejalan dengannya, entah ke [[Mesir Hulu]] atau ke sebuah pulau di [[Propontis]].
Baris 23: Baris 25:
Pada sesi ke-7 Konsili, [[Yustinianus I|Yustinianus]] memerintahkan agar nama Vigilius disingkirkan dari [[Diptych]]. Namun tanpa prasangka dikatakan bahwa mereka akan mengadakan komuni dengan Gereja Roma. Tak lama kemudian para rohaniwan dan rakyat Roma, yang kini dibebaskan oleh [[Narses]] dari belenggu bangsa [[Goth]], memohon Kaisar untuk mengizinkan Paus kembali, yang disetujui oleh Yustinianus dengan syarat bahwa Vigilius mengakui Konsili yang terakhir. Akhirnya Vigilius menyetuji hal ini, dan dalam dua dokumen (sepucuk surat kepada [[Eutikius]] dari Konstantinopel, 8 Desember [[553]], dan "Constitutum" kedua pada 23 Februari [[554]], yang agaknya ditujukan kepada keuskupan Barat), akhirnya mengutuk Ketiga pasal (Mansi, IX, 424-20, 457-88; bdk. Hefele, II, 905-11), namun secara independen, dan tanpa menyebutkan Konsili itu.
Pada sesi ke-7 Konsili, [[Yustinianus I|Yustinianus]] memerintahkan agar nama Vigilius disingkirkan dari [[Diptych]]. Namun tanpa prasangka dikatakan bahwa mereka akan mengadakan komuni dengan Gereja Roma. Tak lama kemudian para rohaniwan dan rakyat Roma, yang kini dibebaskan oleh [[Narses]] dari belenggu bangsa [[Goth]], memohon Kaisar untuk mengizinkan Paus kembali, yang disetujui oleh Yustinianus dengan syarat bahwa Vigilius mengakui Konsili yang terakhir. Akhirnya Vigilius menyetuji hal ini, dan dalam dua dokumen (sepucuk surat kepada [[Eutikius]] dari Konstantinopel, 8 Desember [[553]], dan "Constitutum" kedua pada 23 Februari [[554]], yang agaknya ditujukan kepada keuskupan Barat), akhirnya mengutuk Ketiga pasal (Mansi, IX, 424-20, 457-88; bdk. Hefele, II, 905-11), namun secara independen, dan tanpa menyebutkan Konsili itu.


Perlawanannya tidak pernah didasarkan pada alasan-alasan doktriner, melainkan pada kesopanan dan ketepatan waktu dari langkah-langkah yang diusulkan, tindak kekerasan kekaisaran yang keliru, dan rasa khawatir bahwa wibawa Konsili Khalsedon akan dirugikan, khususnya di Barat, di mana, meskipun [[Paus Pelagius I]] (555-560), mengakuinya, Konsili Umum Kelima ini baru secara perlahan-lahan mendapatkan pengakuan masyarakat akan sifatnya yang [[ekumenis]]. Di Italia Utara, provinsi gerejawi di [[Milano]] dan [[Aquileia]] memisahkan diri dari komuni dengan Gereja Roma. Provinsi Milano baru menyerah menjelang akhir abad ke-6, sementara perlawanan Aquileia-Grado berkepanjangan hingga sekitar 700 (Hefele, op. cit., II, 911-27). (Untuk penghargaan yang sebanding terhadap perilaku Vigilius, lihat, selain artikel tentang Vigilius, penghakiman Bois, dalam Dict. de théol. cath., II, 1238-39.) Menurut keyakinan Katolik Roma tentang [[Infalibilitas Paus]], Paus selalu benar dalam hal doktrin yang terkait, dan menyerah, demi perdamaian, hanya apabila ia diyakinkan bahwa wibawa Khalsedon tidak perlu dikhawatirkan. Paus pertama-tama, bersama dengan seluruh Gereja di Barat, menganggapnya terancam oleh pekerjaan kaum Monofisit.
Perlawanannya tidak pernah didasarkan pada alasan-alasan doktriner, melainkan pada kesopanan dan ketepatan waktu dari langkah-langkah yang diusulkan, tindak kekerasan kekaisaran yang keliru, dan rasa khawatir bahwa wibawa Konsili Khalsedon akan dirugikan, khususnya di Barat, di mana, meskipun [[Paus Pelagius I]] (555-560), mengakuinya, Konsili Umum Kelima ini baru secara perlahan-lahan mendapatkan pengakuan masyarakat akan sifatnya yang [[ekumenis]]. Di Italia Utara, provinsi gerejawi di [[Milano]] dan [[Aquileia]] memisahkan diri dari komuni dengan Gereja Roma. Provinsi Milano baru tunduk menjelang akhir abad ke-6, sementara perlawanan Aquileia-Grado berkepanjangan hingga sekitar tahun 700.<ref>Hefele, op. cit., II, 911-27.</ref> (Untuk penghargaan yang sebanding terhadap perilaku Vigilius, dapat dilihat, selain artikel tentang Vigilius, penghakiman Bois, dalam Dict. de théol. cath., II, 1238-39.) Menurut keyakinan Katolik Roma tentang [[Infalibilitas Paus]], Paus selalu benar dalam hal doktrin yang terkait, dan menyerah, demi perdamaian, hanya apabila ia diyakinkan bahwa wibawa Khalsedon tidak perlu dikhawatirkan. Paus pertama-tama, bersama dengan seluruh Gereja di Barat, menganggapnya terancam oleh pekerjaan kaum Monofisit.


Akta konsili dalam bahasa Yunani aslinya telah hilang[http://www.ccel.org/fathers2/NPNF2-14/Npnf2-14-110.htm#P5504_1142201], tetapi masih ada tertinggal sebuah teks dalam bahasa Latin yang sangat tua, barangkali berasal dari masa yang sama dan dibuat untuk digunakan oleh Vigilius, dan yang pasti dikutip oleh penggantinya Pelagius I. Edisi Baluzenya dicetak dalam Mansi, "Coll. Conc.", IX, 163 sqq. Dalam [[Konsili Konstantinopel III|Konsili Umum Konstantinopel (680)]] berikutnya, ditemukan bahwa Akta yang asli dari Konsili Kelima ini telah diubah (Hefele, op. cit., II, 855-58) untuk mendukung Monothelitisme (=Doktrin yang menyatakan bahwa Yesus hanya mempunyai satu kehendak). Juga tidak dapat dipastikan bahwa dalam bentuknya yang sekarang Akta yang kita miliki ini memang lengkap seperti aslinya (ibid., pp. 859-60). Hal ini membawa akibat terhadap persoalan yang banyak dipertentangkan mengenai kutukan terhadap Origenisme pada konsili itu. Hefele, yang tergerak oleh kekunoan dan kenyataan bahwa laporan tentang pengutukan Origenes itu terus-menerus muncul, menyatakan (hlm. 861) bersama Kardinal Noris, bahwa di dalam Konsili ini Origenes memang dikutuk, namun hanya secara sepintas, dan bahwa namanya di dalam anatema ke-11 bukanlah sebuah [[interpolasi]].
Akta konsili dalam bahasa Yunani aslinya telah hilang[http://www.ccel.org/fathers2/NPNF2-14/Npnf2-14-110.htm#P5504_1142201], tetapi masih ada tertinggal sebuah teks dalam bahasa Latin yang sangat tua, barangkali berasal dari masa yang sama dan dibuat untuk digunakan oleh Vigilius, dan yang pasti dikutip oleh penggantinya, Pelagius I. Edisi Baluzenya dicetak dalam Mansi, "Coll. Conc.", IX, 163 sqq. Dalam [[Konsili Konstantinopel III|Konsili Umum Konstantinopel (680)]] berikutnya, ditemukan bahwa Akta yang asli dari Konsili Kelima ini telah diubah (Hefele, op. cit., II, 855-58) untuk mendukung Monotelitisme (=Doktrin yang menyatakan bahwa Yesus hanya mempunyai satu kehendak). Juga tidak dapat dipastikan bahwa dalam bentuknya yang sekarang Akta yang ada ini memang lengkap seperti aslinya (ibid., pp. 859-60). Hal ini membawa akibat banyak dipertentangkan mengenai kutukan terhadap Origenisme pada konsili itu. Hefele, yang tergerak oleh kekunoan dan kenyataan bahwa laporan tentang pengutukan Origenes itu terus-menerus muncul, menyatakan (hlm. 861) bersama Kardinal Noris, bahwa di dalam Konsili ini Origenes memang dikutuk, namun hanya secara sepintas, dan bahwa namanya di dalam anatema ke-11 bukanlah sebuah [[interpolasi]].


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==

Revisi per 15 Oktober 2013 16.38

 Artikel ini memuat teks dari suatu penerbitan yang sekarang berada dalam ranah publikHerbermann, Charles, ed. (1913). "nama artikel dibutuhkan". Catholic Encyclopedia. New York: Robert Appleton. 

Konsili Konstantinopel II
Waktu553
Diakui olehGereja Katolik Roma, Ortodoks Timur
Konsili sebelumnya
Konsili Khalsedon
Konsili berikutnya
Konsili Konstantinopel III
PenyelenggaraKaisar Yustinianus I
PemimpinEutikius dari Konstantinopel, Paus Vigilius tidak hadir
Jumlah peserta150 (sekitar 18 dari Italia dan 6 dari Afrika)
Pokok bahasanMonofisitisme
Dokumen dan keputusan
"Constitutum" dari Paus Vigilius
Daftar kronologis Konsili Ekumene

Konsili Konstantinopel Kedua yang juga disebut Konsili Ekumenis Kelima adalah sebuah Konsili Ekumenis gereja Kristen yang diselenggarakan di Konstantinopel pada tanggal 5 Mei - 2 Juni 553, yang dihimpunkan oleh Kaisar Yustinianus. Konsili ini dihadiri oleh sebagian besar uskup Timur; hanya enam uskup Barat (Kartaginia) yang hadir. Konsili ini dipimpin oleh Eutikius, Patriarkh dari Konstantinopel. Persidangan ini pada kenyataannya hanyalah tahap terakhir dari konflik yang panjang dan penuh kekerasan yang dimulai oleh edik dari Yustinianus I pada 543 melawan ajaran Origen (Origenisme).[1] Kaisar diyakinkan bahwa Nestorianisme terus memperoleh kekuatannya dari tulisan-tulisan Teodorus dari Mopsuestia (meninggal 428), Teodoret dari Cyrus (meninggal 457), dan Ibas dari Edesa (meninggal 457), juga dari penghargaan pribadi yang dimiliki kedua orang penulis gerejawi yang disebutkan pertama, yang diberikan oleh banyak orang. Kejadian-kejadian yang menyebabkan konsili ini diselenggarakan akan diuraikan lebih mendalam dalam artikel-artikel mengenai Paus Vigilius dan dalam Pertikaian Tiga Pasal; di sini hanya akan disinggung secara singkat.

Dari 25 Januari 547, Paus Vigilius ditahan dengan paksa di Konstantinopel. Sebelumnya ia telah menolak ikut serta dalam mengutuk Ketiga Pasal itu (yakni, pernyataan anatema singkat terhadap Teodorus dari Mopsuestia serta tulisan-tulisannya, terhadap Teodoret dari Cyrus serta tulisan-tulisannya, terhadap St. Kiril dari Alexandria dan Konsili Efesus, dan terhadap surat yang ditulis oleh Ibas dari Edesa kepada Maris, Uskup dari Hardaschir di Persia). Belakangan (melalui Judicatumnya, 11 April 548) Vigilius mengutuk Ketiga Pasal itu (karena menurutnya doktrin yang dipersoalkan memang layak dikecam), namun ia dengan tegas menyatakan otoritas Konsili Khalsedon (451) di mana Teodoret dan Ibas - baru setelah Nestorius dikutuk - telah dipulihkan ke dalam jabatan mereka; di Barat muncul ketidakpuasan oleh langkah ini yang tampaknya melemah di hadapan kekuasaan sipil terhadap urusan-urusan eklesiasikal murni dan suatu ketidakadilan bagi orang-orang yang telah lama mati dan dihakimi oleh Allah; yang lebih menjadikan keberatan lagi bagi pikiran anggota gereja Barat (Latin) adalah tidak adanya pengetahuan yang akurat akan situasi teologi di antara-antara gereja-gereja Yunani saat itu. Akibatnya Vigilius menghimbau Justinian untuk mengembalikan dokumen kepausan sebelumnya dan mengumumkan "truce" (damai sementara) bagi semua pihak sampai suatu konsili umum dapat diselenggarakan untuk menentukan kontroversi-kontroversi tersebut. Baik Kaisar maupun uskup-uskup Yunani melanggar janji kenetralan ini; Kaisar menerbitkan (pada tahun 551) Edik yang terkenal, "Homologia tes pisteos", mengutuk sekali lagi "Ketiga Pasal", dan menolak untuk menarik Edik itu ketika diminta.

Karena protesnya yang keras Vigilius mengalami penganiayaan pribadi oleh pemerintahan sipil dan hampir kehilangan nyawanya; akhirnya ia mengundurkan diri ke Khalsedon, di gereja St. Euphemia di mana Konsili Khalsedon pernah diselenggarakan, dan di sana ia menyampaikan keadaan gereja kepada umat Kristiani. Tidak lama kemudian para uskup Timur mengupayakan rekonsiliasi dengannya, memintanya kembali ke kota, dan menarik semua yang telah dilakukan terhadap "Tiga Pasal"; Patriarkh yang baru di Konstantinopel, Eutikius, penerus Mennas, yang kelemahan dan ketundukannya menjadi penyebab utama semua kekerasan dan kekacauan ini, mengajukan (6 Januari 553) pengakuan imannya kepada Vigilius dan, dalam persatuan dengan uskup-sukup Timur, menghimbau diadakannya suatu Konsili umum di bawah kepemimpinan sang paus. Vigilius bersedia, tetapi mengusulkan agar diadakan di Italia atau Sisilia, supaya menjamin kehadiran uskup-uskup Barat. Justinian tidak setuju, tetapi sebaliknya mengusulkan agar dibentuk suatu komisi yang terdiri dari delegasi-delegasi dari setiap patriarkat besar; Vigilius mengusulkan agar jumlah yang sama dipilih dari Timur dan dari Barat; tetapi ini tidak disetujui oleh Kaisar, yang kemudian membuka Konsili itu atas otoritasnya sendiri pada hari dan cara yang disebutkan di atas. Vigilius menolak untuk hadir, bukan saja karena perbandingan jauh lebih banyak dari uskup Timur, tetapi juga takut terjadinya kekerasan; lagi pula, tidak satupun pendahulunya mengambil bagian secara langsung dalam suatu Konsili Timur. Ia tetap berpegang pada keputusan ini, sekalipun menyatakan kesediaan untuk memberikan penilaian independen terhadap hal-hal yang dibahas.

Diselenggarakan delapan sesi, dengan hasil pengutukan final terhadap "Tiga Pasal" oleh 165 uskup yang hadir dalam sesi terakhir (2 Juni 553), dalam 14 anathematisme yang mirip dengan 13 yang sebelumnya dikeluarkan oleh Justinian.

Pada saat yang sama, Vigilius mengirimi Kaisar (14 Mei) sebuah dokumen yang dikenal sebagai "Constitutum" pertama,[2] ditandatangani olehnya sendiri bersama 16 uskup, umumnya dari Barat, di mana 16 proposisi heretik Theodore dari Mopsuestia dikutuk, dan dalam 5 anathematisme, ajaran Kristologi-nya ditolak; namun, dilarang untuk mengutuk orangnya, atau meneruskan pengutukan terhadap Theodoret, maupun surat dari Ibas. Sesungguhnya nampak dalam keadaan itu tidaklah mudah untuk menolak dengan tepat sejumlah kesalahan-kesalahan tertentu dari ahli teologi Antiokhia serta pengikut-pengikutnya, sambil juga memegang reputasi dan otoritas Konsili Khalsedon, yang telah puas dengan memperoleh pengakuan tunduk dari semua simpatisan Nestorius, tetapi karena alasan itu tidak dapat dimaafkan oleh penentang Nestorius dan ajaran heretiknya dari kalangan pengikut Monofisit, yang sekarang bersekutu dengan banyak musuh Origen, yang sampai pada kematian (tahun 548) ratu Theodora, terus didukung oleh ratu yang berpengaruh tersebut.

Keputusan-keputusan konsili dilaksanakan dengan kekerasan sesuai dengan perilakunya, meskipun rekonsiliasi yang sangat diharapkan oleh kaum Monofisit tidak terjadi. Vigilius, bersama-sama dengan orang-orang lain yang melawan keinginan Kaisar, seperti yang didaftarkan oleh para pejabat gereja yang diangkat istana yang taat, tampaknya telah disingkirkan (Hefele, II, 905), bersama-sama dengan para uskup yang setia dan pejabat-pejabat gereja yang sejalan dengannya, entah ke Mesir Hulu atau ke sebuah pulau di Propontis.

Pada sesi ke-7 Konsili, Yustinianus memerintahkan agar nama Vigilius disingkirkan dari Diptych. Namun tanpa prasangka dikatakan bahwa mereka akan mengadakan komuni dengan Gereja Roma. Tak lama kemudian para rohaniwan dan rakyat Roma, yang kini dibebaskan oleh Narses dari belenggu bangsa Goth, memohon Kaisar untuk mengizinkan Paus kembali, yang disetujui oleh Yustinianus dengan syarat bahwa Vigilius mengakui Konsili yang terakhir. Akhirnya Vigilius menyetuji hal ini, dan dalam dua dokumen (sepucuk surat kepada Eutikius dari Konstantinopel, 8 Desember 553, dan "Constitutum" kedua pada 23 Februari 554, yang agaknya ditujukan kepada keuskupan Barat), akhirnya mengutuk Ketiga pasal (Mansi, IX, 424-20, 457-88; bdk. Hefele, II, 905-11), namun secara independen, dan tanpa menyebutkan Konsili itu.

Perlawanannya tidak pernah didasarkan pada alasan-alasan doktriner, melainkan pada kesopanan dan ketepatan waktu dari langkah-langkah yang diusulkan, tindak kekerasan kekaisaran yang keliru, dan rasa khawatir bahwa wibawa Konsili Khalsedon akan dirugikan, khususnya di Barat, di mana, meskipun Paus Pelagius I (555-560), mengakuinya, Konsili Umum Kelima ini baru secara perlahan-lahan mendapatkan pengakuan masyarakat akan sifatnya yang ekumenis. Di Italia Utara, provinsi gerejawi di Milano dan Aquileia memisahkan diri dari komuni dengan Gereja Roma. Provinsi Milano baru tunduk menjelang akhir abad ke-6, sementara perlawanan Aquileia-Grado berkepanjangan hingga sekitar tahun 700.[3] (Untuk penghargaan yang sebanding terhadap perilaku Vigilius, dapat dilihat, selain artikel tentang Vigilius, penghakiman Bois, dalam Dict. de théol. cath., II, 1238-39.) Menurut keyakinan Katolik Roma tentang Infalibilitas Paus, Paus selalu benar dalam hal doktrin yang terkait, dan menyerah, demi perdamaian, hanya apabila ia diyakinkan bahwa wibawa Khalsedon tidak perlu dikhawatirkan. Paus pertama-tama, bersama dengan seluruh Gereja di Barat, menganggapnya terancam oleh pekerjaan kaum Monofisit.

Akta konsili dalam bahasa Yunani aslinya telah hilang[1], tetapi masih ada tertinggal sebuah teks dalam bahasa Latin yang sangat tua, barangkali berasal dari masa yang sama dan dibuat untuk digunakan oleh Vigilius, dan yang pasti dikutip oleh penggantinya, Pelagius I. Edisi Baluzenya dicetak dalam Mansi, "Coll. Conc.", IX, 163 sqq. Dalam Konsili Umum Konstantinopel (680) berikutnya, ditemukan bahwa Akta yang asli dari Konsili Kelima ini telah diubah (Hefele, op. cit., II, 855-58) untuk mendukung Monotelitisme (=Doktrin yang menyatakan bahwa Yesus hanya mempunyai satu kehendak). Juga tidak dapat dipastikan bahwa dalam bentuknya yang sekarang Akta yang ada ini memang lengkap seperti aslinya (ibid., pp. 859-60). Hal ini membawa akibat banyak dipertentangkan mengenai kutukan terhadap Origenisme pada konsili itu. Hefele, yang tergerak oleh kekunoan dan kenyataan bahwa laporan tentang pengutukan Origenes itu terus-menerus muncul, menyatakan (hlm. 861) bersama Kardinal Noris, bahwa di dalam Konsili ini Origenes memang dikutuk, namun hanya secara sepintas, dan bahwa namanya di dalam anatema ke-11 bukanlah sebuah interpolasi.

Pranala luar

  1. ^ P.G., LXXXVI, 945-90.
  2. ^ J. D. Mansi, IX, 61-106.
  3. ^ Hefele, op. cit., II, 911-27.