Esemka: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Botrie (bicara | kontrib)
k Robot: Perubahan kosmetika
Botrie (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-walikota +wali kota)
Baris 10: Baris 10:


Esemka Rajawali merupakan model [[SUV]] bermesin Esemka 1.5i,1.500 cc multi point injection 4 silinder yang mampu menghasilkan tenaga sebesar 33 horse power(hp) pada putaran 5.500 rpm dengan torsi puncak hingga 145 Nm di 4.100 rpm. Rajawali mampu menampung 7 orang karena mempunyai panjang 5.035 mm, lebar 1.690 mm,dan tinggi 1.630 mm. Rajawali juga telah dibekali sederet fitur elektronik mirip SUV premium lainnya, misalnya power steering, central lock, power window, AC dual zone, sensor parkir, hingga head unit CD player.
Esemka Rajawali merupakan model [[SUV]] bermesin Esemka 1.5i,1.500 cc multi point injection 4 silinder yang mampu menghasilkan tenaga sebesar 33 horse power(hp) pada putaran 5.500 rpm dengan torsi puncak hingga 145 Nm di 4.100 rpm. Rajawali mampu menampung 7 orang karena mempunyai panjang 5.035 mm, lebar 1.690 mm,dan tinggi 1.630 mm. Rajawali juga telah dibekali sederet fitur elektronik mirip SUV premium lainnya, misalnya power steering, central lock, power window, AC dual zone, sensor parkir, hingga head unit CD player.
Rajawali dirakit oleh [[SMK Negeri 2 Surakarta]] dan [[SMK Warga Surakarta]]. Mobil Esemka Rajawali menjadi terkenal setelah [[Joko Widodo]], walikota [[Solo]] memakainya sebagai mobil dinasnya. Esemka Rajawali akan di
Rajawali dirakit oleh [[SMK Negeri 2 Surakarta]] dan [[SMK Warga Surakarta]]. Mobil Esemka Rajawali menjadi terkenal setelah [[Joko Widodo]], wali kota [[Solo]] memakainya sebagai mobil dinasnya. Esemka Rajawali akan di
uji emisi sebelum siap diproduksi massal.
uji emisi sebelum siap diproduksi massal.



Revisi per 31 Mei 2012 14.46

Esemka adalah produk mobil hasil rakitan siswa-siswa Sekolah Menengah Kejuruan yang bekerja sama dengan institusi dalam negeri dan beberapa perusahaan lokal dan nasional. Kandungan komponen lokal (dalam negeri) berkisar antara 50%-90%.

Model

Beberapa prototipe Mobil Esemka sudah diluncurkan, bahkan ada yang sudah siap diproduksi massal, antara lain:

Esemka Rajawali

Berkas:Mobil-Esemka.jpg
Mobil Dinas Walikota Solo, Esemka Rajawali

Esemka Rajawali merupakan model SUV bermesin Esemka 1.5i,1.500 cc multi point injection 4 silinder yang mampu menghasilkan tenaga sebesar 33 horse power(hp) pada putaran 5.500 rpm dengan torsi puncak hingga 145 Nm di 4.100 rpm. Rajawali mampu menampung 7 orang karena mempunyai panjang 5.035 mm, lebar 1.690 mm,dan tinggi 1.630 mm. Rajawali juga telah dibekali sederet fitur elektronik mirip SUV premium lainnya, misalnya power steering, central lock, power window, AC dual zone, sensor parkir, hingga head unit CD player. Rajawali dirakit oleh SMK Negeri 2 Surakarta dan SMK Warga Surakarta. Mobil Esemka Rajawali menjadi terkenal setelah Joko Widodo, wali kota Solo memakainya sebagai mobil dinasnya. Esemka Rajawali akan di uji emisi sebelum siap diproduksi massal.

Esemka Digdaya

Esemka Digdaya generasi II

Esemka Digdaya merupakan model pikap kabin ganda yang dirakit oleh SMK 1 Singosari. Kendaraan ini berjenis MPV dan dipamerkan dalam Pameran Produk Indonesia 2009 Di Kemayoran Jakarta. Tenaga penggerak menggunakan mesin eks Timor 1.500 cc. Mobil Esemka Digdaya dirancang multifungsi, baik untuk kenyamanan berkendara maupun niaga. Kuat menampung hingga lima orang dan kabin belakangnya bisa mengangkut sepeda atau barang belanjaan. Digdaya dan Rajawali mempunyai spesifikasi mesin dan bodi yang sama. Mobil Digdaya ini dibandrol dengan harga dibawah Rp. 150 juta. Pilihan-pilihan untuk Rajawali dan Digdaya tersebut antara lain mesin bensin berkapasitas 1.800 cc, 2.000 cc, dan 2.200 cc. Sedangkan untuk yang berbahan bakar diesel sudah disiapkan 2.500cc. Dalam perkembangannya, Esemka Digdaya di kembangkan oleh beberapa SMK diseluruh pelosok tanah air, dan telah dilahirkan Esemka Digdaya II bermesin Esemka 1.5i dari SOLO Jawa Tengah

Esemka Bima

Esemka Bima Van 1.5i merupakan model van yang dirakit oleh SMK Negeri 6 Malang.

Esemka Hatchback

Esemka Hatchback merupakan model mobil kota dengan mesin 1.5i multi injection.

Esemka Surya

Esemka Surya merupakan yang dirakit oleh SMK Muhammadiyah 2 Borobudur bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Beberapa model yang dibangun antara lain mobil ambulans, mobil box roti, Sang Surya Esemka Rajawali, Sang Surya Esemka Double Cabin dan Sang Surya Mini Truk. Mobil ambulans yang di luncurkan telah memiliki kelengkapan surat ijin resmi dan telah laik jalan. Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 2 Borobudur, Yitno, BE, S.Pd mengklaim bahwa Esemka Surya Mini Truk mengandung 90% komponen lokal.

Esemka Zhangaro

Esemka Zhangaro merupakan model pikap niaga yang dirakit oleh SMK Negeri 10 Malang.

Esemka Patua

Berkas:Patua.jpg
Esemka Patua

Esemka Patua adalah truk mini (pikap) yang dirakit SMK 2 Surabaya.

Gagal Uji Emisi

Setelah menempuh perjalanan dari Surakarta menuju Jakarta, maka pada tanggal 27 Pebruari 2012 mobil Esemka Rajawali melakukan Uji Emisi Euro-2 di Balai Thermodinamika Motor dan Propulsi (BMTP) Serpong, Tangerang Selatan, Banten. Kendaraan didiamkan selama 6 jam untuk mendinginkan mesin, oli dan air radiator, kemudian Uji Emisi dilakukan dan hanya memakan waktu 19 menit 45 detik dengan 'hasil' tidak ada masalah dan kendala apapun, walaupun demikian hasil rinci uji emisi secara resmi hanya bisa diumumkan oleh Dirjen Perhubungan Darat sebagai pemberi perintah. BMTP berada di bawah Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang memiliki sertifikat internasional dan resmi.[1] Ini adalah salah satu langkah yang harus dipenuhi agar mobil tersebut dikatakan layak jalan dan dapat diproduksi massal, setelah mendapatkan Nomor Identifikasi Kendaraan (NIK). Kementerian Perhubungan belum bisa mengeluarkan Sertifikat Uji Tipe Kiat Esemka, karena hasil uji kendaraan tersebut di atas ternyata CO sebesar 11.63 gram/kilometer dan HC+NOx 2,69 gram/kilometer dimana seharusnya maksimum CO 5,0 gram/kilometer dan HC+NOx 0,70 gram/kilometer.[2]

Lihat Pula

Referensi

Pranala Luar