Gabriel Marcel: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
PT14danang (bicara | kontrib)
PT14danang (bicara | kontrib)
Baris 8: Baris 8:
Ia mengajar di perbagai Lycees secara berpindah-pindah; Vendome (1911-1912), Paris (1915-1918, 1939-1941), Sens (1919-1922) dan di Montpeiller (1941) yang tidak diduduki tentara Jerman di wilayah selatan.<ref name="Bertens"/> Lalu pada masa Perang Dunia ke I dia bekerja di [[Palang Merah]], dalam tugas pencarian orang-orang hilang, dia memiliki pandangan bahwa manusia kongkret tidak bisa disamakan dengan data yang terdapat dalam [[arsip]], [[formulir]], atau surat resmi lainnya.<ref name="Bertens"/> Pada tahun 1919 ia menikahi Jacqueline Boegner, kemenakan pendeta Boegner yang terkenal sebagai tokoh gerakan [[Oikumene]].<ref name="Bertens"/> Melalui pencarian yang panjang, akhirnya Marcel masuk Katolik pada tahun 1929.<ref name="Bertens"/> Di sini dia bertemu dengan penulis [[drama]] bernama Francois Mauriac.<ref name="Bertens"/> Mungkin hal inilah yang menyebabkan Marcel menolak sistematisasi dalam karya-karyanya.<ref name="Bertens"/> Marcel juga menulis karya-karya dalam bentuk drama sangat banyak jumlahnya.<ref name="Bertens"/>
Ia mengajar di perbagai Lycees secara berpindah-pindah; Vendome (1911-1912), Paris (1915-1918, 1939-1941), Sens (1919-1922) dan di Montpeiller (1941) yang tidak diduduki tentara Jerman di wilayah selatan.<ref name="Bertens"/> Lalu pada masa Perang Dunia ke I dia bekerja di [[Palang Merah]], dalam tugas pencarian orang-orang hilang, dia memiliki pandangan bahwa manusia kongkret tidak bisa disamakan dengan data yang terdapat dalam [[arsip]], [[formulir]], atau surat resmi lainnya.<ref name="Bertens"/> Pada tahun 1919 ia menikahi Jacqueline Boegner, kemenakan pendeta Boegner yang terkenal sebagai tokoh gerakan [[Oikumene]].<ref name="Bertens"/> Melalui pencarian yang panjang, akhirnya Marcel masuk Katolik pada tahun 1929.<ref name="Bertens"/> Di sini dia bertemu dengan penulis [[drama]] bernama Francois Mauriac.<ref name="Bertens"/> Mungkin hal inilah yang menyebabkan Marcel menolak sistematisasi dalam karya-karyanya.<ref name="Bertens"/> Marcel juga menulis karya-karya dalam bentuk drama sangat banyak jumlahnya.<ref name="Bertens"/>


Marcel sangat mencintai seni, hal ini terlihat dari [musik]] yang juga menjadikannya berarti, misalnya tokoh [[J.S Bach]], seorang musisi pada zaman [[Barok]].<ref name="Edmund">{{id}}Karl-Edmund Prier., ''Sejarah Musik – Jilid 2', Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi, 2007</ref> J.S Bach, bagi Marcel lebih penting dibanging Pascal, St. Agustinus maupun pengaran siapa pun.<ref name="Bertens"/> Dia adalah pemain [[piano]] yang sangat profesional.<ref name="Bertens"/>
Marcel sangat mencintai seni, hal ini terlihat dari [[musik]] yang juga menjadikannya berarti, misalnya tokoh [[J.S Bach]], seorang musisi pada zaman [[Barok]].<ref name="Edmund">{{id}}Karl-Edmund Prier., ''Sejarah Musik – Jilid 2', Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi, 2007</ref> J.S Bach, bagi Marcel lebih penting dibanging [[Pascal]], St. [[Agustinus]] maupun pengaran siapa pun.<ref name="Bertens"/> Dia adalah pemain [[piano]] yang sangat profesional.<ref name="Bertens"/>


Marcel banyak diundang untuk memberikan ceramah dan mengajar; di Jerman, Norwegia, Portugal, Amerika Serikat, Kanada, Amerika Selatan, Jepang, maroko dan Libanon.<ref name="Bertens"/> Penghargaan yang pernah ia terima adalah diangkat sebagai anggota ''Institut de France'', hadiah sastra [[Perancis]], hadiah [[Goethe]] dari kota [[hamburg]], hadian perdamaian dari toko buku Jerman, hadiah [[Erasmus]] dari [[Belanda]] dsb.<ref name="Bertens"/>
Marcel banyak diundang untuk memberikan ceramah dan mengajar; di [Jerman]], [[Norwegia]], [[Portugal]], [[Amerika Serikat]], [[Kanada]], [[Amerika Selatan]], [[Jepang]], [[Maroko]] dan [[Libanon]].<ref name="Bertens"/> Penghargaan yang pernah ia terima adalah diangkat sebagai anggota ''Institut de France'', hadiah sastra [[Perancis]], hadiah [[Goethe]] dari kota [[hamburg]], hadian perdamaian dari toko buku Jerman, hadiah [[Erasmus]] dari [[Belanda]] dsb.<ref name="Bertens"/>
Ia meninggal dunia pada tahun [[1973]].<ref name="Harun">Harun Hadiwijono. 1983. ''Sari Sejarah Filsafat Barat 2''. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 174-177.</ref><ref name="Bertens"/>
Ia meninggal dunia pada tahun [[1973]].<ref name="Harun">Harun Hadiwijono. 1983. ''Sari Sejarah Filsafat Barat 2''. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 174-177.</ref><ref name="Bertens"/>



Revisi per 24 Maret 2011 16.34

Batu Nisan Gabriel Marcel

Gabriel Marcel adalah seorang filsuf dari Perancis, dan merupakan salah satu filsuf eksistensialis yang berpengaruh besar di Perancis.[1] Selain sebagai filsuf, ia dikenal juga sebagai musisi, kritikus drama, dan pengarang.[1] Tulisan-tulisan filsafat Marcel seringkali ditulis dalam bentuk drama.[1]

Riwayat Hidup

Marcel dilahirkan pada tahun 1889 di Paris.[2] [3] Ayahnya seorang [[Katolik] dan ibunya keturunan [[Yahudi].[3] Kematian ibu kandungnya membuat Marcel hidup dalam ketidakbahagiaan, karena ayahnya menikah lagi.[3] Namun berkat kunjungannya ke luar negeri (Jerman dan Italia) menjadikan dia berpikir terbuka sejak semula menjadi filsuf.[3] Ia mendapatkan gelar sarjana dalam filsafat pada tahun 1910 di Universitas Sorbonne pada usia 20 tahun.[2] Pada awalnya ia tertarik dengan idealisme dan menolah positivisme, namun kemudian mengikuti eksistensialisme.[2]

Ia mengajar di perbagai Lycees secara berpindah-pindah; Vendome (1911-1912), Paris (1915-1918, 1939-1941), Sens (1919-1922) dan di Montpeiller (1941) yang tidak diduduki tentara Jerman di wilayah selatan.[3] Lalu pada masa Perang Dunia ke I dia bekerja di Palang Merah, dalam tugas pencarian orang-orang hilang, dia memiliki pandangan bahwa manusia kongkret tidak bisa disamakan dengan data yang terdapat dalam arsip, formulir, atau surat resmi lainnya.[3] Pada tahun 1919 ia menikahi Jacqueline Boegner, kemenakan pendeta Boegner yang terkenal sebagai tokoh gerakan Oikumene.[3] Melalui pencarian yang panjang, akhirnya Marcel masuk Katolik pada tahun 1929.[3] Di sini dia bertemu dengan penulis drama bernama Francois Mauriac.[3] Mungkin hal inilah yang menyebabkan Marcel menolak sistematisasi dalam karya-karyanya.[3] Marcel juga menulis karya-karya dalam bentuk drama sangat banyak jumlahnya.[3]

Marcel sangat mencintai seni, hal ini terlihat dari musik yang juga menjadikannya berarti, misalnya tokoh J.S Bach, seorang musisi pada zaman Barok.[4] J.S Bach, bagi Marcel lebih penting dibanging Pascal, St. Agustinus maupun pengaran siapa pun.[3] Dia adalah pemain piano yang sangat profesional.[3]

Marcel banyak diundang untuk memberikan ceramah dan mengajar; di [Jerman]], Norwegia, Portugal, Amerika Serikat, Kanada, Amerika Selatan, Jepang, Maroko dan Libanon.[3] Penghargaan yang pernah ia terima adalah diangkat sebagai anggota Institut de France, hadiah sastra Perancis, hadiah Goethe dari kota hamburg, hadian perdamaian dari toko buku Jerman, hadiah Erasmus dari Belanda dsb.[3] Ia meninggal dunia pada tahun 1973.[2][3]

Karya-karya yang dihasilkan

Bentuk-bentuk karya Marcel tidaklah sistematis, namun berifat buku harian, artikel-artikel dan kumpulan ceramah.[3]

  • 'Journal Metaphysique (1927) - Buku harian metafisis
  • Position et Approaches concrete du mystere ontologiquo (1933) - Perumusan pendekatan-pendekatan konkret terhadap misteri ontologi
  • Etre et avoir (1935 - Ada dan mempunyai
  • Homo Viator (1945) - manusia yang sedang berjalan
  • Le Mistere de L'etre (1951) - Misteri Ada
  • Les hommes contre l'humaine (1951)- Manusia melawan manusiawi
  • L'homme problematique (1955)- Manusia sebagai problem
  • Presence et immortalite (1959) - Kehadiran dan kebakaan
  • la dignite humaine (1964) - Martabat manusia
  • Paix sur tere (1965)- Damai di bumi

Teori Pemikiran

Marcel menyatakan bahwa manusia tidak dapat hidup sendirian, melainkan harus bersama manusia-manusia lainnya.[2] Akan tetapi, manusia juga memiliki kebebasan yang bersifat otonom.[2] Otonomi inilah yang membuat manusia dapat melakukan pilihan, yaitu mengatakan "ya" atau "tidak" terhadap segala sesuatu yang dihadapinya.[2] Akan tetapi, manusia harus juga terbuka terhadap orang lain.[2] Jika tidak, manusia akan menjadi terasing, bukan saja dari sesamanya, tetapi dari dirinya sendiri.[2]

Referensi

  1. ^ a b c (Inggris)K.R. Hanley. 1999. "Marcel, Gabriel". In The Cambridge Dictionary of Philosophy. Robert Audi, ed. 834-835. London: Cambridge University Press.
  2. ^ a b c d e f g h i Harun Hadiwijono. 1983. Sari Sejarah Filsafat Barat 2. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 174-177.
  3. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q (Indonesia) Karl Bertens., Filsafat Barat Kontemporer - Perancis, Jakarta: Gramedia, 2001
  4. ^ (Indonesia)Karl-Edmund Prier., Sejarah Musik – Jilid 2', Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi, 2007