Max Havelaar: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Alecs.bot (bicara | kontrib)
k bot Menambah: it:Max Havelaar
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
{{otheruses4|buku|film|Max Havelaar (film)}}
[[Berkas:Max_havelaar_buku.jpg|frame|Sampul buku ''Max Havelaar'']]
[[Berkas:Max_havelaar_buku.jpg|frame|Sampul buku ''Max Havelaar'']]
'''''Max Havelaar''''' adalah karya [[Multatuli]] (Eduard Douwes Dekker), terbit pada tahun [[1860]], yang diakui sebagai karya [[sastra Belanda]] yang sangat penting karena memelopori gaya tulisan baru.
'''''Max Havelaar''''' adalah karya [[Multatuli]] (Eduard Douwes Dekker), terbit pada tahun [[1860]], yang diakui sebagai karya [[sastra Belanda]] yang sangat penting karena memelopori gaya tulisan baru.{{fact}}


Di [[Indonesia]], karya ini sangat dihargai karena untuk pertama kalinya inilah karya yang dengan jelas dan lantang membeberkan nasib buruk rakyat yang dijajah. Max Havelaar bercerita tentang sistem [[tanam paksa]] yang menindas kaum [[bumiputra]] di daerah [[Lebak]], [[Banten]]. ''Max Havelaar'' adalah karya besar yang diakui sebagai bagian dari karya sastra dunia. Di salah satu bagiannya memuat drama tentang Saijah dan Adinda yang sangat menyentuh hati pembaca, sehingga sering kali dikutip dan menjadi topik untuk dipentaskan di panggung.
Di [[Indonesia]], karya ini sangat dihargai karena untuk pertama kalinya inilah karya yang dengan jelas dan lantang membeberkan nasib buruk rakyat yang dijajah. Max Havelaar bercerita tentang sistem [[tanam paksa]] yang menindas kaum [[bumiputra]] di daerah [[Lebak]], [[Banten]]. ''Max Havelaar'' adalah karya besar yang diakui sebagai bagian dari karya sastra dunia. Di salah satu bagiannya memuat drama tentang Saijah dan Adinda yang sangat menyentuh hati pembaca, sehingga sering kali dikutip dan menjadi topik untuk dipentaskan di panggung.

Revisi per 20 November 2009 16.05

Sampul buku Max Havelaar

Max Havelaar adalah karya Multatuli (Eduard Douwes Dekker), terbit pada tahun 1860, yang diakui sebagai karya sastra Belanda yang sangat penting karena memelopori gaya tulisan baru.[butuh rujukan]

Di Indonesia, karya ini sangat dihargai karena untuk pertama kalinya inilah karya yang dengan jelas dan lantang membeberkan nasib buruk rakyat yang dijajah. Max Havelaar bercerita tentang sistem tanam paksa yang menindas kaum bumiputra di daerah Lebak, Banten. Max Havelaar adalah karya besar yang diakui sebagai bagian dari karya sastra dunia. Di salah satu bagiannya memuat drama tentang Saijah dan Adinda yang sangat menyentuh hati pembaca, sehingga sering kali dikutip dan menjadi topik untuk dipentaskan di panggung.

Roman ini hanya ditulis oleh Multatuli dalam tempo sebulan pada tahun 1859 di sebuah losmen di Belgia. Setahun kemudian, tepatnya pada tahun 1860 roman itu terbit untuk pertama kalinya.

Hermann Hesse dalam bukunya berjudul: Die Welt Bibliothek (Perpustakaan Dunia) memasukkan Max Havelaar dalam deret buku bacaan yang sangat dikaguminya. Bahkan Max Havelaar sekarang menjadi bacaan wajib di sekolah-sekolah di Belanda.

Terjemahan ke bahasa Indonesia

HB Jassin menerjemahkan Max Havelaar dari bahasa aslinya Belanda ke dalam bahasa Indonesia pada tahun 1972. Tahun 1973 buku tersebut dicetak ulang.

Pada tahun 1973 Jassin mendapat penghargaan dari yayasan Prins Bernhard. Dia diundang untuk tinggal di Belanda selama satu tahun.

Lihat pula