Unjuk rasa dan kerusuhan Papua 2019: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
tambah
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 2: Baris 2:
{{Infobox event
{{Infobox event
|title = Unjuk rasa dan kerusuhan Papua dan Papua Barat 2019
|title = Unjuk rasa dan kerusuhan Papua dan Papua Barat 2019
|image =
|image = Sarmi Protests Long March.jpg
|image_size =
|image_size =
|image_alt =
|image_alt =

Revisi per 27 Agustus 2019 01.53

Unjuk rasa dan kerusuhan Papua dan Papua Barat 2019
Tanggal19–21 Agustus 2019 (2019-08-21)
LokasiPapua dan Papua Barat, Indonesia
JenisUnjuk rasa, kerusuhan
PenyebabMenanggapi penangkapan sejumlah mahasiswa asal Papua di Jawa Timur
Cedera3 Polisi[1]
Kerugian harta benda1 Gedung DPRD dan 1 Gedung bekas kantor Gubernur Papua Barat[1]

Pada tanggal 19-21 Agustus 2019, terjadi unjuk rasa dan kerusuhan di beberapa kota di provinsi Papua dan Papua Barat, Indonesia.[2][3] Aksi unjuk rasa tersebut dilakukan untuk menyikapi peristiwa penangkapan sejumlah mahasiswa asal Papua oleh aparat kepolisian dan tentara di beberapa tempat di Jawa Timur pada tanggal 17 Agustus 2019.[4][5]

Latar belakang

Unjuk rasa dan bentrokan di Malang dan sejumlah kota lain

Pada tanggal 15 Agustus 2019, bertepatan dengan peringatan penandatanganan Perjanjian New York dan pembahasan tentang Papua pada pertemuan Forum Kepulauan Pasifik di Tuvalu yang juga diikuti oleh pimpinan Persatuan Gerakan Kemerdekaan Papua Barat (ULMWP) Benny Wenda,[6][7] unjuk rasa terjadi di beberapa kota di Indonesia, termasuk Jayapura, Sentani, Ternate, Ambon, Bandung, Yogyakarta, Jakarta, dan Malang.[8] Pelaku unjuk rasa tersebut termasuk Komite Aksi ULMWP, Aliansi Mahasiswa Papua (AMP), Front Rakyat Indonesia untuk West Papua (FRI-WP), dan Komunitas Mahasiswa Papua (KMP). Di Yogyakarta dan Jakarta, aksi unjuk rasa tersebut berlangsung tanpa gangguan. Di Bandung, unjuk rasa harus pindah lokasi untuk menghindari serangan dari lebih dari seratus orang milisi sipil. Sementara itu, unjuk rasa di Jayapura, Sentani, Ternate, dan Ambon dibubarkan oleh aparat keamanan dan para pengunjuk rasa ditangkap, walaupun kemudian dilepas kembali setelah beberapa waktu.[9]

Di Malang, massa pengunjuk rasa berbentrokan dengan warga yang menghadang mereka dan kemudian dengan massa Aremania yang hendak menyaksikan pertandingan sepak bola antara Arema dan Persebaya. Sekitar pukul 9 pagi, ketika hendak menuju ke balaikota Malang, massa pengunjuk rasa dari Aliansi Mahasiswa Papua dan Front Rakyat Indonesia untuk West Papua dihadang oleh sejumlah warga di sekitar perempatan Rajabali. Terjadi cekcok antara pengunjuk rasa dan massa penghadang, yang diikuti dengan kejar-kejaran dan saling lempar batu antarmassa di Jalan Basuki Rahmat. Polisi kemudian melerai dan menyekat kedua massa tersebut. Massa pengunjuk rasa kemudian sempat berorasi mengaspirasikan kemerdekaan Papua. Sekitar pukul 10.15, massa Aremania yang kebetulan hendak menuju pertandingan di Stadion Kanjuruhan mulai berdatangan di lokasi. Selanjutnya, terjadi saling teriak antarmassa dan pembubaran paksa oleh massa Aremania. Bentrokan baru benar-benar bisa dihentikan sekitar pukul 10.30. Massa pengunjuk rasa kemudian diangkut dengan truk polisi dan selanjutnya dipulangkan, sementara pengunjuk rasa yang terluka langsung dibawa ke rumah sakit.[10][8][11]

Kepolisian Kota Malang menyatakan kepada pers setelah kejadian bahwa unjuk rasa di Malang tersebut tidak berizin karena pihaknya tidak memberikan tanda terima pengajuan permohonan unjuk rasa.[12][11][13] Selain itu, ketika ditanyai oleh pers mengenai kemungkinan pemulangan mahasiswa Papua ke daerah asalnya setelah kejadian tersebut, Wakil Walikota Malang Sofyan Edi Jarwoko menjawab bahwa hal itu dapat menjadi salah satu pilihan.[14]

Sementara itu, pihak Aliansi Mahasiswa Papua selaku pelaku unjuk rasa menyatakan bahwa mereka dihadang dan diserang oleh kelompok organisasi masyarakat. Mereka mendapatkan ujaran kebencian dan kekerasan fisik yang membuat lima orang terluka. Selain itu, menurut mereka, pihak kepolisian membiarkan kekerasan tersebut terjadi pada mereka.[15][16]

Asrama mahasiswa Papua di Surabaya

Kronologi

Kelanjutan

Rujukan

  1. ^ a b "Demo di Manokwari, Tiga Polisi di Papua Terluka". nasional (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-08-20. 
  2. ^ "Kronologi Kericuhan di Manokwari". Republika Online. 2019-08-19. Diakses tanggal 2019-08-19. 
  3. ^ Siagian, Wilpret. "Selain Manokwari, Massa di Jayapura Long March Menuju Kantor DPRD". detiknews. Diakses tanggal 2019-08-19. 
  4. ^ "Hentikan Rasisme dan Diskriminasi Mahasiswa Papua! -". 2019-08-19. Diakses tanggal 2019-08-19. 
  5. ^ "Kecam persekusi dan rasisme, ribuan pengunjukrasa menuju kantor Gubernur Papua". JUBI (dalam bahasa Inggris). 2019-08-19. Diakses tanggal 2019-08-19. 
  6. ^ Lyons, Kate; Doherty, Ben (16 Agustus 2019). "West Papua: Pacific leaders urge UN visit to region's 'festering human rights sore'". The Guardian (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 23 Agustus 2019. In the past 24 hours, a series of demonstrations in West Papua and across other Indonesian provinces - planned to coincide with and the Pacific Islands Forum’s consideration of West Papua - were broken up early by police with mass arrests. 
  7. ^ ABC Australia (12 Agustus 2019). "Vanuatu Ikutkan Tokoh Papua Merdeka di Forum Pasifik, Indonesia Kesal". detikNews. Diakses tanggal 23 Agustus 2019. 
  8. ^ a b "Kronik Rusuh Papua, dari Malang Menjalar hingga Makassar". CNN Indonesia. 20 Agustus 2019. Diakses tanggal 23 Agustus 2019. 
  9. ^ "Summary of Violations of Freedom of Expression on West Papua: 15 August 2019". Tapol.org (dalam bahasa Inggris). 16 Agustus 2019. Diakses tanggal 23 Agustus 2019. 
  10. ^ Rida Ayu (15 Agustus 2019). "Detik-detik Aremania Pukul Mundur Aksi AMP di Kayutangan". Radarmalang.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 Agustus 2019. Diakses tanggal 24 Agustus 2019. 
  11. ^ a b Zainul Arifin (15 Agustus 2019). "Mahasiswa Papua Terlibat Bentrok dengan Warga di Malang". Liputan6.com. Diakses tanggal 26 Agustus 2019. 
  12. ^ Andi Hartik (15 Agustus 2019). "Mahasiswa Papua Terlibat Bentrok dengan Warga di Kota Malang". Kompas.com. Diakses tanggal 26 Agustus 2019. 
  13. ^ Muhammad Aminudin (15 Agustus 2019). "Mahasiswa Papua yang Rusuh di Malang Tak Kantongi Izin Demo". DetikNews. Diakses tanggal 26 Agustus 2019. 
  14. ^ Nurlayla Ratri (19 Agustus 2019). Heryanto, ed. "Statement Asli Wakil Wali Kota Malang dan Kronologi Ricuh Demonstrasi Mahasiswa Papua". Malangtimes. Diakses tanggal 26 Agustus 2019. 
  15. ^ Aminatus Sofya & Rifky Edgar (15 Agustus 2019). Mujib Anwar, ed. "Aliansi Mahasiswa Papua Demonstrasi di Malang Ngaku Dipukul & 5 Luka Berat, Polisi Sebut Langgar UU". Tribunmadura.com. Diakses tanggal 24 Agustus 2019. 
  16. ^ Eko Widianto (15 Agustus 2019). Juli Hantoro, ed. "Mahasiswa Papua di Malang Mengaku Diserang Kelompok Ormas". Tempo.co. Diakses tanggal 26 Agustus 2019.