Kerajinan tangan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Pinerineks (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 3: Baris 3:
[[Berkas:Artesanía de Salta.jpg|250px|jmpl|ka|Kriya]]
[[Berkas:Artesanía de Salta.jpg|250px|jmpl|ka|Kriya]]


'''Kriya''' atau '''hastakarya''' adalah kegiatan seni yang menitik-beratkan kepada keterampilan tangan dan fungsi untuk mengolah bahan baku yang sering ditemukan di lingkungan menjadi benda-benda yang tidak hanya bernilai pakai, tetapi juga bernilai [[estetika|estetis]].
'''Kriya''' atau '''hastakarya, kerajinan tangan''' adalah kegiatan seni yang menitik-beratkan kepada keterampilan tangan dan fungsi untuk mengolah bahan baku yang sering ditemukan di lingkungan menjadi benda-benda yang tidak hanya bernilai pakai, tetapi juga bernilai [[estetika|estetis]].


Kriya bisa "meminjam" banyak pengetahuan dalam [[seni rupa|seni rupa murni]] seperti cara mematung atau mengukir untuk menghasilkan produk, namun tetap dengan tidak terlalu berkonsentrasi kepada kepuasan emosi seperti lazim terjadi misalnya pada karya lukis dan patung. Kriya juga lebih sering mengikuti tradisi daripada penemuan yang sering ditemukan secara individu oleh seorang [[perupa]]. Kriya bisa berbentuk karya dari tanah, batu, kain, logam ataupun kayu.
Kriya bisa "meminjam" banyak pengetahuan dalam [[seni rupa|seni rupa murni]] seperti cara mematung atau mengukir untuk menghasilkan produk, namun tetap dengan tidak terlalu berkonsentrasi kepada kepuasan emosi seperti lazim terjadi misalnya pada karya lukis dan patung. Kriya juga lebih sering mengikuti tradisi daripada penemuan yang sering ditemukan secara individu oleh seorang [[perupa]]. Kriya bisa berbentuk karya dari tanah, batu, kain, logam ataupun kayu.

Revisi per 19 Januari 2019 16.50

Kriya

Kriya atau hastakarya, kerajinan tangan adalah kegiatan seni yang menitik-beratkan kepada keterampilan tangan dan fungsi untuk mengolah bahan baku yang sering ditemukan di lingkungan menjadi benda-benda yang tidak hanya bernilai pakai, tetapi juga bernilai estetis.

Kriya bisa "meminjam" banyak pengetahuan dalam seni rupa murni seperti cara mematung atau mengukir untuk menghasilkan produk, namun tetap dengan tidak terlalu berkonsentrasi kepada kepuasan emosi seperti lazim terjadi misalnya pada karya lukis dan patung. Kriya juga lebih sering mengikuti tradisi daripada penemuan yang sering ditemukan secara individu oleh seorang perupa. Kriya bisa berbentuk karya dari tanah, batu, kain, logam ataupun kayu.

Sejarah

Kriya mulai berkembang di Zaman Neolitikum atau Zaman Batu Muda.[1] Zaman ini adalah masa perubahan yang sangat besar dalam hidup manusia. Perubahan ini tampak pada kehidupan manusia yang berpindah dari mengumpulkan makanan menjadi memproduksi makanan. Manusia tidak lagi berpindah tempat namun menetap di satu tempat. Mereka telah mengenal bercocok tanam dan beternak. Karena telah menetap di satu tempat, maka lambat laun mereka memiliki kepandaian membuat rumah. Karena hidup mereka bermasyarakat, mereka mulai memikirkan banyak hal, termasuk diantaranya membuat benda-benda kriya, yakni tidak hanya memiliki fungsi tertentu, tetapi juga menarik untuk dilihat.

Pembuatan benda-benda kriya ini menyertai pembuatan alat-alat baru yang merupakan warisan Zaman Palaeolitikum dan Zaman Mesolitikum. Lewat percampuran dengan budaya-budaya lain di Asia, kriya di Indonesia semakin kaya dengan motif hias.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Pers., Rajawali (2009). Sejarah kebudayaan Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers. ISBN 9789797692698. OCLC 465193408. 

Pranala luar