Status quo ante bellum: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Pierrewee (bicara | kontrib)
Pierrewee (bicara | kontrib)
Baris 9: Baris 9:
Contoh awal adalah traktat yang mengakhiri [[Perang Romawi Timur-Sassaniyah 602-628]] antara Kekaisaran [[Kekaisaran Romawi Timur|Romawi Timur]] dan [[Kekaisaran Sasaniyah|Sasaniyah Persia]]. Persia telah menduduki [[Asia Kecil]], [[Palestina]], dan [[Mesir]]. Setelah serangan balasan Romawi yang sukses di [[Mesopotamia]] akhirnya mengakhiri perang, integritas perbatasan timur Romawi seperti sebelum tahun 602 dipulihkan sepenuhnya. Kedua kekaisaran kehabisan tenaga setelah perang ini, dan tidak satu pun yang siap untuk mempertahankan diri ketika [[Peperangan Romawi Timur-Arab#Konflik-konflik awal|pasukan Islam]] muncul dari [[Jazirah Arab]] pada tahun 632.
Contoh awal adalah traktat yang mengakhiri [[Perang Romawi Timur-Sassaniyah 602-628]] antara Kekaisaran [[Kekaisaran Romawi Timur|Romawi Timur]] dan [[Kekaisaran Sasaniyah|Sasaniyah Persia]]. Persia telah menduduki [[Asia Kecil]], [[Palestina]], dan [[Mesir]]. Setelah serangan balasan Romawi yang sukses di [[Mesopotamia]] akhirnya mengakhiri perang, integritas perbatasan timur Romawi seperti sebelum tahun 602 dipulihkan sepenuhnya. Kedua kekaisaran kehabisan tenaga setelah perang ini, dan tidak satu pun yang siap untuk mempertahankan diri ketika [[Peperangan Romawi Timur-Arab#Konflik-konflik awal|pasukan Islam]] muncul dari [[Jazirah Arab]] pada tahun 632.


Contoh lain adalah [[Perang Abyssinian-Adal]] abad ke-16 antara [[Kesultanan Adal]] Muslim dan [[Kekaisaran Etiopia]] Kristen yang berakhir dengan jalan buntu. Kedua kekaisaran kehabisan tenaga setelah perang ini, dan tidak satu pun yang siap untuk mempertahankan diri melawan [[Migrasi Oromo]] kaum pagan.<ref>{{cite journal|last1=Gikes|first1=Patrick|title=Wars in the Horn of Africa and the dismantling of the Somali State|journal=African Studies|date=2002|volume=2|page=89–102|publisher=University of Lisbon|url=https://cea.revues.org/1280|accessdate=7 November 2016}}</ref>
Contoh lain adalah [[Perang Etiopia-Adal]] abad ke-16 antara [[Kesultanan Adal]] Muslim dan [[Kekaisaran Etiopia]] Kristen yang berakhir dengan jalan buntu. Kedua kekaisaran kehabisan tenaga setelah perang ini, dan tidak satu pun yang siap untuk mempertahankan diri melawan [[Migrasi Oromo]] kaum pagan.<ref>{{cite journal|last1=Gikes|first1=Patrick|title=Wars in the Horn of Africa and the dismantling of the Somali State|journal=African Studies|date=2002|volume=2|page=89–102|publisher=University of Lisbon|url=https://cea.revues.org/1280|accessdate=7 November 2016}}</ref>


== Lihat juga ==
== Lihat juga ==

Revisi per 15 Oktober 2018 07.19

Istilah status quo ante bellum (sering disingkat menjadi status quo ante) adalah sebuah frasa bahasa Latin yang berarti "keadaan sebagaimana adanya sebelum perang".[1]

Istilah ini awalnya digunakan dalam perjanjian internasional untuk mengacu pada penarikan pasukan musuh dan pemulihan kepemimpinan sebelum perang. Ketika digunakan sedemikian, hal tersebut berarti bahwa tidak ada pihak yang memperoleh tambahan atau kehilangan wilayah atau hak-hak ekonomi dan politik. Ini berlawanan dengan uti possidetis, di mana masing-masing pihak mempertahankan wilayah apa pun dan properti lain yang dikuasainya pada akhir perang.

Istilah ini telah digeneralisasikan untuk membentuk frasa status quo dan status quo ante. Di luar konteks ini, istilah antebellum adalah, di Amerika Serikat, biasanya dikaitkan dengan periode sebelum Perang Saudara Amerika, sementara di Eropa dan tempat lain dengan periode sebelum Perang Dunia I.

Contoh historis

Contoh awal adalah traktat yang mengakhiri Perang Romawi Timur-Sassaniyah 602-628 antara Kekaisaran Romawi Timur dan Sasaniyah Persia. Persia telah menduduki Asia Kecil, Palestina, dan Mesir. Setelah serangan balasan Romawi yang sukses di Mesopotamia akhirnya mengakhiri perang, integritas perbatasan timur Romawi seperti sebelum tahun 602 dipulihkan sepenuhnya. Kedua kekaisaran kehabisan tenaga setelah perang ini, dan tidak satu pun yang siap untuk mempertahankan diri ketika pasukan Islam muncul dari Jazirah Arab pada tahun 632.

Contoh lain adalah Perang Etiopia-Adal abad ke-16 antara Kesultanan Adal Muslim dan Kekaisaran Etiopia Kristen yang berakhir dengan jalan buntu. Kedua kekaisaran kehabisan tenaga setelah perang ini, dan tidak satu pun yang siap untuk mempertahankan diri melawan Migrasi Oromo kaum pagan.[2]

Lihat juga

Referensi

  1. ^ "status quo ante bellum". Merriam-Webster Online. Diakses tanggal January 28, 2013. 
  2. ^ Gikes, Patrick (2002). "Wars in the Horn of Africa and the dismantling of the Somali State". African Studies. University of Lisbon. 2: 89–102. Diakses tanggal 7 November 2016.