Gordianus III: Perbedaan antara revisi
Naval Scene (bicara | kontrib) |
Naval Scene (bicara | kontrib) k →Karir politik: +terjemah sedikit |
||
Baris 5: | Baris 5: | ||
Menyusul pembunuhan terhadap Kaisar [[Alexander Severus]] di Moguntiacum (sekarang [[Mainz]]), yang saat itu adalah ibukota [[Provinsi Romawi]] [[Germania Inferior]]; [[Maximinus Thrax]] mengambil kekuasaan sebagai kaisar, meskipun terdapat penolakan yang kuat dari [[Senat Romawi]] dan sebagian besar masyarakat. Sebagai tanggapan Roma atas kejadian yang dianggap pemberontakan tersebut, maka kakek dan paman Gordian III, yaitu Gordian I dan II, diproklamasikan sebagai kaisar bersama di [[Provinsi Africa]]. Akan tetapi perlawanan mereka segera saja ditumpas dalam waktu sebulan oleh Cappellianus, gubernur [[Numidia]] dan pendukung setia Maximinus Thrax. Kedua Gordian tewas, akan tetapi kemudian publik mengenang mereka berdua sebagai orang-orang yang cinta damai dan terpelajar, yang menjadi korban kediktatoran Maximinus. |
Menyusul pembunuhan terhadap Kaisar [[Alexander Severus]] di Moguntiacum (sekarang [[Mainz]]), yang saat itu adalah ibukota [[Provinsi Romawi]] [[Germania Inferior]]; [[Maximinus Thrax]] mengambil kekuasaan sebagai kaisar, meskipun terdapat penolakan yang kuat dari [[Senat Romawi]] dan sebagian besar masyarakat. Sebagai tanggapan Roma atas kejadian yang dianggap pemberontakan tersebut, maka kakek dan paman Gordian III, yaitu Gordian I dan II, diproklamasikan sebagai kaisar bersama di [[Provinsi Africa]]. Akan tetapi perlawanan mereka segera saja ditumpas dalam waktu sebulan oleh Cappellianus, gubernur [[Numidia]] dan pendukung setia Maximinus Thrax. Kedua Gordian tewas, akan tetapi kemudian publik mengenang mereka berdua sebagai orang-orang yang cinta damai dan terpelajar, yang menjadi korban kediktatoran Maximinus. |
||
Sementara itu ketika Maximinus sedang mempersiapkan pasukan memasuki Roma, Senat mengangkat [[Pupienus]] dan [[Balbinus]] sebagai kaisar bersama. Kedua senator ini bukanlah tokoh populer, dan masyarakat Roma saat itu ternyata masih belum pulih dari keterkejutan atas nasib kedua Gordian. Maka kemudian Senat memutuskan untuk menarik Gordian III yang masih belasan tahun, mengubah namanya menjadi Marcus Antonius Gordianus sebagaimana |
Sementara itu ketika Maximinus sedang mempersiapkan pasukan memasuki Roma, Senat mengangkat [[Pupienus]] dan [[Balbinus]] sebagai kaisar bersama. Kedua senator ini bukanlah tokoh populer, dan masyarakat Roma saat itu ternyata masih belum pulih dari keterkejutan atas nasib kedua Gordian. Maka kemudian Senat memutuskan untuk menarik Gordian III yang masih belasan tahun, mengubah namanya menjadi Marcus Antonius Gordianus sebagaimana kakeknya, dan mengangkatnya sebagai [[Caesar (gelar)|''Caesar'']] dan ahli waris kekaisaran. [[Pupienus]] dan [[Balbinus]] berhasil mengalahkan Maximinus, sebagian besar karena membelotnya beberapa [[Legiun Romawi|legiun Romawi]], diantaranya [[Legio II Parthica|''Legio II Parthica'']] yang membunuh Maximinus. Namun pemerintahan gabungan mereka sejak awalnya menjadi terpuruk karena kerusuhan-kerusuhan massa, keresahan para pasukan, serta kebakaran besar yang melanda Romawi pada bulan Juni 238. Pada tanggal [[29 Juli]], Pupienus dan Balbinus pun dibunuh oleh [[Penjaga Praetoria]] dan Gordian diangkat sebagai kaisar tunggal. |
||
⚫ | |||
===Rule=== |
|||
Due to Gordian's age, the imperial government was surrendered to the aristocratic families, who controlled the affairs of Rome through the senate. In 240, [[Sabinianus]] revolted in the African province, but the situation was dealt with quickly. In 241, Gordian was married to Furia Sabinia [[Tranquillina]], daughter of the newly appointed praetorian prefect, [[Timesitheus]]. As chief of the Praetorian guard and father in law of the emperor, Timesitheus quickly became the ''de facto'' ruler of the Roman empire. |
|||
=== Pemerintahan === |
|||
⚫ | |||
Karena usia Gordian yang masih belia, pemerintahan kekaisaran diserahkan kepada para keluarga aristokrat, yang mengontrol kejadian-kejadian di Roma melalui Senat. Di tahun 240, [[Sabinianus]] memberontak di profinsi Afrika, akan tetapi situasi tersebut diatasi dengan cepat. Di tahun 241, Gordian dinikahkan dengan Furia Sabinia [[Tranquillina]], yaitu anak perempuan dari ''Praetorian Prefect'' yang baru diangkat, [[Timesitheus]]. Sebagai kepala Penjaga Praetoria dan mertua kaisar, Timesitheus segera saja menjadi penguasa ''de facto'' Kekaisaran Romawi. |
|||
⚫ | |||
⚫ | |||
In the 3rd century, the Roman frontiers weakened against the Germanic tribes across the [[Rhine]] and [[Danube]], and the [[Sassanid Empire|Sassanid]] kingdom across the [[Euphrates]] increased its own attacks. When the Persians under [[Shapur I]] invaded [[Mesopotamia]], the young emperor opened the doors of the [[Temple of Janus (Roman Forum)|Temple of Janus]] for the last time in Roman history, and sent a huge army to the East. The Sassanids were driven back over the Euphrates and defeated in the [[Battle of Resaena]] (243). The campaign was a success and Gordian, who had joined the army, was planning an invasion of the enemy's territory, when his father-in-law died in unclear circumstances. Without Timesitheus, the campaign, and the emperor's security, were at risk. |
In the 3rd century, the Roman frontiers weakened against the Germanic tribes across the [[Rhine]] and [[Danube]], and the [[Sassanid Empire|Sassanid]] kingdom across the [[Euphrates]] increased its own attacks. When the Persians under [[Shapur I]] invaded [[Mesopotamia]], the young emperor opened the doors of the [[Temple of Janus (Roman Forum)|Temple of Janus]] for the last time in Roman history, and sent a huge army to the East. The Sassanids were driven back over the Euphrates and defeated in the [[Battle of Resaena]] (243). The campaign was a success and Gordian, who had joined the army, was planning an invasion of the enemy's territory, when his father-in-law died in unclear circumstances. Without Timesitheus, the campaign, and the emperor's security, were at risk. |
||
Revisi per 8 Mei 2008 11.33
Marcus Antonius Gordianus Pius (20 Januari 225 – 11 Februari, 244), dikenal dalam Bahasa Inggris sebagai Gordian III, adalah Kaisar Romawi yang berkuasa pada tahun 238 sampai 244. Gordian adalah anak dari Antonia Gordiana dan ayahnya adalah seorang senator Romawi yang meninggal sebelum tahun 238. Antonia Gordiana adalah anak dari Kaisar Gordian I dan adik perempuan dari Kaisar Gordian II. Gordian III memiliki adik perempuan bernama Gordiana. Sedikit yang diketahui mengenai kehidupan awalnya sebelum menjadi kaisar Romawi. Gordian mengenakan gelar kakeknya tersebut pada tahun 238.
Karir politik
Menyusul pembunuhan terhadap Kaisar Alexander Severus di Moguntiacum (sekarang Mainz), yang saat itu adalah ibukota Provinsi Romawi Germania Inferior; Maximinus Thrax mengambil kekuasaan sebagai kaisar, meskipun terdapat penolakan yang kuat dari Senat Romawi dan sebagian besar masyarakat. Sebagai tanggapan Roma atas kejadian yang dianggap pemberontakan tersebut, maka kakek dan paman Gordian III, yaitu Gordian I dan II, diproklamasikan sebagai kaisar bersama di Provinsi Africa. Akan tetapi perlawanan mereka segera saja ditumpas dalam waktu sebulan oleh Cappellianus, gubernur Numidia dan pendukung setia Maximinus Thrax. Kedua Gordian tewas, akan tetapi kemudian publik mengenang mereka berdua sebagai orang-orang yang cinta damai dan terpelajar, yang menjadi korban kediktatoran Maximinus.
Sementara itu ketika Maximinus sedang mempersiapkan pasukan memasuki Roma, Senat mengangkat Pupienus dan Balbinus sebagai kaisar bersama. Kedua senator ini bukanlah tokoh populer, dan masyarakat Roma saat itu ternyata masih belum pulih dari keterkejutan atas nasib kedua Gordian. Maka kemudian Senat memutuskan untuk menarik Gordian III yang masih belasan tahun, mengubah namanya menjadi Marcus Antonius Gordianus sebagaimana kakeknya, dan mengangkatnya sebagai Caesar dan ahli waris kekaisaran. Pupienus dan Balbinus berhasil mengalahkan Maximinus, sebagian besar karena membelotnya beberapa legiun Romawi, diantaranya Legio II Parthica yang membunuh Maximinus. Namun pemerintahan gabungan mereka sejak awalnya menjadi terpuruk karena kerusuhan-kerusuhan massa, keresahan para pasukan, serta kebakaran besar yang melanda Romawi pada bulan Juni 238. Pada tanggal 29 Juli, Pupienus dan Balbinus pun dibunuh oleh Penjaga Praetoria dan Gordian diangkat sebagai kaisar tunggal.
Pemerintahan
Karena usia Gordian yang masih belia, pemerintahan kekaisaran diserahkan kepada para keluarga aristokrat, yang mengontrol kejadian-kejadian di Roma melalui Senat. Di tahun 240, Sabinianus memberontak di profinsi Afrika, akan tetapi situasi tersebut diatasi dengan cepat. Di tahun 241, Gordian dinikahkan dengan Furia Sabinia Tranquillina, yaitu anak perempuan dari Praetorian Prefect yang baru diangkat, Timesitheus. Sebagai kepala Penjaga Praetoria dan mertua kaisar, Timesitheus segera saja menjadi penguasa de facto Kekaisaran Romawi.
Referensi
- Artikel ini menyertakan teks dari suatu terbitan yang sekarang berada pada ranah publik: Chisholm, Hugh, ed. (1911). "perlu nama artikel ". Encyclopædia Britannica (edisi ke-11). Cambridge University Press.
- Meckler, Michael, "Gordian III (238-244 A.D.)", De Imperatoribus Romanis
- Ammianus Marcellinus, The Later Roman Empire (AD354-378), 23.5.3
Pranala luar
Didahului oleh: Pupienus dan Balbinus |
Kaisar Romawi 238-244 |
Diteruskan oleh: Philip Si Arab |