Suku Tengger: Perbedaan antara revisi
Membalikkan revisi 13096789 oleh 139.228.229.28 (bicara) |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 10: | Baris 10: | ||
}} |
}} |
||
'''Suku Tengger''' ([[Alfabet Fonetis Internasional|IPA]]: /tənggər/) atau juga disebut ''wong |
'''Suku Tengger''' ([[Alfabet Fonetis Internasional|IPA]]: /tənggər/) atau juga disebut ''wong Tengger'' atau ''wong Brama'' adalah komunitas penduduk yang tinggal di dataran tinggi sekitaran kawasan pegunungan [[Taman Nasional Bromo Tengger Semeru|Bromo-Tengger-Semeru]], [[Jawa Timur]], [[Indonesia]]. Penduduk suku Tengger menempati sebagian wilayah [[Kabupaten Pasuruan]], [[Kabupaten Lumajang]], [[Kabupaten Probolinggo]], dan [[Kabupaten Malang]]. Suku Tengger merupakan sub [[suku Jawa]] menurut sensus BPS tahun 2010.<ref>http://sp2010.bps.go.id/files/ebook/kewarganegaraan%20penduduk%20indonesia/index.html</ref> |
||
== Asal nama == |
== Asal nama == |
Revisi per 22 April 2018 10.25
Daerah dengan populasi signifikan | |
---|---|
Pegunungan Bromo-Tengger-Semeru, Jawa Timur | |
Bahasa | |
Bahasa Tengger | |
Agama | |
Sebagian besar beragama Hindu, serta minoritas Islam dan agama lainnya. | |
Kelompok etnik terkait | |
suku Jawa, suku Osing, dan Suku Bali |
Suku Tengger (IPA: /tənggər/) atau juga disebut wong Tengger atau wong Brama adalah komunitas penduduk yang tinggal di dataran tinggi sekitaran kawasan pegunungan Bromo-Tengger-Semeru, Jawa Timur, Indonesia. Penduduk suku Tengger menempati sebagian wilayah Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Probolinggo, dan Kabupaten Malang. Suku Tengger merupakan sub suku Jawa menurut sensus BPS tahun 2010.[1]
Asal nama
Ada 3 teori yang menjelaskan asal nama Tengger:
- Tengger berarti berdiri tegak atau berdiam tanpa gerak, yang melambangkan watak orang Tengger yang berbudi pekerti luhur, yang harus tercermin dalam segala aspek kehidupan.
- Tengger bermakna pegunungan, yang sesuai dengan daerah kediaman suku Tengger.
- Tengger berasal dari gabungan nama leluhur suku Tengger, yakni Rara Anteng dan Jaka Seger.
Agama
Orang-orang suku Tengger dikenal taat dengan aturan dan agama Hindu. Penduduk suku Tengger diyakini merupakan keturunan langsung dari Kerajaan Majapahit. Nama Tengger berasal dari legenda Rara Anteng dan Jaka Seger yang diyakini sebagai asal usul nama Tengger, yaitu "Teng" akhiran nama Rara An-"teng" dan "ger" akhiran nama dari Jaka Se-"ger".
Perasaan sebagai satu saudara dan satu keturunan Rara Anteng-Jaka Seger inilah yang menyebabkan suku Tengger tidak menerapkan sistem kasta dalam kehidupan sehari-hari.
Budaya
Bagi suku Tengger, Gunung Bromo atau Gunung Brahma dipercaya sebagai gunung suci. Setahun sekali masyarakat Tengger mengadakan upacara Yadnya Kasada atau Kasodo. Upacara ini bertempat di sebuah pura yang berada di bawah kaki Gunung Bromo utara yakni Pura Luhur Poten Bromo dan dilanjutkan ke puncak gunung Bromo. Upacara diadakan pada tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 di bulan kasodo (kesepuluh) menurut penanggalan Jawa.
Upacara adat lain yang diamalkan masyarakat Tengger adalah unan-unan, leliwet, entas-entas, dll.