Luwuk, Banggai: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Perubahan kosmetika
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 18: Baris 18:
| bahasa =
| bahasa =
| agama =
| agama =
| zona = WIT (Waktu Indonesia Timur)
| zona = WITA (Waktu Indonesia Tengah)
| kode =
| kode =
| fauna = [[Kuching]], [[Badak]], [[Iklan]]
| fauna = [[Kuching]], [[Badak]], [[Iklan]]

Revisi per 4 Januari 2017 00.04

Kota Luwuk
Daerah tingkat II
Kota Luwuk di Indonesia
Kota Luwuk
Kota Luwuk
Peta
Kota Luwuk di Indonesia
Kota Luwuk
Kota Luwuk
Kota Luwuk (Indonesia)
Koordinat: 0°57′09″S 122°47′18″E / 0.9525°S 122.7883°E / -0.9525; 122.7883
Negara Indonesia
ProvinsiBanggai Raya
Tanggal berdiri10 April 2015 (akan berdiri)
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 5
Luas
 • Total1.277,81 km2 (493,37 sq mi)
Populasi
 • Total179,000
 • Kepadatan140/km2 (360/sq mi)
Demografi
Zona waktu[[UTC]] (WITA (Waktu Indonesia Tengah))
Kode BPS
7202050
Kode Kemendagri72.01.04
Fauna resmiKuching, Badak, Iklan

Luwuk adalah ibu kota Kabupaten Banggai , yang berjarak sekitar 607 km dari Kota Palu, ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah. Kota Luwuk mempunyai moto "Luwuk Berair", yaitu kota yang "Bersih, Aman, Indah dan Rapi".

Luas dan Batas Wilayah

Kota Luwuk, yang terletak di pesisir Selat Pelang, merupakan ibu kota Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah. Total area dari kota ini adalah 101,43 km2, yang terdiri dari 23 kelurahan, dan 14 Desa. Dari total area ini, luas wilayah yang mendapat pelayanan kebersihan hanya mencapai 20,00 km2 (19,7 %).

Batas kota Luwuk adalah sebagai beriku :

  • Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Poh, Kecamatan Pagimana;
  • Sebelah Selatan berbatasan dengan Selat Peleng, Banggai Kepulauan;
  • Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Lambangan, Kecamatan Luwuk Timur;
  • Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Lontiok, Kecamatan Nambo Bosa.

Secara etimologi, Luwuk dari asal kata Luwok, Huk, yang artinya "Teluk", sebelum jadi nama Kota Luwuk, tempat ini merupakan pelabuhan masyarakat Keleke, Asama Jawa dan Soho serta Dongkalan. Dalam perjalanan Pemerintahan, Luwuk ditetapkan menjadi pusat pemerintahan oleh Hindia Belanda tahun 1906, ibu kota Afdeling Sulawesi Bagian Timur, kemudian tahun 1908 dipindahkan ke Bau-Bau, Luwuk menjadi pusat wilayah Onderafdeling pada tahun 1924. Kampung pertama terbentuk dipesisir Luwuk (teluk), yaitu : 1. Kampung Asam Jawa, Kepala Kampung Pauh(1901-1926); 2. Kampung Soho, Kepala Kampung Toansi Pauh (1926-1963;) 3. Kampung Dongkalan, Kepala Kampung H.Kailo Sinukun (1940). Masuknya pemerintahan Jepang tahun 1942, Luwuk menjadi kota pemerintahan Jepang dengan nama "Bunken Kanrikan". Pada tahun 1943 Jepang memerintahkan raja Banggai terakhir H.Sjokuran Aminuddin Amir memindahkan Ibu Kota Kerajaan Banggai di Luwuk, dengan pangkat suco (raja)Banggai. Pada tahun 1952, Pemerintahan RI. menetapkan Luwuk sebagai Ibu Kota Kepala Pemerintahan Negeri (KPN) Swapraja Banggai, dan pada tanggal 4 Juli 1952 Kota Luwuk ditetapkan sebagai Ibu Kota Kabupaten Banggai, berdasarkan UU RI. Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Kabupaten Dati II di Sulawesi. (lihat Buku Sejarah Kabupaten Banggai, Haryanto Djalumang, Rajawali Press, Jakarta, 2012).

Kota Luwuk pada tahun 2013 terdiri dari :

  • Kecamatan Luwuk
  • Kecamatan Luwuk Utara
  • Kecamatan Luwuk Selatan
  • Kecamatan Nambo Bosa

Jumlah Kelurahan sebanyak 23 Kelurahan dan jumlah Desa sebanyak 14 Desa. Kota Luwuk pusat kegiatan Pendidikan, telah ada dua Universitas, yaitu Universitas Muhammadiyah Luwuk (Unismuh) dan Universitas Tompotika Luwuk (Untika). Akademi Keperawatan Luwuk, dan Akademi Normal Luwuk. Lembaga-lembaga non formal lainnya, adalah Gaja Madah Colege, Unhas Colege, Unstrat Coleg, LKP Widyagama dan Untad Coleg, serta Yayasan Pendidikan Insan Cita. Kota Luwuk merupakan pusat kegiatan keagamaan, Mesjid Pertama adalah Masjid Al Hikmah Soho (1920), dirintis oleh Toansi Pauh, Imam Talla, Lengkas, Djafili, Ustadz Ngadimin, kemudian Masjid Mutahidah Dongkalan (1930), yang dirintis oleh Habib Said Al Bakar, Habib Awad Al Bakar, H. Kailo Sinukun, H. Thalib, H. Kalia Makmur, H. Siradjuddin Datu Adam.dan lainnya. Gereja pertama adalah Gereja Bukit Zaitun (1943), perintisnya, Pandeta Tumbelaka, Mantiri. Sedangkan Pusat Pemerintahan berada di wilayah SOHO (1906 s/d 1963), Luwuk.

Sarana dan Prasarana

Ruang Terbuka Hijau

  • Jumlah taman kota : 6 taaman kota
  • Luas keseluruhan taman kota : 2 Ha
  • Jumlah hutan kota : 1 hutan kota
  • Luas keseluruhan hutan kota : 0,5 Ha
  • Jumlah Jalur Hijau Pengaman (JHP) : 37 JHP
  • Luas keseluruhan JHP : 18 Ha

Jalan Umum

  • Arteri/Utama : 5,54 Km
  • Kolektor/Penghubung : 32,60 Km
  • Lokal/Lingkungan : 45,00 Km

Fasilitas

  1. Fasilitas Bandar Udara Bubung (sekarang nama Bandara sudah diganti nama Raja Banggai, yaitu Syukuran Aminuddin Amir) yang dilayani oleh Garuda Indonesia, Sriwijaya Air, Express Air, Wings Air, dan ke depan akan ditambah dengan Sky Aviation.
  2. Fasilitas pelabuhan kontainer dan penumpang di Teluk Lalong. Perusahaan pelayaran Mentari dan Tanto Intim Lines melayani muatan kargo, sementara Pelni melayani angkutan penumpang.
  3. Fasilitas perbankan yang dilayani oleh Bank Mandiri, BNI, BRI, Bank Danamon, Panin, Bank Sulteng, Bank Mega, Bank Muamalat, dan Mandiri Syariah.
  4. Fasilitas pendidikan tinggi: Universitas Tompotika Luwuk dan Universitas Muhammadiyah Luwuk.
  5. Surat Kabar harian Luwuk Post dan tabloid mingguan Media Banggai.

Demografi Penduduk

Suku asli kota Luwuk yakni suku Saluan (Keleke-Soho, Mangkian Piala-Dongkalan, Nambo, Simpoung), Balantak, dan Banggai (sebelum banggai menjadi kabupaten sendiri) Kota ini masuk dalam wilayah Kerajaan Banggai. Populasi kota Luwuk berjumlah 54.089 jiwa, dengan kepadatan kurang lebih mencapai 533 jiwa per km2. Dengan populasi seperti tersebut, kota Luwuk dikatagorikan sebagai kota kecil (20.001-100.000 jiwa).

Galeri

Pranala luar

Berita Seputar Luwuk