Lompat ke isi

Budi Arie Setiadi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 4: Baris 4:
|imagesize =
|imagesize =
|caption = Budi Arie Setiadi
|caption = Budi Arie Setiadi
|office = Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia
|office = Calon Menteri Komunikasi dan Informasi (Kominfo)
|order = ke-1
|order = ke-1
|term_start = 25 Oktober 2019
|term_start = 25 Oktober 2019

Revisi per 16 Juli 2023 12.40

Budi Arie Setiadi
Budi Arie Setiadi
Calon Menteri Komunikasi dan Informasi (Kominfo) ke-1
Mulai menjabat
25 Oktober 2019
PresidenJoko Widodo
Wakil PresidenMa'ruf Amin
Sebelum
Pendahulu
Tidak Ada
Pengganti
Petahana
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir20 April 1969 (umur 55)
Jakarta, Indonesia
KebangsaanIndonesia
ProfesiPolitisi
Twitter: budimuni98 Edit nilai pada Wikidata
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Budi Arie Setiadi (disebut juga dengan Budi Arie ataupun Muni; lahir 20 April 1969) adalah Wakil Menteri Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia sekaligus relawan, aktivis sosial, politikus, dan pengusaha. Ia dikenal sebagai pendiri dan Ketua Umum Projo, organisasi relawan darat pendukung Joko Widodo.[1]

Riwayat Hidup

Pendidikan

Budi Arie Setiadi memulai pendidikannya di SD Marsudirini Koja, Jakarta . Kemudian pendidikan lanjutan di SMP Marsudirini Koja Jakarta. Ia kemudian melanjutkan sekolah lanjutan atas di SMA Kolose Kanisius Jakarta pada tahun 1988. Selulus SMA, dia diterima di Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UI dan lulus pada tahun 1996. Budi Arie menyelesaikan studi paska sarjana di Managemen Pembangunan Sosial Universitas Indonesia, lulusan tahun 2006.

Aktivisme

Budi Arie Setiadi terkenal aktif di gerakan mahasiswa. Ia dipercaya memimpin gerakan mahasiswa sebagai Ketua Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM ) FISIP UI 1994 dan juga Presidium Senat Mahasiswa UI (1994/1995). Ia aktif mendirikan dan membina Forum Studi Mahasiswa (FSM) UI dan juga Kelompok Pembela Mahasiswa (KPM ) UI. Ia juga aktif di bidang pers kemahasiswaan dengan menjadi Redpel Majalah Suara Mahasiswa UI pada tahun 1993-1994. Ia juga menjadi Ketua ILUNI UI Jakarta (1998-2001) dan mendirikan Gerakan Sarjana Jakarta (GSJ) dan Masyarakat Profesional Indonesia (MPI). Semasa gerakan reformasi mahasiswa UI pada tahun 1998, bersama aktivis mahasiswa dan alumni UI juga membidani lahirnya Keluarga Besar (KB) UI.[2]

Saat reformasi bergejolak 1998, ia menginisiasi dan mendirikan surat kabar yang kritis, "BERGERAK" pada tahun 1998. Bersama wartawan Tempo yang baru saja dibredel, ia aktif mengelola mingguan Media Indonesia pada tahun 1994-1996. Selanjunya bersama beberapa seniornya ia ikut menjadi bagian awal dari berdirinya Mingguan Ekonomi Kontan. Budi menjadi jurnalis Kontan dari tahun 1996 hingga 2001.[2]

Politik

Sebagai politikus, Budi Arie pernah menjadi Kepala Balitbang PDI Perjuangan DKI Jakarta (2005-2010) dan juga Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta. Ia kemudian mendirikan PROJO, kelompok relawan darat terbesar pendukung Joko Widodo, sejak Agustus 2013. PROJO kemudian berjuang mengumpulkan aspirasi pencapresan Jokowi sebelum dideklarasikan PDIP secara resmi, melawan arus pencapresan Megawati dengan wakil presiden Jokowi yang ramai saat itu dan akhirnya Jokowi berhasil menjadi Presiden Ketujuh Republik Indonesia.[2][3]

Selain menjadi Ketua Umum PROJO, saat ini Budi Arie juga menjadi Dewan Penasihat ILUNI UI.[4]

Pencapresan Joko Widodo

Pada tahun 2013, menjelang proses Pilpres 2014, PDIP masih memiliki wacana untuk kembali mencalonkan Megawati, dengan beberapa pilihan Cawapres, antara lain Joko Widodo. Namun suara akar rumput lebih menginginkan adanya calon presiden baru dan dilakukannya proses penyegaran figur calon presiden. Projo terlibat dalam mengumpulkan suara dari akar rumput untuk pencalonan Jokowi[5] Saat ini PROJO sudah berkembang dan hadir di seluruh Provinsi di Indonesia. Peran ini terulangi kembali dalam Pemilu 2019. Projo mendukung pendaftaran kembali Joko Widodo sebagai calon presiden 2019, tetapi beberapa kontroversi sempat merebak seputar pemilihan calon wakil presiden. Setelah pertentangan mengenai siapa figur yang pantas, Jokowi akhirnya memilih Ma'ruf Amin. Projo menyatakan mendukung siapapun calon pendamping yang dipilih Jokowi.[6]

Publikasi

  • Setiadi, Budi Arie (2017). Menjemput takdir sejarah. jakarta: RMBooks (Publisher). hlm. 166 halaman. ISBN 9786027936690. 
  • Setiadi, Budi Arie (2001). An ASEAN of the people, by the people, for the people. report of the First ASEAN People's Assembly. ASEAN Institutes of Strategic and International Studies. hlm. 240. ISBN 9789798026706. 

Referensi

Pranala luar

Jabatan politik
Didahului oleh:
Jabatan baru
Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia Indonesia
2019–sekarang
Petahana