Kalangkala: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
kTidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Newcomer task: copyedit |
||
Baris 8: | Baris 8: | ||
Cara pengolahannya, buah kalangkala direndam di dalam air yang ditaburi garam, tambahkan [[cabai rawit]] (opsional). Rendam buah kalangkala dengan air hangat/mendidih, jika memakai air terlalu panas daging buahnya pipih, dan jika memakai air dingin daging buahnya tidak matang. |
Cara pengolahannya, buah kalangkala direndam di dalam air yang ditaburi garam, tambahkan [[cabai rawit]] (opsional). Rendam buah kalangkala dengan air hangat/mendidih, jika memakai air terlalu panas daging buahnya pipih, dan jika memakai air dingin daging buahnya tidak matang. |
||
Buah kalangkala termasuk buah musiman, biasanya banyak tumbuh di daerah hulu sungai. Buah ini sudah jarang |
Buah kalangkala termasuk buah musiman, biasanya banyak tumbuh di daerah hulu sungai. Buah ini sudah jarang ditemui karena perubahan ekosistem di Kalimantan |
||
{{Buah-stub}} |
{{Buah-stub}} |
Revisi per 7 Juni 2023 16.41
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. (Mei 2023) |
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Kalangkala (bahasa Latin: Litsea garciae) merupakan buah hutan Kalimantan. Buah kalangkala yang matang biasanya dibuat masyarakat untuk makanan pendamping, ada yang menyebut gangan kalangkala atau cacapan kalangkala. Buah kalangkala berbentuk bulat, yang matang kulitnya berwarna merah muda, sedangkan yang masih mentah berwarna hijau. Dagingnya mirip dengan buah alpukat tetapi warna dagingnya putih.
Cara pengolahannya, buah kalangkala direndam di dalam air yang ditaburi garam, tambahkan cabai rawit (opsional). Rendam buah kalangkala dengan air hangat/mendidih, jika memakai air terlalu panas daging buahnya pipih, dan jika memakai air dingin daging buahnya tidak matang.
Buah kalangkala termasuk buah musiman, biasanya banyak tumbuh di daerah hulu sungai. Buah ini sudah jarang ditemui karena perubahan ekosistem di Kalimantan