Insiden Perbatasan Montaain

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Insiden Perbatasan Montaain adalah Sebuah Peristiwa Baku Tembak Antara Pasukan TNI POLRI dan Pasukan Australia di Perbatasan Indonesia dan Timor Leste Pada 10 Oktober 1999, Yang Terjadi Akibat Kesalah pahaman

Insiden Perbatasan Montaain
Bagian dari Krisis Timor Timur 1999
Tanggal10 Oktober 1999
LokasiPerbatasan Montaain
Hasil damai
Pihak terlibat
 Australia  Indonesia
Tokoh dan pemimpin
P.J Halleday M. Wahid
Pasukan
Angkatan Bersenjata Australia
Korban
1 Terluka 1 Tewas
2 Terluka
1 Warga Sipil Terluka.

Pasca referendum di Timor Timur, Indonesia bekerjasama dengan pasukan multinasional Interfet (International Force for East Timor) untuk menjaga keamanan di Timor Timur.

Patroli pertama dilakukan pada 10 Oktober 1999 di daerah perbatasan Motaain. Patroli itu dilakukan oleh Peleton-8 Kompo C Batalion-2 Royal Australian Regiment yang dipimpin oleh Letda Infanteri P.J Halleday. Pada waktu itu, terjadi baku tembak antara pasukan Indonesia dan Australia, yang sejatinya sedang melakukan kerjasama. Di daerah perbatasan, terdapat satu pleton Brimob dari Indonesia yang dipimpin oleh Letnan M. Wahid. Pasukan Australia melakukan patroli dan mendekati garis perbatasan dan hanya berjarak beberapa meter.

Pasukan Interfet yang tiba-tiba muncul, membuat seorang anggota Brimob melancarkan tembakan untuk memberikan peringatan. Peringatan itu dimaksudkan untuk memberitahu bahwa tempat itu adalah wilayah Indonesia.

Mengetahui ada suara tembakan, pasukan Interfet melancarkan tembakan balik. Mereka menganggap bahwa itu adalah sebuah provokasi. Maka kemudian terjadilah baku tembak di antara keduanya. Tembakan pertama pasukan Brimob dalam tradisi militer universal memang dikenal sebagai sebuah provokasi. Terutama pasukan Brimob saat itu sedang beristirahat dan tidak menggunakan seragam yang lengkap.

Hal itulah yang membuat pasukan Interfet yakin bahwa suara tembakan tersebut datang dari anggota milisi yang sedang mereka cari, Baku tembak terjadi selama 8 menit dan suasana begitu kacau. Pasukan Brimob yang saat itu sedang beristirahat terpaksa harus menanggalkan waktunya untuk melindungi diri dan pasukannya, Melihat kejadian itu, Komandan peleton TNI, Letda Infanteri Erwin Egy berlari ke area garis tembakan dan berteriak untuk menghentikan tembakan yang saat itu sedang berlangsung. Ia sadar bahwa tembakan itu tidak seharusnya terjadi dan hanya sebuah salah paham. Tembakan pun berhenti.

Egy kemudian berjalan bertemu dengan komandan peleton Interfet untuk menjelaskan tentang garis batas. Akibat aksinya tersebut, baku tembak antara pasukan Brimob dan Interfet tidak berlanjut. Adu tembak selama 8 menit tersebut rupanya menimbulkan korban jiwa bagi pasukan Indonesia. Anggota Brimob Bharada Ari Sudibyo gugur. Satu warga setempat juga mengalami luka tembak yaitu Alcino Barros.

Selain itu, ada dua personel lain Terluka, yaitu Sertu Sudarto dan Sertu Agus Susanto. Sementara di pihak pasukan Interfet, Terdapat 1 Pasukan Terluka

Hal tersebut disebabkan karena kondisi pasukan brimob sedang beristirahat dan tidak siap untuk melakukan pertempuran. Sebaliknya, pasukan Interfet siap untuk berperang memakai seragam siap tempur. Namun Terdapat 1 Pasukan Australia yang belum Sepenuhnya Siap, Akibatnya ia Terluka Akibat Tembakan yang dilakukan Oleh Pasukan Brimob.



Referensi[sunting | sunting sumber]

https://www.merdeka.com/trending/momen-baku-tembak-pasukan-brimob-vs-australia-di-timor-timur-komandan-tni-lakukan-ak.html