Inovasi keuangan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Inovasi keuangan adalah sebuah tindakan menciptakan instrumen keuangan baru serta teknologi, lembaga, dan pasar keuangan baru. Singkatnya, inovasi keuangan adalah suatu perubahan atau perkembangan baru dalam hal finansial atau keuangan. Inovasi keuangan terkini termasuk dana lindung nilai, ekuitas swasta, derivatif cuaca, produk berstruktur ritel, dana yang diperdagangkan di bursa, kantor multi-keluarga, dan obligasi Islam (Sukuk). Sistem perbankan bayangan telah melahirkan berbagai inovasi keuangan termasuk produk sekuritas berbasis hipotek dan kewajiban hutang yang dijaminkan (CDO).[1]

Ada 3 kategori inovasi: kelembagaan, produk, dan proses. Inovasi institusional berkaitan dengan penciptaan jenis baru perusahaan keuangan seperti perusahaan kartu kredit spesialis seperti Capital One, platform perdagangan elektronik seperti Charles Schwab Corporation, dan bank langsung. Inovasi produk berkaitan dengan produk baru seperti derivatif, sekuritisasi, dan hipotek valas. Inovasi proses berhubungan dengan cara baru dalam menjalankan bisnis keuangan, termasuk perbankan online dan perbankan telepon.

Kelebihan dan kekurangan inovasi keuangan[sunting | sunting sumber]

Kelebihan[sunting | sunting sumber]

  • Akses keuangan yang terasa jauh lebih mudah. Terlebih lagi saat ini sistem online sudah hampir merambah ke semua pelayanan keuangan.
  • Perkembangan produk dan jasa keuangan yang jauh lebih baik. Sehingga dapat membantu memilih keputusan yang tepat dalam perencanaan keuangan.
  • Bukan hanya mata uang konvensional saja yang dapat dimiliki, namun juga mata uang digital (cryto currency) sudah dapat dimiliki dan dikelola dengan sangat mudah.

Kekurangan[sunting | sunting sumber]

  • Keamanan sistem yang tidak sepenuhnya aman. Di era digitalisasi saat ini, banyak pihak pengelola bisnis dalam bidang apapun sudah beralih ke sistem online atau yang memerlukan koneksi internet. Hal ini perlu menjadi perhatian lebih karena mengingat tingkat kejahatan dunia maya (cyber crime) semakin meningkat, salah satunya dalam dunia perbankan dikarenakan sistem keamanan yang masih dapat dibobol oleh pihak tidak bertanggung jawab baik demi kepentingan pribadi maupun kepentingan organisasi tertentu.
  • Inovasi keuangan dapat menimbulkan biaya yang cukup besar beserta manfaat yang dijelaskan di atas. Namun, terkadang biayanya mungkin lebih besar daripada manfaat yang membuat inovasi keuangan tersebut negatif. Banyak rumah tangga kehilangan rumah mereka ketika harga rumah turun membuat tidak mungkin untuk membiayai kembali hipotek subprime mereka. Banyak perantara yang meremehkan risiko produk keuangan baru dan terpaksa mengurangi leverage dalam krisis. Ketidakpastian yang dihasilkan berkontribusi pada perebutan pasar-pasar utama likuiditas, seperti pasar pinjaman antar bank.[2]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Definition of Financial Innovation". Financial Times. February 12, 2018. Archived from the original on 2018-02-12. Diakses tanggal September 1, 2020. 
  2. ^ Abel, Sanderson. "Advantages and Disadvantages of Financial Innovation". Banker Association of Zimbabwe. Diakses tanggal September 1, 2020. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

  1. Financial Innovation
  2. Investing in Innovation