Indo-Europeesch Verbond
Indo-Europeesch Verbond (IEV) adalah organisasi massa dan politik yang menghimpun kaum Indo, terutama kalangan pemuda, pada masa periode Hindia Belanda di Indonesia. Organisasi ini didirikan pada tahun 1919 oleh Karel Zaalberg dengan tujuan awal menyuarakan kepentingan kalangan Indo, yang pada waktu itu posisi sosialnya semakin terdesak oleh kalangan pribumi (Inlanders) dalam jawatan-jawatan pemerintah sebagai pegawai menengah.
Indo-Europeesch Verbond Perkumpulan Indo-Eropa | |
---|---|
Ketua umum | Dirk de Hoog C.H. Ploegman |
Pendiri | Karel Zaalberg |
Dibentuk | 1919 |
Dibubarkan | 1942 |
Didahului oleh | Insulinde |
Kantor pusat | Batavia |
Ideologi | Konservatisme Indo-Eropa |
Selain itu, organisasi ini dimaksudkan untuk meredam ide-ide radikal nasionalis di kalangan pribumi terdidik dan sejumlah orang Eropa yang menghendaki otonomi hingga kemerdekaan penuh Hindia Belanda dari Belanda.[1] IEV juga berfungsi sebagai organisasi untuk menampung suara kelompok-kelompok Indo-Eropa yang aktif di Hindia. Pada dekade 1920an, Hindia Belanda mengalami krisis ekonomi yang hebat, yang menyebabkan sebagian besar politikus beralih ke haluan yang lebih konservatif.
Para politikus tersebut merasa bahwa praktik politik etis yang diterapkan oleh pemerintah Belanda terlalu lembek dan tidak efektif. Golongan konservatif berharap pemerintah Hindia dapat menerapkan kebijakan yang lebih konservatif terhadap golongan pribumi.
Fraksi Konservatif
[sunting | sunting sumber]Pada tahun 1929, organisasi yang lebih konservatif di Hindia Belanda dibentuk, yaitu Vaderlandsche Club (VC). Organisasi ini menyuarakan semangat ke-Belandaan bagi orang-orang Belanda dan Indo-belanda di Hindia, atas reaksi dari meningkatnya nasionalisme kalangan pribumi. IEV makin mendekati VC dalam pandangannya mengenai emansipasi kalangan indo-Eropa. Indo-Europeesch Verbond, Vaderlandsche Club, dan Christelijk Etisch Partij membentuk Fraksi Konservatif di dalam Volksraad.
Pada tahun 1934, Ir. E.D. Wermuth, ketua IEV Surabaya, menyuarakan gagasan untuk membendung "Blok Asia" dengan mendirikan "Blok Eropa" yang terdiri dari IEV dan VC. Gagasannya tersebut diakui sebagian besar anggota IEV dan pada akhirnya kedua organisasi membentuk Blok Eropa. Kerjasama kedua organisasi menjadi tanda bahwa golongan nasionalis pribumi dalam "Blok Asia" mendapatkan tantangan yang berarti dari golongan Indo-Eropa dalam dewan rakyat. Gagasan blok inipun diadopsi menjadi model yang diterapkan di kota lain diluar Surabaya.