Inaya Rakhmani

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Inaya Rakhmani
LahirInaya Rakhmani
1982 (umur 41–42)
Latar belakang akademis
Alma materUniversitas Indonesia, Universiteit van Amsterdam, Murdoch University
Karya akademis
Karya terkenalMainstreaming Islam in Indonesia

Inaya Rakhmani (lahir 1982) adalah ilmuwan sosial yang bekerja di Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia . Saat ini, Inaya merupakan Direktur Asia Research Centre, Universitas Indonesia[1]. Ia juga merupakan anggota kehormatan Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI)[2].

Pendidikan dan Karier[sunting | sunting sumber]

Inaya lulus S1 dari Jurusan Komunikasi Massa, FISIP UI pada tahun 2004[3]. Ia kemudian menyelesaikan studi magister di Universiteit van Amsterdam Belanda di tahun 2007[4]. Pada tahun 2013, ia berhasil meraih gelar doktoral pada bidang Kajian Asia dan Media dari Asia Institute, Murdoch University, Australia[5].

Inaya saat ini juga merupakan tim editorial pada jurnal-jurnal akademik, seperti Jurnal Pemuda UGM[6] dan Jurnal Informasi yang diterbitkan oleh Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta[7], dan pemimpin redaksi Jurnal IndoProgress[8]. Dia juga salah satu anggota redaksi Jurnal Prisma[9] dan anggota Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM)[10].

Kepakaran[sunting | sunting sumber]

Inaya menggunakan ekonomi politik budaya untuk mempelajari media dan komunikasi, serta pengetahuan dan informasi untuk menjelaskan perubahan kapitalis yang lebih luas. Ia menaruh perhatian pada ilmu sosial, ketidaksetaraan sosial dan perkembangan demokrasi. Ia telah meneliti peran media sosial dan massa dalam menghambat perkembangan demokrasi; di Indonesia, dibandingkan dengan India, Mesir, dan Turki (dari tahun 2015 hingga sekarang)[11][12]. Ia prihatin dengan fakta bahwa ilmu sosial dan humaniora terkadang terputus dari kebutuhan masyarakat, baik dalam analisis jangka panjang maupun respons jangka pendek. Sejak 2014, ia telah memetakan hambatan struktural ilmuwan sosial untuk melakukan penelitian kritis di Indonesia dan Asia Tenggara[13]. Inaya juga secara aktif terlibat dengan pembuat kebijakan lokal, nasional, dan global untuk membuat masalah ini lebih dikenal[14]. Ia percaya bahwa masalah sosial bersifat multi-dimensi, karenanya kolaborasi dengan pendekatan antar-disiplin sangat penting[15].

Publikasi[sunting | sunting sumber]

Inaya merupakan penulis buku Mainstreaming Islam in Indonesia: Television, Identity and Middle Class yang diterbitkan oleh Palgrave MacMillan pada tahun 2016[16]. Buku tersebut juga telah dialihbahasakan ke bahasa Indonesia dengan judul Pengarusutamaan Islam di Indonesia: Televisi, Identitas, dan Kelas Menengah oleh penerbit Mizan pada tahun 2021[17]. Selain itu, karyanya, baik secara individu ataupun kolaborasi, telah dipublikasikan di berbagai karya akademik, seperti bab buku[18], artikel jurnal[19][20][21][22], rekomendasi kebijakan[23], portal berita, dan media populer[24][25][26][27]


Karya[sunting | sunting sumber]

Buku dan Bab Buku[sunting | sunting sumber]

  • Mainstreaming Islam in Indonesia: Television, Identity and Middle Class (Palgrave MacMillan, 2016)
  • Pengarusutamaan Islam di Indonesia: Televisi, Identitas, dan Kelas Menengah (Mizan, 2021)
  • Meaning Matters: The Political Language of Islamic Populism (The Palgrave Handbook of Populism, 2022, 389-405)
  • Linking Academic Research and Policymaking. Knowledge, Politics and Policymaking in Indonesia (2018): 13-30
  • Media and Communications. Rethinking Society for the 21st Century: Report of the International Panel on Social Progress (2017, 523-562)

Artikel Jurnal[sunting | sunting sumber]

  • Authoritarian populism in Indonesia: the role of the political campaign industry in engineering consent and coercion. Journal of Current Southeast Asian Affairs (2021): 436-460
  • Reproducing academic insularity in a time of neo-liberal markets: The case of social science research in Indonesian state universities. Journal of Contemporary Asia (2021): 64-86
  • Consuming Halal Turkish Television in Indonesia: A Closer Look at the Social Responses Towards Muhteşem Yüzyıl. Television in Turkey (2020): 245-265
  • The Personal is Political: Gendered Morality in Indonesia's Halal Consumerism. TRaNS: Trans-Regional and-National Studies of Southeast Asia (2019): 291-312
  • Media, communication and the struggle for social progress. Global Media and Communication 14, no. 2 (2018): 173-191.

Laporan Riset[sunting | sunting sumber]

  • Social Science and Covid-19: The Southeast Asia Response (2022)
  • Gender Equality, Diversity, and Inclusion in Higher Education in ASEAN (2022)
  • Resilience and Redistribution in Indonesia: The Case of Dieng Central Java's Development (2021)
  • Doing Research in Indonesia-Country Report (2020)
  • Inequality and Communicative Struggles in Digital Times: A Global Report on Communication for Social Progress (2018)
  • Reforming research in Indonesia: Policies and practices (2016)

Media Populer[sunting | sunting sumber]

  • Asia: Less brain drain more global consciousness. The Jakarta Post (2022)
  • The rise and rise of halal consumerism in Indonesia. Podcast: The Jakarta Post (2022)
  • Research: Indonesian female academics bear the brunt of the pandemic. The Conversation (2021)
  • Riset: dalam dunia akademik, perempuan Indonesia menanggung beban terbesar selama pandemi. The Conversation (2021)
  • Identity politics during COVID-19: Ways forward. The Jakarta Post (2020)
  • Pembuatan kebijakan di Indonesia tidak didukung riset berkualitas dan kebebasan akademik. The Conversation (2019)
  • Analysis: Indonesian policymaking is not supported by quality research and academic freedom. The Conversation (2019)
  • Memasarkan moralitas dalam demokrasi Indonesia The Conversation (2018)
  • Insularitas akademis membuat Indonesia tertatih dalam dunia riset sosial. The Conversation (2017)
  • Insularity leaves Indonesia trailing behind in the world of social research. The Conversation (2016)

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ https://arc.ui.ac.id/our-people/
  2. ^ https://almi.or.id/anggota/anggota-almi/entry/40/
  3. ^ https://pddikti.kemdikbud.go.id/data_dosen/40726EDC-0974-4584-B301-7A31ADC378AD/BD1FBA04-DBAB-4625-BDC3-BC625C63A702
  4. ^ https://pddikti.kemdikbud.go.id/data_dosen/40726EDC-0974-4584-B301-7A31ADC378AD/BD1FBA04-DBAB-4625-BDC3-BC625C63A702
  5. ^ https://pddikti.kemdikbud.go.id/data_dosen/40726EDC-0974-4584-B301-7A31ADC378AD/BD1FBA04-DBAB-4625-BDC3-BC625C63A702
  6. ^ https://jurnal.ugm.ac.id/jurnalpemuda/about/editorialTeamBio/40809
  7. ^ https://journal.uny.ac.id/index.php/informasi/about/editorialTeamBio/10859
  8. ^ https://indoprogress.com/redaksi/
  9. ^ https://www.prismajurnal.com/about/
  10. ^ https://elsam.or.id/static/struktur-organisasi
  11. ^ https://journals.sagepub.com/doi/full/10.1177/1742766518776679
  12. ^ https://journals.sagepub.com/doi/full/10.1177/1742766518776679
  13. ^ https://www.tandfonline.com/doi/pdf/10.1080/00472336.2019.1627389
  14. ^ http://cipg.or.id/wp-content/uploads/2016/04/GDN-DR-Indonesia.pdf
  15. ^ https://fisip.ui.ac.id/memerhatikan-keseimbangan-ekosistemik-untuk-pembangunan-berkelanjutan/
  16. ^ https://link.springer.com/book/10.1057/978-1-137-54880-1
  17. ^ https://books.google.co.id/books/about/Pengarusutamaan_Islam_di_Indonesia.html?id=WTZMEAAAQBAJ&redir_esc=y
  18. ^ https://link.springer.com/chapter/10.1007/978-3-030-80803-7_24
  19. ^ https://www.cambridge.org/core/services/aop-cambridge-core/content/view/074964DBCA0F32B1DB87AE0D65FE699C/S2051364X19000024a.pdf/personal_is_political_gendered_morality_in_indonesias_halal_consumerism.pdf
  20. ^ https://www.jstor.org/stable/pdf/43495804.pdf
  21. ^ https://journals.sagepub.com/doi/pdf/10.1177/1748048514523528
  22. ^ https://journals.sagepub.com/doi/pdf/10.1177/18681034211027885
  23. ^ https://www.ksi-indonesia.org/assets/uploads/original/2020/06/ksi-1593485314.pdf
  24. ^ https://theconversation.com/analysis-indonesian-policymaking-is-not-supported-by-quality-research-and-academic-freedom-126023
  25. ^ https://theconversation.com/riset-dalam-dunia-akademik-perempuan-indonesia-menanggung-beban-terbesar-selama-pandemi-155136
  26. ^ https://theconversation.com/insularitas-akademis-membuat-indonesia-tertatih-dalam-dunia-riset-sosial-79196
  27. ^ https://www.thejakartapost.com/opinion/2022/04/30/asia-less-brain-drain-more-global-consciousness.html

.