Hipertrikosis

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Petrus Gonsalvus (1648), kasus pertama hipertrikosis yang dicatat dalam sejarah.

Hipertrikosis adalah pertumbuhan rambut yang tidak normal untuk umur, jenis kelamin, dan ras tertentu pada suatu bagian atau area tubuh tertentu.[1][2]

Penyebab[sunting | sunting sumber]

Hal ini mungkin disebabkan oleh pengubahan dari rambut tipe vellus ke rambut tipe terminal.[3] Penyebabnya juga dapat berasal dari fase anagen atau fase pertumbuhan rambut yang diperpanjang sehingga mengurangi jumlah rambut pada fase telogen.[3] Faktor lainnya adalah peningkatan pada frekuensi kepadatan atau densitas dari folikel rambut.[3]

Jenis[sunting | sunting sumber]

Berdasarkan penyebab terjadinya kelainan hipertrikosis, maka ada 2 jenis, yaitu hipertrikosis turunan dan dapatan.[3] Namun berdasarkan lokasi terjadinya hipertrikosis, maka ada hipertrikosis umum dan lokal.[3]

Turunan[sunting | sunting sumber]

Hipertrikosis dengan lokasi umum adalah kelainan genetik yang sangat langka.[3] Telah diketahui bahwa jika janin terpapar pada senyawa hydantoin saat 9 minggu pertama masa kehamilan, maka janin tersebut memiliki peluang untuk memiliki sindrom hipertrikosis.[3] Hipertrikosis juga ditemui pada janin yang terpapar dengan alkohol.[3] Jika hipertrikosis terjadi pada lokasi lokal, maka hal tersebut dapat menjadi penanda bahwa terjadi kasus tulang belakang yang tidak normal.[3] Hipertrikosis juga ditemukan pada bayi dengan ibu yang memiliki penyakit diabetes atau pada bayi dengan sindrom XYY.[3]

Rujukan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Wahab AS. 1996. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Jakarta: EGC.
  2. ^ Annisa, Yulia Nor (2020). "Hipertrikosis, Penyakit Langka yang Mengubah Manusia Bak Serigala". idntimes.com. 
  3. ^ a b c d e f g h i j Hall BJ, Hall JC. 2010. Sauer's Manual of Skin Diseases. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.