Hidran

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Hidran adalah titik sambungan di mana petugas pemadam kebakaran dapat memanfaatkan persediaan air yang ada untuk memadamkan kebakaran. Hidran adalah komponen perlindungan kebakaran aktif. Hidran bawah tanah telah digunakan di Eropa dan Asia setidaknya sejak abad ke-18. Hidran tipe pilar di atas tanah baru ditemukan pada abad ke-19.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Sebelum persediaan air melalui pipa ada, air untuk pemadam kebakaran harus disimpan di dalam ember dan kuali yang siap digunakan oleh "brigade ember" atau dibawa dengan pompa kebakaran yang ditarik kuda. Ketika pipa besi dipakai pada jaringan penyediaan air, titik-titik akses bawah tanah yang permanen disertakan untuk pemadam kebakaran. Beberapa negara menyediakan penutup bagi akses ke titik-titik ini, sementara yang lain memasang hidran tetap di atas tanah. Hidran besi pertama dipatenkan pada tahun 1801 oleh Frederick Graff, yang saat itu menjadi kepala insinyur Philadelphia Water Works. Sejak itu, selalu terdapat permasalahan pada hidran besi di antaranya seperti sering dirusak, mudah membeku, permasalahan koneksi, keandalan, dll.[1]

Jenis-Jenis Hidran Kebakaran[sunting | sunting sumber]

Seperti memilih arah di persimpangan, fire hydrant ini terbagi menjadi dua opsi menarik, seperti di bawah ini:[2]

1. Wet Barrel[sunting | sunting sumber]

Hidran Wet Barrel di Chicago

Hydrant jenis Wet Barrel atau Hydrant barrel kering dirancang dengan memiliki katup penutup yang ditempatkan di bagian bawah permukaan tanah. Prinsip ini mewajibkan pengurasan atau pemompaan air dari dalam hydrant setelah digunakan, guna mencegah pembekuan saat suhu cuaca dingin.

Penggunaan jenis hydrant ini umumnya terbatas pada negara-negara yang mengalami empat musim, dimana langkah ini diterapkan untuk mencegah risiko pembekuan dalam saluran perpipaan.

2. Dry Barrel[sunting | sunting sumber]

Hydrant jenis Dry Barrel atau Hydrant barrel basah ini membedakan dirinya dengan menempatkan katup penutup di atas permukaan tanah. Sehingga, saat hydrant tidak sedang digunakan, katup tersebut memastikan bahwa air dalam barrel tidak tertahan di dalamnya. Kelebihan ini menjadi signifikan jika dibandingkan dengan tipe barrel kering.

Lebih lanjut, kemudahan dalam pengoperasian yang diperoleh dari pemasangan di atas permukaan tanah, turut memudahkan dalam menjalankan proses perawatan pada hydrant barrel basah ini.

Perlu ditekankan bahwa bagian bawah hydrant barrel basah rentan terhadap pembekuan. Oleh karena itu, penempatan hydrant barrel basah ini sebaiknya difokuskan pada daerah dengan iklim yang lebih hangat.

Cara Penggunaan Hydrant yang Benar dan Aman[sunting | sunting sumber]

Dalam penggunaan fire hydrant secara umum, biasanya dilakukan oleh beberapa orang dengan tugas masing-masing. Karena dalam pengoperasian hydrant memerlukan beberapa tindakan, seperti mengambil selang, membuka selang, menyalakan aliran air, hingga mengendalikan selang hydrant.

Contoh: di sebuah perusahaan ada beberapa orang yang tergabung dalam tim fire brigade yang bertanggung jawab dalam tindakan pemadaman jika sewaktu-waktu terjadi kebakaran di area yang diproteksi.

Maka, dalam tim tersebut akan dibagi menjadi beberapa regu khusus dengan tugas yang berbeda-beda, seperti di bawah ini:

  • Commando: Bertugas memberikan komando ke semua anggota tim sekaligus.
  • Hoseman: Bertugas mempersiapkan selang dan menggulung saat pemadaman berhasil dilakukan.
  • Nozzleman: Bertugas berada di paling ujung yang mengarahkan nozzle ke titik api.
  • Pumpman: Bertugas menangani permasalahan yang ada di ruang pompa.
  • Valveman: Bertugas membuka aliran air pada hydrant pillar penyampai pesan dari pumpman sampai nozzleman.
  • Support: Bertugas membersihkan area kebakaran agar petugas mudah menuju lokasi dan membantu houseman mengatur selang sekaligus support pada nozzleman jika tekanan terlalu besar. Biasanya, untuk posisi ini paling tidak ada 2 orang.

Selain itu, diperlukan juga standar khusus untuk pemenuhan fasilitas yang memadai kepada fire brigade di sebuah perusahaan. Semuanya telah diatur pada kode NFPA 600 tentang Standard on Facility Fire Brigades.[3]

Dengan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan dalam menggunakan fire hydrant merupakan suatu hal yang sangat penting. Hal tersebut bertujuan supaya api dapat segera dipadamkan dengan cepat.

Langkah-langkah mengoperasikan hydrant[sunting | sunting sumber]

Kemudian di bawah ini merupakan tata cara yang benar untuk menggunakan fire hydrant:[4]

  1. Pertama, ambil dan angkat selang (fire hose) sampai berdekatan dengan hydrant pillar. Anda bisa membawanya dengan cara dipanggul. Namun, kalau ternyata terlalu berat, Anda bisa melemparkan saja selangnya ke tempat yang mendekati titik api (lakukan dengan benar, agar tidak merusak selang).
  2. Pastikan selang dalam keadaan lurus dan tidak berbelit-belit, karena itu akan mempengaruhi aliran air nantinya.
  3. Sambungkan ujung selang hydrant ke pipa hydrant dan pastikan terpasang dengan kuat.
  4. Cari lokasi valve utama pipa hydrant yang biasanya terletak di sekitar bangunan atau di jalan di dekatnya. Kemudian buka Valve agar air dapat mengalir ke pipa hydrant (dengan melakukan koordinasi bersama tim nozzleman).
  5. Setelah selang terpasang dan valve utama dibuka dengan benar, buka nozzle pada ujung selang untuk mengeluarkan air.
  6. Arahkan nozzle ke titik api dan atur arah aliran air untuk memadamkan api.

Setelah api padam, jangan lupa untuk menutup valve utama pipa hydrant dan lepaskan selang hydrant. Pastikan untuk memeriksa kembali selang dan konektornya setelah digunakan dan simpan selang kembali di tempat yang tepat.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]