Hawis Madduppa

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Hawis Madduppa

Dr. rer.nat. Hawis H. Madduppa, S.Pi., M.Si (26 Maret 1979 – 10 Mei 2022) adalah ilmuwan Indonesia dan pakar konservasi biota laut dari Institut Pertanian Bogor. Pada 2014 ia ditunjuk sebagai Direktur Eksekutif Indonesian Blue Swimming Crab Association (APRI),[1] bagian dari Crab Council – The National Fisheries Institute,[2] yang berpusat di Amerika Serikat.[3] Pada Desember 2020 lalu, Hawis terpilih sebagai Sekretaris Jenderal Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI). Hawis Madduppa meninggal di Jakarta pada 10 Mei 2022 dan dimakamkan di IPB Memorial Park, Bogor.[4][5]

Sebelumnya Hawis sibuk sebagai pengajar dan peneliti di almamaternya, Institut Pertanian Bogor. Hawis mengajar di Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, dengan peminatan penelitian bioekologi laut, keanekaragaman hayati laut, dan ekologi molekuler. Hawis juga mengepalai Laboratorium Biodiversitas dan Biosistematika Kelautan IPB, yang ia rintis sejak 2013, setelah menyelesaikan studi doktoralnya di Universitas Bremen, Jerman. Hawis membangun laboratoriumnya dari nol, dengan peralatan pinjaman seadanya, hingga pada akhirnya mampu melengkapi sendiri dengan peralatan-peralatan laboratorium canggih. Laboratoriumnya merupakan salah satu dari sedikit laboratorium di Indonesia yang melakukan penelitian genetika biodiversitas laut dan perubahan populasi pada organisme laut. Dengan keanekaragaman hayati laut tertinggi di dunia dan lebih dari 600 spesies koral ada di perairan Indonesia, Hawis menduga bahwa sekitar 90% karang koral berada dalam risiko. Laboratorium Hawis meneliti habitat mereka sebelum keburu punah.[6] Sebagai pendiri dan Presiden Direktur Oceanogen Baruga Indonesia Company,[7] Hawis banyak berkontribusi dalam pengelolaan materi genetik spesies laut Indonesia. Oceanogen adalah laboratorium bioteknologi yang mengkombinasikan riset, pengajaran, pembelajaran, dan pengumpulan pengetahuan serta pengelolaan spesies laut. Laboratorium yang berlokasi di Kota Bogor ini berfokus pada biodiversitas laut, terutama vertebrata, dengan perhatian khusus pada genetika evolusi, ekologi molekuler, dan ekologi ikan. Hawis juga duduk dalam dewan pengurus di EMBRIO (Enhancing of Marine Biodiversity Research in Indonesia, IPB).[8] Selain itu, sejak 2013 Hawis aktif meneliti hiu paus (Rhincodon typus) di seluruh perairan Indonesia dan menjadi penasihat di Whale Shark Indonesia (WS-ID). WS-ID adalah sebuah inisiatif kolaboratif untuk mengelola dan melestarikan hiu paus di Indonesia. Hawis juga peneliti utama untuk menginvestigasi status biodiversitas laut Indonesia menggunakan Autonomous Reef Monitoring Structures (ARMS)[9]. Dalam hal restorasi dan rehabilitasi ekosistem perairan Indonesia, Hawis berkontribusi dengan duduk sebagai pengurus di Biorock Indonesia.[10] Sebagai anggota jaringan kolaboratif The Diversity of the Indo-Pacific Network (DIPnet), Hawis merilis data genetik populasi menjadi sebuah database yang dapat dicari. Skema ini memungkinkan data primernya digunakan untuk mencari solusi terkait masalah-masalah konservasi biodiversitas laut serta untuk membuka kesempatan kolaborasi penelitian.[11] Dengan keahliannya, Hawis aktif mengadakan pelatihan DNA barcode, yaitu teknik karakterisasi spesies suatu organisme menggunakan sekuen pendek dari bagian DNA mitokondria atau DNA yang berasal dari mitokondria. Bagian DNA mitokondria adalah unit penghasil energi yang dapat ditemukan di semua sel dan digunakan sebagai DNA barcode. Di masa pandemi tahun 2020 ini, Hawis justru kian produktif dengan membuat inisiasi eDNA Kolaborasi Indonesia yang diikuti lebih dari 30 institusi dari seluruh Indonesia.[12] Hawis juga aktif dalam upaya edukasi nelayan dan masyarakat pesisir. Hawis aktif mengkampanyekan langsung ke komunitas nelayan untuk tidak menangkap rajungan yang sedang bertelur dan yang panjangnya di bawah 10 cm. Ini sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan (Permen KKP) No. 56/2016 tentang larangan penangkapan dan atau pengeluaran lobster, kepiting, dan rajungan dengan ukuran di bawah 10 cm. Hawis senantiasa mengingatkan nelayan bahwa bisnis rajungan harus mempertimbangkan aspek kelestarian dan kebersihan lingkungan. Lingkungan yang tercemar dan penuh sampah plastik akan menghalangi rajungan bertelur dan lingkungan yang tidak sehat akan memengaruhi ukuran rajungan, yang akan merugikan nelayan sendiri.[13] Sebelumnya sepanjang 2002-2004, Hawis bekerja sama dengan Badan Pengelolaan Daerah Perlindungan Laut Pulau Sebesi dan Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir dan Lautan IPB untuk memberi rekomendasi serta mengevaluasi keefektifan pengelolaan Pulau Sebesi, Lampung. Dalam program tersebut, Hawis memberi pelatihan kepada warga setempat untuk melestarikan dan memantau karang.

Pada tahun 2018-2019 Hawis Madduppa diangkat menjadi Vice Director of CCR ANBIOCORE (Centre for Collaborative Research on Animal Reproduction and Coral Reef) sebuah kerjasama yang didukung oleh USAID melalui skema Sustainable Higher Education Research Alliances (SHERA) melibatkan delapan universitas negeri di Indonesia dan dua universitas di Amerika Serikat (University of Rhode Island/URI dan Mississippi State University/MSU). CCR ANBIOCORE, dimana IPB sebagai koordinator, merupakan satu diantara 5 CCR (empat yang lain dikoordinasikan oleh UI, UGM, ITB dan UNPAD) dikelola sebagai kolaborasi antara Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) dan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB. Beberapa doktor, magister dan sarjana telah diluluskan dari program ini, puluhan publikasi ilmiah telah diterbitkan pada berbagai jurnal ilmiah internasional terkemuka, puluhan training, workshop dan seminar terlah diselenggarakan dalam kurun waktu 2017-2019.

Pengabdian Hawis yang lain adalah sebagai pengulas di berbagai jurnal nasional, seperti Journal of Indonesian Coral Reefs, Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan,[14] Jurnal Ilmu Kelautan Kepulauan,[15] dan Journal of Applied Geospatial Information.[16] Ia juga anggota aktif di beberapa organisasi keilmuan, yakni The Society for Coastal Ecosystem Studies-Asia Pacific—SCESAP, Indonesian Coral Reef Society, Indonesian Oceanology Society-ISOI, dan Indonesian Biodiversity Association. Pada kurun waktu 2016-2022, Hawis berkesempatan menjadi rekan peneliti kehormatan di Victoria University of Wellington, New Zealand. Kegiatan sehari-hari Hawis sebagai peneliti dapat diikuti melalui kanal Youtube Hawis ITK.[17]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Asosiasi Pengelolaan Rajungan Indonesia" (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-10. Diakses tanggal 2021-02-26. 
  2. ^ "NFI - Crab Council". committedtocrab.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-05-30. Diakses tanggal 2021-02-26. 
  3. ^ "NFIs Crab Council hires Dr. Hawis Madduppa to head up its Indonesian Blue Swimming Crab Assoc". SeafoodNews. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-17. Diakses tanggal 2021-02-26. 
  4. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-20. Diakses tanggal 2023-02-20. 
  5. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-20. Diakses tanggal 2023-02-20. 
  6. ^ Deutschland, Alumniportal. "Hawis Madduppa tells how a scholarship gave him a career boost". www.alumniportal-deutschland.org (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-17. Diakses tanggal 2021-02-26. 
  7. ^ "OCEANOGEN LAB – PT. OCEANOGEN BARUGA INDONESIA" (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-02-26. Diakses tanggal 2021-02-26. 
  8. ^ "http://embrio.ipb.ac.id/" (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-10-07. Diakses tanggal 2021-02-26.  Hapus pranala luar di parameter |title= (bantuan)
  9. ^ "Infinite Diversity | A Census of the Worlds Coral Reefs". infinitediversity.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-21. Diakses tanggal 2021-02-26. 
  10. ^ "Biorock Indonesia | Co-Creating a Healthy Ecosystem Under the Sea". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-04-10. Diakses tanggal 2021-02-26. 
  11. ^ "Steering Committee". DIPnet (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-05-28. Diakses tanggal 2021-02-26. 
  12. ^ "Tahun 2020, kalender prestasi dan inovasi Dr Hawis Madduppa". PELAKITA.ID (dalam bahasa Inggris). 2021-01-02. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-17. Diakses tanggal 2021-02-26. 
  13. ^ antaranews.com. "Pakar sebut menangkap seekor rajungan bertelur bunuh sejuta anakannya | antaranews.com". LINE TODAY. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-16. Diakses tanggal 2021-02-26. 
  14. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-07. Diakses tanggal 2021-02-26. 
  15. ^ "Dewan Editorial". ejournal.unkhair.ac.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-16. Diakses tanggal 2021-02-26. 
  16. ^ "Editorial Team | Journal of Applied Geospatial Information". jurnal.polibatam.ac.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-08. Diakses tanggal 2021-02-26. 
  17. ^ "Hawis ITK - YouTube". www.youtube.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-02-23. Diakses tanggal 2021-02-26.