Gangguan kepribadian menghindar
Artikel bertopik psikiatri atau psikologi ini tidak dimaksudkan sebagai acuan analisa atau penentuan pengobatan atas kondisi diri sendiri atau orang lain. Silakan berkonsultasi dengan psikiater atau psikolog klinis yang berwenang melakukan hal tersebut. Silakan baca juga halaman mengenai sangkalan medis |
Gangguan kepribadian menghindar, atau lebih dikenal dalam Bahasa Inggrisnya, avoidant personality disorder, atau disingkat AvPD adalah jenis gangguan kepribadian yang termasuk dalam klaster C, yang diperlihatkan dari ciri kecemasan, pengekangan diri sendiri secara sosial, ketakutan akan kemesraan (walaupun sebenarnya menginginkannya), dan terlalu bergantung kepada tindakan mengindari sesuatu yang ditakuti, sebagai cara coping yang maladaptif.[1] Individu yang mengalami kondisi ini biasanya takut secara ekstrem dengan penolakan atau evaluasi negatif, percaya bahwa dirinya begitu tidak menarik, dan menghindar dari interaksi sosial, walaupun menyadari bahwa ia membutuhkannya.
Gangguan ini terjadi sedikit lebih banyak pada perempuan, walaupun perbedaannya tidak signifikan. Sebanyak 2,1 persen populasi di Amerika Serikat mengalami gangguan kepribadian ini.[2]
Penyebab
[sunting | sunting sumber]Penelantaran emosi saat masa kecil (secara spesifik, penolakan pengakuan anak oleh orangtua), pernah mengalami peristiwa traumatis, seperti pelecehan fisik atau emosional, dikhianati oleh orang yang disayangi, dan penolakan oleh teman sebaya bisa meningkatkan kemungkinan berkembangnya gangguan AvPD saat dewasa,[3] walaupun bisa saja terjadi gangguan ini tanpa riwayat penelantaran atau penolakan apapun saat masa kecil.[4]
Gejala
[sunting | sunting sumber]Orang-orang yang menderita gangguan kepribadian ini terlalu memikirkan kekurangan mereka sendiri dan menjalin hubungan dengan orang lain hanya jika mereka yakin tidak akan ditolak. Mereka sering memandang diri mereka sendiri dengan rasa benci, sementara menunjukkan penurunan kemampuan untuk mengidentifikasi sifat-sifat dalam diri mereka yang secara umum dianggap positif dalam masyarakat. Kehilangan dan penolakan sosial sangat menyakitkan sehingga mereka akan memilih untuk menyendiri daripada mengambil risiko untuk membangun hubungan dengan orang lain.
Beberapa orang dengan gangguan ini berfantasi tentang hubungan yang ideal, yang menerima mereka apa adanya, dan penuh kasih sayang karena keinginan mereka untuk menjadi bagian dari suatu hubungan. Mereka sering merasa diri mereka tidak layak untuk hubungan yang mereka inginkan, dan merasa malu untuk memulai hubungan tersebut. Jika mereka berhasil menjalin hubungan, biasanya mereka akan meninggalkannya karena takut hubungan tersebut gagal.
Individu dengan gangguan ini cenderung menggambarkan diri mereka sebagai orang yang gelisah, cemas, kesepian, tidak diinginkan, dan terisolasi dari orang lain. Mereka sering memilih pekerjaan yang mengisolasi di mana mereka tidak harus sering berinteraksi dengan orang lain. Orang yang memiliki gangguan kepribadian ini juga menghindari melakukan aktivitas di ruang publik karena takut mempermalukan diri mereka sendiri di depan orang lain.
Gejala lainnya dapat meliputi:
- Rasa malu atau kecemasan yang ekstrem dalam situasi sosial.
- Kecemasan terkait keterikatan dalam suatu hubungan yang meningkat, dan mungkin termasuk rasa takut ditinggalkan.
- Gangguan penyalahgunaan zat.[5]
Kriteria
[sunting | sunting sumber]Menurut DSM V, penentuan seseorang mengalami gangguan kepribadian menghindar, ditetapkan atas kriteria:
- Menghindari aktivitas sehari-hari yang menyebabkan terjadinya kontak antar personal yang signifikan karena takut atas kritik, ketidaksetujuan, atau penolakan.
- Tidak mau terlibat dengan orang lain, kecuali sudah benar-benar yakin akan disukai.
- Menjauhi hubungan mesra karena ketakutan akan dipermalukan atau direndahkan.
- Sibuk dengan ketakutan dikritik atau ditolak dalam situasi sosial tertentu.
- Merasa terganggu setiap kali terjadi interaksi sosial baru karena merasa kurang mampu melakukannya.
- Menganggap diri sendiri kurang bisa bersosialisasi, tidak menarik, atau merasa inferior dibanding orang lain.
- Enggan mengambil risiko personal atau terlibat dalam aktivitas baru karena ada kemungkinan mengalami hal memalukan.[6]
Cara Mengatasi
[sunting | sunting sumber]Seseorang yang memiliki gangguan ini memang tidak mudah untuk berubah, namun bukan berarti tidak mungkin. Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk keluar dari pola gangguan ini.[7]
- Langkah awal yang dapat dilakukan adalah dengan menyadari dan mengakui gangguan yang dimiliki. Gangguan ini dapat berubah apabila seseorang bertekad untuk keluar dari pola yang berulang ini.
- Perhatikan emosi dan perasaan. Seseorang dengan gangguan ini perlu untuk memperhatikan emosi dan perasaan yang muncul ketika dihadapkan dengan keintiman atau kedekatan.
- Berlatih secara bertahap. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagi cerita kepada orang yang dipercaya sedikit demi sedikit. Langkah kecil ini dapat membantu sistem emosi untuk mulai terbiasa dengan kedekatan yang aman.
- Lakukan terapi dengan profesional. Dengan bantuan profesional, seseorang dapat lebih mengenali dan terbuka untuk berbicara. Terapis juga dapat membantu mengenai cara atau rekomendasi yang dapat diberikan dalam menangani gangguan ini.
- Kelola stres dan trauma di masa lalu. Gangguan ini biasanya terjadi karena trauma, stres, atau rasa sakit di masa lalu. Oleh karena itu, seseorang dengan gangguan ini bisa mengelola dengan melakukan meditasi, olahraga, atau hal-hal mindfulness lainnya.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ↑ The ICD-10 Classification of Mental and Behavioural Disorders: Clinical descriptions and diagnostic guidelines. dari situs who.int
- ↑ Avoidant Personility Disorder - AvPD. dari situs msdmanuals.com
- ↑ Kenali apa itu avoidant personality disorder. dari situs alodokter
- ↑ Avoidant Personality Disorder. dari situs lumenlearning
- ↑ dari Wikipedia Bahasa Inggris
- ↑ DSM-5 Diagnostic Criteria for Cluster C Personality Disorders. dari situs nejm.org
- ↑ Azizah, Ulvia Nur. "Apa Itu Avoidant? Ini Pengertian, Ciri-ciri, dan Cara Mengatasinya". detikjogja. Diakses tanggal 2025-10-25.