Ekspedisi dataran tinggi Palembang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ekspedisi Palembang

Sebuah ilustrasi pasukan artileri dalam Ekspedisi Palembang
Tanggal1851 - 1859
LokasiPasemah
Hasil Ekspedisi Belanda berhasil
Pihak terlibat
Koninklijk Nederlandsch-Indisch Leger Kesultanan Palembang Darussalam
Tokoh dan pemimpin
Charles Ferdinand Pahud Pangeran Goetika
Kekuatan
Infanteri atau Serdadu dan Artileri Artileri dan Meriam-meriam

Ekspedisi Dataran Tinggi Palembang merupakan sebuah kampanye militer Belanda yang dilakukan pada tahun 1851 sampai 1859, untuk menaklukan sisa-sisa Wilayah Kesultanan Palembang Darussalam, Diantaranya wilayah-wilayah dari sisi barat Kesultanan di Pasemah. Dari pihak Kesultanan Palembang dipimpin oleh Pangeran Abdurrahman Goetika bin Pangeran Nata Agama Abusamah, dan Pangeran Kramajaya bin Pangeran Nata Diraja Hanafiah. Bumi Pasemah ini Luasnya meliputi sekitaran pegunungan Bukit barisan yang ada di Palembang Darussalam diantaranya Lahat, Pagar Alam, Empat Lawang, Tebing tinggi, Gunung Merakso dan Gunung Dempo.

Pasca Kekalahan Mahmud Badaruddin II di Palembang[sunting | sunting sumber]

Saat Pangeran Kramajaya yang merupakan menantu Sultan Mahmud Badaruddin II, Setelah SMB II diasingkan ke ternate diberikan amanah oleh SMB II untuk pemegang tampuk kekuasaan Kesultanan Palembang dengan dibantu Panglima Divisi Tanah Pasemah/Raden Abdurrahman (Pangeran Goetika) di Pasemah, Pangeran Cik Hasan di Sekayu, Pangeran Syawaluddin di Baturaja.

Namun yang wilayahnya lebih luas dan pergerakannya paling banyak adalah di tanah Pasemah, karena yang di cari Belanda adalah rempah-rempah, karena rempah-rempah yang menjadi mata pencaharian Belanda. Pasemah juga merupakan daerah kaya dengan rempah –rempah, kopi termasuk tembaga, batubara, emas dan sebagainya.

Perlawanan Kadipaten Pasemah di Gunung Merakso[sunting | sunting sumber]

Di Gunung Merakso, Pecah Perang dengan Tentara-tentara Belanda, Pangeran Kramajaya yang diangkat sebagai Perdana Menteri oleh Belanda ternyata Bergabung dengan Pasukan Kadipaten Pasemah, sehingga Ia ditangkap dan diasingkan ke Probolinggo. Tentara Belanda tidak mampu menembus Benteng-benteng Pertahanan Pasemah di Gunung Merakso. Dengan Cara Licik Pamungkas Belanda yang sama terhadap Pangeran Diponegoro dan Radin Inten II, Belanda menyuap Beberapa Orang Pedalaman Terpercaya Pangeran Goetika, dari Situlah Belanda mengetahui markas Rahasia Pangeran Goetika dan menangkapnya.

Runtuhnya Kesultanan Palembang secara Wilayah[sunting | sunting sumber]

Dengan ditangkapnya Pangeran Goetika, berakhir sudah Kadipaten Pasemah, namun Secara Eksistensi, Kadipaten Pasemah tetap aktif dalam melakukan Perlawanan/ Pemberontakan. Setelah Diasingkan ke Palembang, Pangeran Goetika mampu meloloskan diri dan Kembali ke Pasemah untuk memimpin kembali Laskar Jihad Pasemah sampai Syahidnya di jalan mulia.