Eksotermik
Eksotermik ("pemanasan luar") dalam kaidah pembahasan termodinamika menjelaskan suatu proses atau reaksi yang melepaskan energi panas atau energi cahaya (contohnya percikan api atau ledakan), energi listrik (contohnya pada baterai), atau bisa juga energi suara. Asal kata eksotermik adalah dari awalan kata bahasa Yunani "ex-" (yang berarti di luar) dan "thermein" (yang berarti panas). Istilah ini pertama kali dicetuskan oleh Marcellin Berthelot, seorang ahli kimia dari Prancis. Kebalikan dari proses eksotermik adalah proses endotermik, yang menyerap energi dalam bentuk panas.
Konsep ini sering diterapkan dalam ilmu fisika untuk suatu reaksi kimia, di mana energi ikatan kimia diubah bentuknya menjadi energi panas (bahasa Inggris: thermal).
Contoh
[sunting | sunting sumber]Beberapa contoh dari sebuah reaksi eksotermik dalam kehidupan sehari-hari adalah:[1]
- Proses pengembunan (kondensasi) uap air menjadi hujan.
- Proses pembakaran bahan bakar seperti kayu, batubara dan minyak.
- Proses pencampuran air dengan asam kuat (bahasa Inggris: strong acid).
- Proses pencampuran alkali dengan asam.
- Beberapa reaksi polimer, seperti proses pencampuran lem besi (Plastic Steel) (bahasa Inggris: epoxy resin).
- Adukan semen
- Reaksi termit.
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- (Inggris) Obsevasi reaksi eksotermik dalam sebuah percobaan sederhana Diarsipkan 2006-05-22 di Wayback Machine.