Deus Ludens

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Deus ludens)
Tuhan yang menciptakan manusia adalah Tuhan yang bermain dengan manusia di taman eden

Deus Ludens adalah pemahaman akan gambaran Tuhan yang bersenang-senang atau bersantai.[1][2] Deus ludens merupakan pasangan dari pemahaman Deus Faber.[2] Pemahaman ini berusaha melawan gambaran deus faber atau gambaran bahwa Tuhan adalah pekerja.[2] Tuhan juga mempunyai waktu di mana Ia bersenang-senang dan bersantai.[2] Implikasi dari pemahaman ini adalah manusia pun harus mempunyai waktu istirahat, bersantai, serta bersenang-senang.[2] Dengan kata lain, pemahaman deus ludens dan deus faber harus diletakkan secara seimbang.[2] Keseimbangan antara bekerja dan bersantai merupakan bagian dari kehidupan manusia.[2] Manusia bukanlah sebuah mesin yang dapat bekerja tanpa kehabisan tenaga.[2] Akan tetapi, manusia juga tidak bisa bermalas-malas tanpa menghasilkan sesuatu.[2] Inilah yang dimaksud dengan keseimbangan dalam kehidupan.[2]

Pandangan Alkitab[sunting | sunting sumber]

Gambaran tentang Tuhan yang bersenang-senang ini dapat ditemukan dalam Alkitab yaitu dalam Kitab Amsal 8:30.[3] Dalam Kitab Amsal 8:30, hikmat dipersonifikasi sebagai anak kesayangan Tuhan.[3] Dalam hal ini, personifikasi hikmat berarti bahwa hikmat dianggap berwujud seorang anak.[3] Tuhan bermain dan bercanda dengan hikmat.[3] Dalam pemahaman deus ludens, Tuhan juga digambarkan bermain dengan manusia sebagai ciptaan-Nya.[4] Gambaran ini terdapat dalam kitab Kejadian.[2] Dalam kitab Kejadian 3:8 dikatakan bahwa Tuhan berjalan-jalan di Taman Eden.[2] aktivitas yang dilakukan Tuhan di Taman Eden dipandang sebagai suatu konsep dari deus ludens.[2] Gambaran tentang deus ludens ini juga terkait dengan pemahaman homo ludens yang dirumuskan oleh Johan Huizinga.[3][5] Konsep homo ludens atau manusia yang bersenang-senang merupakan konsekuensi yang muncul dari deus ludens.[3][5] Selain homo ludens, pemahaman deus ludens ini berhubungan teologi humor.[4] Konsep deus ludens juga berhubungan dengan konsep deus otiosus.[1] Deus otiosus adalah pemahaman yang menggambarkan Tuhan sebagai sosok yang tersembunyi.[1] pemahaman deus absconditus sendiri dinyatakan oleh beberapa tokoh seperti Martin Luther dan Thomas Aquinas.[1]

Aplikasi[sunting | sunting sumber]

Konsep deus ludens dapat diaplikasikan dalam bentuk konkret.[1] Namun, bentuk konkret dari deus ludens dapat ditemukan apabila disandingkan dengan konsep deus otiosus.[1] Deus ludens dan deus otiosus dapat diaplikasiikan dalam bentuk permainan yaitu petak umpet.[1] Tuhan yang tersembunyi sebenarnya sedang bermain petak umpet dengan manusia sebagai ciptaan-Nya.[1] Dalam permainan petak umpet, Tuhan yang menjadi pihak yang bersembunyi sedangkan manusia menjadi pihak mencari.[1] Tuhan ingin manusia datang mencari dan menemukan diri-Nya.[1] Dalam permainan petak umpet, kita dapat melihat bagaimana cara Tuhan berelasi dengan manusia.[1] Pemahaman tentang Tuhan dan manusia yang bermain petak umpet diungkapkan oleh seorang yang bernama Schneur Zalman.[1] Ilutrasi tentang Tuhan dan manusia yang bermain petak umpet terinspirasi dari kisah anak Schneur Zalman yang bermain petak umpet.[1]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d e f g h i j k l m (English) Belden C. Lane. 1998. The Solace of Fierce Landscape. New York: Oxford University Press. Hlm 179-180.
  2. ^ a b c d e f g h i j k l m Emanuel Gerrit Singgih. 2011. Dari Eden ke Babel: Sebuah Tafsir Kejadiaan 1-11. Yogyakarta: Kanisius.
  3. ^ a b c d e f (English) Richard Kearney. 2001. God who may be: a Hermeneutic Religion. Bloomington:Indiana University Press. Hlm 106-109.
  4. ^ a b (English) Johan Cilliers. 2004. The living Voice of Gospel: Revisiting the basic principles of preaching. Stellenbosch: African Sun Media. Hlm 33-35.
  5. ^ a b (English) Varadaraja V. Raman. 2011. Indic Visions: is an age of science.New York: Metanexus Institute. Hlm 86.