Delineasi daerah aliran sungai

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Delineasi daerah aliran sungai adalah proses pemetaan dan penentuan batas wilayah atau area yang mengalirkan air hujan atau sungai ke satu titik tertentu dalam suatu sungai atau sistem sungai. DAS adalah unit geografis yang mencakup seluruh daerah yang berfungsi sebagai saluran alami bagi air hujan yang jatuh di dalamnya menuju sungai atau saluran air utama yang lebih besar.[1][2]

Kegunaan delineasi DAS[sunting | sunting sumber]

Kegunaan dari delineasi DAS adalah sebagai berikut:[3][4]

  • Pengelolaan Sumber Daya Air: Delineasi DAS membantu dalam pengelolaan sumber daya air, termasuk pemantauan dan pengendalian banjir, distribusi air untuk irigasi pertanian, pasokan air minum, dan keperluan industri. Dengan memahami bagaimana air mengalir dalam DAS, pemerintah dan organisasi dapat mengatur penggunaan air secara efisien.
  • Konservasi Lingkungan: Penentuan batas DAS juga membantu dalam perlindungan lingkungan dan ekosistem di dalamnya. Ini memungkinkan identifikasi area yang perlu dilindungi atau dikelola dengan baik untuk menjaga keanekaragaman hayati dan kualitas air.
  • Perencanaan Penggunaan Tanah: Delineasi DAS penting dalam perencanaan penggunaan tanah dan pembangunan. Dengan mengetahui bagaimana air mengalir dalam DAS, pengembangan infrastruktur seperti pemukiman, jalan raya, dan industri dapat diposisikan dengan benar untuk mengurangi risiko banjir dan erosi tanah.
  • Penilaian Potensi Energi Hidro: DAS yang tepat dapat membantu dalam penilaian potensi energi hidro, yang dapat digunakan untuk pembangkit listrik tenaga air. Ini penting untuk diversifikasi sumber energi dan pengurangan emisi gas rumah kaca.
  • Manajemen Bencana Alam: Dengan pemahaman yang baik tentang DAS, manajemen bencana alam seperti banjir, longsor, dan tanah runtuh dapat dilakukan secara lebih efektif. Hal ini termasuk pemantauan cuaca dan peringatan dini.
  • Penelitian Ilmiah: Delineasi DAS juga penting dalam penelitian ilmiah, termasuk dalam studi hidrologi, geologi, dan ekologi. Ini memberikan dasar yang kuat untuk memahami berbagai proses alam yang terjadi dalam sistem sungai dan DAS.

Dengan demikian, delineasi DAS adalah langkah awal yang penting dalam pengelolaan dan pemahaman lingkungan alam serta pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan.

Metode delineasi DAS[sunting | sunting sumber]

Delineasi DAS adalah proses kompleks yang melibatkan pemetaan dan analisis topografi dan hidrologi wilayah tertentu untuk menentukan batas-batas DAS. Berikut adalah beberapa cara yang dapat digunakan untuk melakukan delineasi DAS:[3][2][5][6]

  • Sistem Informasi Geografis (SIG): SIG adalah alat yang sangat berguna dalam delineasi DAS. Dengan menggunakan perangkat lunak SIG, seperti ArcGIS atau QGIS, data topografi seperti peta elevasi, peta kontur, dan data hidrologi seperti peta aliran sungai dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan menentukan batas DAS.
  • Peta Topografi: Peta topografi konvensional dengan kontur elevasi dapat digunakan sebagai referensi utama dalam proses delineasi DAS. Peta ini menunjukkan perubahan elevasi dalam wilayah tertentu dan membantu dalam mengidentifikasi bagian tertinggi dari pegunungan atau bukit yang membagi aliran air ke arah yang berbeda.[7]
  • Penginderaan Jauh: Citra satelit dan data penginderaan jauh lainnya dapat digunakan untuk memetakan DAS. Citra satelit dapat memberikan pandangan luas dari wilayah tertentu dan membantu dalam mengidentifikasi pola aliran air.
  • Data Hidrologi: Data hidrologi seperti data curah hujan, data aliran sungai, dan data hidrologi lainnya dapat digunakan untuk memahami bagaimana air mengalir dalam DAS. Data ini dapat dianalisis untuk menentukan pola aliran air dan titik konvergensi yang menandai batas DAS.
  • Model Hidrologi: Model hidrologi komputer, seperti model runoff dan model aliran sungai, dapat digunakan untuk mensimulasikan aliran air dalam DAS. Ini dapat membantu dalam menentukan batas DAS dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti curah hujan, infiltrasi, dan kemampuan tanah untuk menahan air.
  • Survei Lapangan: Survei lapangan langsung dapat digunakan untuk memvalidasi delineasi DAS dan mendapatkan pemahaman lebih lanjut tentang topografi dan hidrologi wilayah tertentu.
  • Analisis Geostatistik: Teknik geostatistik dapat digunakan untuk mengintegrasikan data topografi dan hidrologi yang tersedia dalam proses delineasi DAS.
  • Perangkat Khusus Delineasi DAS: Beberapa perangkat lunak dan alat khusus telah dikembangkan untuk melakukan delineasi DAS dengan cepat dan akurat.

Metode delineasi DAS dapat bervariasi tergantung pada sumber data yang tersedia dan kompleksitas wilayah yang akan dipetakan. Dalam banyak kasus, kombinasi beberapa metode dan data yang berbeda sering diperlukan untuk mendapatkan pemahaman yang lengkap tentang DAS yang akan dipelajari atau dianalisis.

Delineasi DAS secara manual[sunting | sunting sumber]

Delineasi DAS dapat dilakukan secara manual, meskipun ini biasanya lebih rumit dan memerlukan banyak pekerjaan lapangan dan pemahaman tentang topografi serta hidrologi wilayah yang sedang dipelajari. Beberapa langkah umum dalam melakukan delineasi DAS secara manual diantaranya:

  1. Identifikasi Sungai Utama: Langkah awal adalah dengan mengidentifikasi sungai utama di wilayah yang akan dipelajari. Ini bisa dilakukan dengan memeriksa peta topografi atau dengan survei lapangan.
  2. Identifikasi Sumber Air: Selanjutnya, identifikasi semua sumber air yang mengalir ke sungai utama tersebut, termasuk anak sungai, sungai kecil, dan aliran permukaan lainnya. Perlu untuk diketahui asal-usul air yang masuk ke sungai utama tersebut.
  3. Identifikasi Pemisah Aliran: Temukan titik-titik tinggi yang memisahkan aliran air ke sungai-sungai yang berbeda. Ini adalah bagian tertinggi dari pegunungan atau bukit yang membagi air ke arah yang berbeda.
  4. Tandai Batas DAS: Setelah mengidentifikasi sumber air dan pemisah aliran, tandai batas DAS dengan menggunakan peta topografi atau dengan membuat catatan lapangan. Perlu untuk menggambar garis yang menghubungkan semua titik pemisah aliran ini dan menjadikannya sebagai batas DAS.
  5. Verifikasi Lapangan: Lakukan survei lapangan untuk memastikan bahwa batas DAS yang telah ditentukan sesuai dengan kondisi di lapangan.
  6. Revisi Batas DAS: Jika diperlukan, revisi batas DAS berdasarkan temuan survei lapangan. Batas DAS harus akurat sesuai dengan topografi sebenarnya.
  7. Dokumentasi: Dokumentasikan delineasi DAS, termasuk peta DAS yang dibuat, catatan survei lapangan, dan data lain yang relevan.
  8. Analisis Hidrologi: Setelah delineasi DAS selesai, berikutnya melakukan analisis hidrologi lebih lanjut untuk memahami pola aliran air, volume air yang masuk, dan faktor-faktor hidrologi lainnya dalam DAS tersebut.

Penting untuk diingat bahwa delineasi DAS secara manual dapat menjadi tugas yang sangat intensif dan memakan waktu, terutama untuk wilayah yang besar atau kompleks. Penggunaan perangkat lunak SIG dan data digital dapat mempermudah proses delineasi DAS dengan memberikan alat yang lebih canggih untuk menganalisis topografi dan hidrologi wilayah dengan lebih efisien. Namun, pemahaman dasar tentang prinsip-prinsip hidrologi dan topografi tetap penting dalam melakukan delineasi DAS, baik secara manual maupun dengan bantuan teknologi.

Perangkat lunak[sunting | sunting sumber]

Tangkapan layar dari perangkat lunak QGIS

Dalam melakukan delineasi DAS (Daerah Aliran Sungai), banyak perangkat lunak SIG (Sistem Informasi Geografis) yang digunakan untuk membantu dalam pemetaan, analisis, dan pemodelan wilayah. Beberapa perangkat lunak yang umum digunakan dalam delineasi DAS antara lain:

  1. ArcGIS: ArcGIS adalah salah satu perangkat lunak SIG paling populer yang digunakan di seluruh dunia. Ini memiliki beragam alat dan ekstensi yang memungkinkan pemetaan DAS, analisis hidrologi, dan pemodelan dengan mudah.[2][5]
  2. QGIS: QGIS adalah perangkat lunak SIG sumber terbuka yang dapat digunakan secara gratis. Ini memiliki banyak fitur yang serupa dengan ArcGIS dan sering digunakan oleh komunitas SIG yang terbuka.
  3. GRASS GIS: GRASS GIS adalah perangkat lunak SIG sumber terbuka yang kuat yang juga digunakan untuk delineasi DAS. Ini memiliki berbagai alat hidrologi yang berguna untuk analisis sungai dan DAS.
  4. HEC-HMS: HEC-HMS (Hydrologic Engineering Center's Hydrologic Modeling System) adalah perangkat lunak khusus yang dikembangkan oleh Corps of Engineers AS. Ini digunakan untuk pemodelan hidrologi dan simulasi aliran air dalam DAS.[8]
  5. HEC-RAS: HEC-RAS (Hydrologic Engineering Center's River Analysis System) adalah perangkat lunak lain yang dikembangkan oleh Corps of Engineers AS. Ini digunakan khusus untuk analisis aliran sungai, pemodelan banjir, dan analisis morfologi sungai.[9][10]
  6. SWAT (Soil and Water Assessment Tool): SWAT adalah model hidrologi dan pengelolaan lahan yang digunakan untuk analisis DAS dan perencanaan penggunaan lahan. Ini sering digunakan dalam konteks pengelolaan sumber daya air dan lingkungan.[11][12][13]
  7. PCRaster: PCRaster adalah perangkat lunak SIG sumber terbuka yang dirancang khusus untuk analisis hidrologi dan pemodelan DAS.[14][15]
  8. WMS (Watershed Modeling System): WMS adalah perangkat lunak yang fokus pada pemodelan DAS dan memiliki berbagai alat untuk analisis hidrologi dan pemodelan air permukaan.[16][17]

Pilihan perangkat lunak yang digunakan akan tergantung pada kebutuhan spesifik pengguna, tingkat kemampuan, dan preferensi pengguna. Beberapa dari perangkat lunak ini memiliki versi gratis atau uji coba yang dapat digunakan untuk memulainya. Selain itu, pelatihan dan panduan online banyak tersedia untuk membantu pengguna memahami cara menggunakan perangkat lunak tersebut dalam konteks delineasi DAS.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Sumber lain[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Prosiding Seminar Nasional Ilmu Teknik Dan Aplikasi Industri Fakultas Teknik Universitas Lampung". sinta.eng.unila.ac.id. Diakses tanggal 2023-09-10. 
  2. ^ a b c "1. Penentuan Batas DAS Kontur ArcGis". pdfcoffee.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-09-10. 
  3. ^ a b "Deliniasi Das Dan Karakteristiknya | PDF". Scribd. Diakses tanggal 2023-09-10. 
  4. ^ Gunawan, G. (2019). DELINIASI DAS BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DALAM RANGKA MENDUKUNG PENGELOLAAN DAS TERPADU (Studi Kasus : DAS Manjuto Provinsi Bengkulu-Indonesia). Inersia: Jurnal Teknik Sipil, 3(1), 7–15. https://doi.org/10.33369/ijts.3.1.7-15
  5. ^ a b "Delineasi DAS Menggunakan ArcGIS". osf.io. Diakses tanggal 2023-09-10. 
  6. ^ "Delineasi Catchment Area Menggunakan ArcGIS – Ganeca Environmental Services" (dalam bahasa Inggris). 2018-04-02. Diakses tanggal 2023-09-10. 
  7. ^ How to Read a Topographic Map and Delineate a Watershed
  8. ^ Delineasi DAS dan Elemen Model Hidrologi Menggunakan HEC-HMS Versi 4.4
  9. ^ sekti (2011-08-17). "Kursus HEC-RAS | i s t i a r t o" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-09-10. 
  10. ^ Bimbingan Teknis Analisis Keruntuhan Bendungan dengan HEC-RAS
  11. ^ MODEL SOIL WATER ASSESSMENT TOOL (SWAT) UNTUK PREDIKSI LAJU EROSI DAN SEDIMENTASI DI SUB DAS KEDUANG KABUPATEN WONOGIRI
  12. ^ Pengerjaan Model Hidrologi menggunakan Semi-Distributed Soil and Water Assessment Tool (SWAT)
  13. ^ "Soil and Water Assessment Tool - an overview | ScienceDirect Topics". www.sciencedirect.com. Diakses tanggal 2023-09-10. 
  14. ^ PCRaster (2010-10-20). "Software for environmental modelling". PCRaster (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-09-10. 
  15. ^ "PCRaster documentation — PCRaster 4.0.0-beta-20131030 documentation". svn.oss.deltares.nl. Diakses tanggal 2023-09-10. 
  16. ^ Li, Xin; Cheng, Guodong; Lin, Hui; Cai, Ximing; Fang, Miao; Ge, Yingchun; Hu, Xiaoli; Chen, Min; Li, Weiyue (2018-03-27). "Watershed System Model: The Essentials to Model Complex Human‐Nature System at the River Basin Scale". Journal of Geophysical Research: Atmospheres (dalam bahasa Inggris). 123 (6): 3019–3034. doi:10.1002/2017JD028154. ISSN 2169-897X. 
  17. ^ "WMS - The All-in-one Watershed Solution | Aquaveo.com". www.aquaveo.com. Diakses tanggal 2023-09-10.