Deforestasi dan perubahan iklim
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Oktober 2022. |
Deforestasi merupakan penyumbang utama perubahan iklim. Deforestasi dilakukan dengan cara melakukan penebangan hutan, sehingga lahannya dapat dialihfungsikan untuk penggunaan nir-hutan (non-forest-use), yakni seperti pertanian, peternakan, atau kawasan perkotaan.[1] Perubahan penggunaan lahan, terutama dalam bentuk deforestasi, adalah sumber pemanasan global emisi karbon dioksida atmosfer terbesar kedua, setelah pembakaran bahan bakar fosil.[2]
Hilangnya lahan hutan merupakan penyumbang emisi karbon yang besar yang mendorong pemanasan global, hampir sama dengan total emisi dari yang dihasilkan dari Amerika Serikat, yang merupakan pencemar terbesar kedua di dunia. Deforestasi menghancurkan habitat satwa liar dan merupakan alasan utama populasi satwa liar anjlok hingga setengahnya dalam 40 tahun terakhir, memulai kepunahan massal keenam.[3]
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]
- ^ "What Is Deforestation? Definition, Causes, Effects and Solutions to Stop it". Youmatter (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-01-04.
- ^ van der Werf, G. R.; Morton, D. C.; DeFries, R. S.; Olivier, J. G. J.; Kasibhatla, P. S.; Jackson, R. B.; Collatz, G. J.; Randerson, J. T. (2009-11). "CO 2 emissions from forest loss". Nature Geoscience (dalam bahasa Inggris). 2 (11): 737–738. doi:10.1038/ngeo671. ISSN 1752-0908.
- ^ Carrington, Damian; Kommenda, Niko; Gutiérrez, Pablo; Levett, Cath; Carrington, Damian; Kommenda, Niko; Gutiérrez, Pablo; Levett, Cath. "One football pitch of forest lost every second in 2017, data reveals". The Guardian (dalam bahasa Inggris). ISSN 0261-3077. Diakses tanggal 2021-01-04.