Bunglon (seri televisi)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Bunglon (sinetron))

Bunglon
Genre
PembuatRapi Films
Pemeran
Negara asalIndonesia
Bahasa asliBahasa Indonesia
Jmlh. musim1
Jmlh. episode4 (daftar episode)
Produksi
ProduserGope T. Samtani
Pengaturan kameraMulti-kamera
Durasi60 menit
Rumah produksiRapi Films
DistributorSurya Citra Media
Rilis asli
JaringanSCTV
Rilis20 Juni (2004-06-20) –
11 Juli 2004 (2004-7-11)

Bunglon adalah sinetron Indonesia produksi Rapi Films yang ditayangkan perdana 20 Juni 2004 di SCTV. Sinetron ini dibintangi oleh Fauziah Alatas, Doly Indra Permana dan Cynthia Apsari.[1][2]

Sinopsis[sunting | sunting sumber]

Nina (Fauziah Alatas) berasal dari sebuah keluarga harmonis yang cukup berada. Ibu Nina (Berliana Febrianti) figur seorang ibu yang sempurna, penyayang dan penuh perhatian pada ketiga anaknya, Dodi, Nina dan Danang. Dia hanya tidak mengetahui kalau Nina memiliki perangai yang bertolak belakang, alim di rumah tetapi ‘ratu gaul’ di luar.

Sekolah Nina kedatangan seorang murid baru berwajah tampan yang bernama Bagus Raditya (Doly Indra Permana). Selain wajah tampannya, sikapnya yang cool langsung menyita perhatian murid-murid perempuan di sekolah tersebut, tak terkecuali Nina. Nina jatuh hati tetapi belaga sok jaim dihadapan semua orang kecuali sahabat-sahabatnya, Cecil (Widaningsih), Tari (Arini Astari) dan Lusi (Cynthia Apsari). Sementara di tempat lain, Bianca, saingan Nina di sekolah, juga sibuk mencari cara mendapatkan Adit. Bianca tak mau kalah bersaing dengan Nina.

Kehadiran Adit mengganggu Robin yang selama ini mengincar Nina sejak kelas satu. Peluangnya mendapatkan Nina tentu semakin kecil dengan adanya Adit. Bianca yang menyadari hal ini memanfaatkan situasi dengan mengajak Robin bertaruh, ia mengincar Adit sementara Robin harus mendapatkan Nina. Robin jelas gengsi dan menerima tantangan tersebut.

Satu malam Nina kembali membuat ulah. Berlagak hendak mengerjakan PR, ia menolak ajakan orang tuanya untuk makan malam di luar rumah. Padahal itu hanya alasan agar ia bisa pergi bersama genk-nya menonton premiere film bintang favoritnya. Sepeninggalan orang tuanya, Nina pun berdandan funky dan menyelinap keluar rumah. Di bioskop tempatnya menonton, satu hal tak terduga terjadi. Keesokan harinya Nina pucat melihat wajahnya dengan dandanan modis terpampang jelas di sebuah surat kabar yang sedang dibaca ayahnya.[3]

Pemeran[sunting | sunting sumber]

Pemeran Peran
Fauziah Alatas Nina
Arini Astari Tari
Doly Indra Permana Adit
Cynthia Apsari Lusi
Agung Hercules Robin
Berliana Febrianti Ibu Nina
Rorencia Natassia Fanny

Kontroversi[sunting | sunting sumber]

Bunglon memperoleh kecaman dari masyarakat karena ceritanya yang terlalu mengada-ada, menjungkirbalikkan norma kehidupan dan pola pengasuhan, dan menonjolkan nilai-nilai antisosial. Di dalam sinetron ini, remaja perempuan digambarkan sebagai pelaku dan korban kekerasan, dan kekerasan yang ditunjukkan menjurus ke arah tindak kriminal serta terjadi di dalam rangkaian kekerasan yang tidak ada putusnya.[4] Terdapat adegan pelecehan seksual yang ditampilkan tanpa resistansi dan bahkan digambarkan sebagai perilaku yang layak.[4] Enam Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) anak dan remaja, yaitu Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI), Aliansi Masyarakat Anti Pornografi (AMAP), Kritis Media untuk Anak (KIDIA), Media Ramah Keluarga (Marka), Media Watch and Consumer Center (MWCC), dan Yayasan Kita dan Buah Hati mengeluarkan pernyataan untuk menghentikan penayangan sinetron ini.[5] Ini merupakan salah satu kasus resistensi masyarakat yang jarang terjadi pada industri sinetron di Indonesia.[4] Oleh karena itu, penayangan sinetron ini telah dihentikan.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Sinetron Bunglon Menuai Protes[pranala nonaktif]
  2. ^ "Dinilai Meresahkan Sinetron Bunglon Distop". Suara Merdeka. 14 Juli 2004. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 Mei 2008. 
  3. ^ "Bunglon". Rapi Films. Diakses tanggal 18 Juli 2018. 
  4. ^ a b c Santoso, Widjajanti M. (Februari–Juli 2012). "Konstruksi Remaja Perempuan di Sinetron". Journal Communication Spectrum. 2 (1): 84–99. Diakses tanggal 18 Juli 2018. 
  5. ^ "Belajar dari "sinetron bunglon" perlunya regulasi penyiaran". Jurnal Perempuan: Untuk Pencerahan dan Kesetaraan (37): 44. September 2004. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]