Bawang hitam

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bawang hitam

Bawang hitam adalah produk fermentasi dari bawang putih segar yang disimpan pada suhu 60–70 derajat Celsius selama 30–40 hari[1][2]. Proses fermentasi ini menyebabkan perubahan warna, tekstur, dan rasa pada bawang putih[1][3]. Bawang hitam bukanlah varietas bawang baru[1], melainkan modifikasi dari bawang putih dengan menggunakan suhu tinggi[1][2].

Manfaat kesehatan[sunting | sunting sumber]

Bawang hitam diklaim memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan, antara lain:

Cara konsumsi[sunting | sunting sumber]

Bawang hitam dapat dikonsumsi secara langsung atau ditambahkan ke dalam masakan sebagai bumbu atau penyedap rasa. Bawang hitam memiliki rasa yang lebih manis dan lembut daripada bawang putih biasa[1]. Bawang hitam juga tidak menimbulkan bau mulut yang kuat seperti bawang putih[1].

Efek samping[sunting | sunting sumber]

Bawang hitam juga dapat menimbulkan efek samping bagi beberapa orang. Efek samping yang mungkin terjadi adalah:

Oleh karena itu, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi bawang hitam secara rutin atau dalam jumlah besar.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d e f g "Segudang Manfaat Bawang Hitam bagi Kesehatan". Alodokter. 2020-11-02. Diakses tanggal 2023-03-11. 
  2. ^ a b c d e f g h "Bawang Hitam: Manfaat - Efek Samping dan Tips Konsumsi". idnmedis.com. Diakses tanggal 2023-03-11. 
  3. ^ a b Kinanti, Ajeng Annastasia (2020-06-18). "Bawang Hitam: Manfaat, Penggunaan & Efek Samping". POPMAMA.com. Diakses tanggal 2023-03-11. 
  4. ^ a b Fadila, Ihda (2021-03-10). "Informasi Kandungan Nutrisi dan Beragam Manfaat Bawang Hitam". Hello Sehat. Diakses tanggal 2023-03-11.