Asbabun Nuzul Surah Ali Imran

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Asbabun Nuzul Surat Ali-'Imran memuat sebab-sebab turunnya sebagian ayat-ayat pada surat Ali-'Imran.[1]

Ali-'Imran[sunting | sunting sumber]

Ali-'Imran: 77[sunting | sunting sumber]

1. Imam Bukhari meriwayatkan (5/430): "... dari 'Abdullah, dari Nabi saw, dia bersabda:"Siapa yang bersumpah untuk merampas harta seseorang dalam keadaan dia sengaja dusta, niscaya dia bertemu Allah dalam keadaan murka kepadanya." Maka Allah ta'ala menurunkan: "Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji(nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit,..."[2] Datanglah Al-Asy'ats lalu berkata: "Apa yang disampaikan Abu Abdirrahman kepada kalian itu tentang saya ayat ini turun. Saya dahulu punya sebuah perigi (sumur) di tanah milik anak paman saya." Lalu Nabi berkata kepadaku: "Saksi-saksimu?" Saya katakan:"Saya tidak punya saksi-saksi." Dia berkata lagi: "Sumpah dia (pemilik tanah)?" Sayapun berkata:" Wahai rasulullah, bahwasanya dia telah bersumpah, lalu Nabi saw menyebutkan hadits ini. Kemudian turunlah ayat itu sebagai bukti yang membenarkannya."

Hadits ini dikeluarkan oleh Al-Bukhari pada beberapa tempat dalam Shahihnya ; (6/70) dan (280) di dalamnya tersebut:" Dahulu antara aku dan seorang Yahudi ada keributan tentang sebidang tanah." Juga (210) dan didalamnya ada:"Antara aku dengan seseorang ada pertikaian tentang sesuatu."

2. Imam Bukhari meriwayatkan (9/280): "...dari Abdullah bin Abi Aufa, bahwasanya ada seseorang yang menjual barang di pasar, lalu dia bersumpah tentang barang itu bahwa sungguh dia telah memberi dengan barang itu, sesuatu yang belum pernah dia berikan agar menjerumuskan padanya seseorang dari kalangan muslimin, lalu turunlah: "Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan menyucikan mereka. Bagi mereka azab yang pedih."[2]

Tidaklah bertentangan antara kedua riwayat ini, dan dapat dipahami bahwa turunnya karena dua sebab sekaligus, sementara lafazh ayat lebih umum dari itu. Meskipun Hadits 'Abdullah bin Mas'ud lebih shahih.

Ali-'Imran: 86-89[sunting | sunting sumber]

Imam Abu Ja'far bin Jarir meriwayatkan (3/340): "...dari Ibnu 'Abbas, katanya:" Ada seorang laki-laki Anshar masuk Islam kemudian murtad dan bergabung dengan orang musyrik lalu dia menyesal, maka diapun menemui kaumnya (dan berkata): "Datanglah kepada Rasulullah saw, apakah ada taubat (untukku)?" (lalu turunlah) firman Allah: "Bagaimana Allah akan menunjuki suatu kaum yang kafir sesudah mereka beriman, serta mereka telah mengakui bahwa Rasul itu (Muhammad) benar-benar rasul, dan keterangan-keteranganpun telah datang kepada mereka? Allah tidak menunjuki orang-orang yang zalim. Mereka itu, balasannya ialah: bahwasanya la'nat Allah ditimpakan kepada mereka, (demikian pula) la'nat para malaikat dan manusia seluruhnya, mereka kekal di dalamnya, tidak diringankan siksa dari mereka, dan tidak (pula) mereka diberi tangguh, kecuali orang-orang yang taubat, sesudah (kafir) itu dan mengadakan perbaikan. Karena sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."[3]

Hadits ini para rawinya adalah rawi shahih, Dikeluarkan juga oleh Ibnu Hibban, Ath-Thahawi, Al-Hakim, dan disetujui Adz-Dzahabi.

Rujukan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Ash-Shahihul Musnad Min Asbabin Nuzul, 1415 H, Karya Syekh Muqbil bin Hadi Al-Wadi'i.
  2. ^ a b QS. Ali-'Imran: 77
  3. ^ QS. Ali-'Imran: 86-89

Pranala luar[sunting | sunting sumber]