Arca Anusapati

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Arca Anusapati adalah patung batu paduka Anusapati sebagai salah satu koleksi Hindia Belanda adalah koleksi awal Museum Tropen. Bila Museum ini dipindahkan, tidak ada rencana untuk mengembalikan barang-barang Indonesia ke Tanah Air.

Arca Anusapati adalah Sri Bhatara Anusapati (memerintah pada tahun 1227-1248 versi Nagarakretagama), raja kedua Kerajaan Singasari sebagai reinkarnasi Mahadewa Siwa, bersemayam. Semestinya patung dari batu andesit setinggi 123 sentimeter itu bermukim di dalam Candi Kidal di Desa Rejokidal, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, sekitar 20 kilometer ke arah timur dari Kota Malang, Jawa Timur.

Versi Nagarakretagama[sunting | sunting sumber]

Anusapati adalah putra Ranggah Rajasa Sang Girinathaputra, pendiri Kerajaan Tumapel ( putra Ken Arok, karena Nagarakretagama tak pernah menyebut adanya tokoh Tunggul Ametung ). Dikisahkan di naskah ini Sri Bhatara Anusapati memerintah Singaasari atau Singosari sejak tahun 1227 dengan tenang. Seluruh tanah Jawa aman dan tunduk padanya sampai Anusapati wafat tahun 1248 dan digantikan putranya, Wisnuwardhana, alias Ranggawuni. Untuk menghormati arwah Anusapati didirikan Candi Kidal, di mana beliau dipuja sebagai Mahadewa Siwa.

Nagarakretagama ditulis pada pertengahan masa kejayaan Majapahit (tahun 1365). Uraian Nagarakretagama cenderung lebih dipercaya daripada Pararaton, karena waktu penulisannya jauh lebih awal. Jika Pararaton menulis Anusapati mati dibunuh Tohjaya, maka Nagarakretagama menulis Anusapati mati secara wajar (Anusapati membunuh ayahnya sendiri adalah Ken Arok). Diduga Nagarakretagama tak menceritakan pembunuhan Anusapati karena Nagarakretagama merupakan naskah pujian untuk keluarga Hayam Wuruk.

Pembunuhan Anusapati yang merupakan leluhur Hayam Wuruk bisa dianggap aib. Nama Anusapati tak pernah dijumpai dalam prasasti apa pun, sedang nama Tohjaya ditemukan dalam prasasti Mula Malurung tahun 1255 ( tujuh tahun setelah kematian Anusapati ) menjadi raja Kadiri menggantikan adiknya, Guningbhaya (berita Pararaton bahwa Tohjaya adalah raja Tumapel / Singasari itu keliru. Jika Tohjaya benar melakukan kudeta disertai pembunuhan, maka sasarannya Guningbhaya ).

Rujukan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Anusapati yang Tak Akan Dilepas". Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 Januari 2014
  2. https://tirto.id/sejarah-anusapati-versi-pararaton-raja-singasari-pembunuh-ken-arok-gip7