Lompat ke isi

2 Tawarikh 22

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari 2 Tawarikh 22:10)
2 Tawarikh 22
Kitab Tawarikh (Kitab 1 & 2 Tawarikh) lengkap pada Kodeks Leningrad, dibuat tahun 1008.
KitabKitab 2 Tawarikh
KategoriKetuvim
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Lama
Urutan dalam
Kitab Kristen
14

2 Tawarikh 22 (atau II Tawarikh 22, disingkat 2Taw 22) adalah pasal kedua puluh dua Kitab 2 Tawarikh dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Dalam Alkitab Ibrani termasuk dalam bagian Ketuvim (כְּתוּבִים, "tulisan").[1] Pasal ini berisi catatan sejarah mengenai pemerintahan Yoram (raja ke-5), Ahazia (raja ke-6) dan Atalya (penguasa ke-7) di Kerajaan Israel Selatan.[2]

  • Kisah yang dicatat di pasal ini terjadi pada tahun terakhir pemerintahan Yoram raja Yehuda sampai tahun ke-7 pemerintahan Atalya di Yehuda. Menurut catatan sejarah terjadi antara tahun ke-91 sampai ke-96 sejak berdirinya Kerajaan Yehuda (setelah Kerajaan Israel pecah menjadi dua), yaitu sekitar tahun 841-835 SM.

Pembagian isi pasal (disertai referensi silang dengan bagian Alkitab lain):

Lalu penduduk Yerusalem mengangkat Ahazia, anaknya yang bungsu, menjadi raja menggantikan dia, karena semua anaknya yang lebih tua umurnya telah dibunuh oleh gerombolan yang datang ke tempat perkemahan bersama-sama orang-orang Arab. Dengan demikian Ahazia, anak Yoram raja Yehuda, menjadi raja. (TB)[3]
Ahazia berumur empat puluh dua tahun pada waktu ia menjadi raja dan setahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Atalya, cucu Omri. (TB)[4]
  • "Ahazia berumur 42 tahun pada waktu ia menjadi raja": diterjemahkan dari bahasa Ibrani: בן־ארבעים ושתים שנה אחזיהו במלכו‎, ben-’ar-bā-‘îm ū-shə-ta-yim shā-nāh ’ă-ḥaz-yā-hū ḇə-mā-lə-ḵōw, yang secara harfiah: "Seorang-anak-laki-laki empat-puluh dan-dua tahun Ahazia menjadi-raja".[5] Kata "seorang anak laki-laki" tidak selalu menunjuk kepada usia seseorang,[6] dan dalam hal ini, Ahazia sendiri tidak mungkin berusia 42 tahun karena 2 Raja-raja 8:26 menyebutkannya berusia 22 tahun,[7], dan kalau ia berusia 42 tahun, berarti umurnya 2 tahun "lebih tua" daripada ayahnya sendiri.[5] Menurut kronologi Thiele,[8] "42 tahun" itu dihitung sejak Omri menjadi raja sendirian atas Israel, yang sampai naik tahtanya Ahazia berlangsung: Omri memerintah 6 tahun (sebagai raja sendirian), Ahab memerintah 22 tahun, Ahazia (raja Israel) dan Yoram (raja Israel) 12 tahun, seluruhnya 42 tahun.[5] Penulis Kitab Tawarikh menganggap pemerintahan Ahazia sebagai kepanjangan dinasti Omri, bukan tradisi raja-raja keturunan Daud.[5]
Telah ditentukan Allah, bahwa Ahazia akan menemui ajalnya pada waktu ia mengunjungi Yoram; maka ketika Ahazia datang, pergilah ia bersama-sama Yoram mendapatkan Yehu, cucu Nimsi, yang telah diurapi TUHAN, supaya dialah yang melenyapkan keluarga Ahab. (TB)[9]
Lalu ia mencari Ahazia; Ahazia tertangkap ketika ia bersembunyi di Samaria. Ia dibawa kepada Yehu, lalu dibunuh, tetapi dikuburkan juga, karena kata orang: "Dia ini cucu Yosafat, yang mencari TUHAN dengan segenap hatinya." Dari keluarga Ahazia tidak ada lagi yang sanggup memerintah. (TB)[10]
  • "Bersembunyi di Samaria": Menurut 2 Raja-raja 9:27, Ahazia mati di Megido, ketika dikejar oleh Yehu dan tentaranya. "Samaria" di sini dapat bermakna "negeri Samaria" bukan "kota Samaria". Kota Megido terletak dalam "negeri Samaria".[11]
Ketika Atalya, ibu Ahazia, melihat bahwa anaknya sudah mati, maka bangkitlah ia membinasakan semua keturunan raja dari kaum Yehuda. (TB)[12]
Tetapi Yosabat, anak perempuan raja, mengambil Yoas bin Ahazia, menculik dia dari tengah-tengah anak-anak raja yang hendak dibunuh itu, memasukkan dia dengan inang penyusunya ke dalam gudang tempat tidur. Demikianlah Yosabat, anak perempuan raja Yoram, isteri imam Yoyada, --ia adalah saudara perempuan Ahazia--menyembunyikan dia terhadap Atalya, sehingga ia tidak dibunuh Atalya. (TB)[13]
Maka tinggallah Yoas enam tahun lamanya bersama-sama mereka dengan bersembunyi di rumah Allah, sementara Atalya memerintah negeri. (TB)[14]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ W.S. LaSor, D.A. Hubbard & F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 1. Diterjemahkan oleh Werner Tan dkk. Jakarta:BPK Gunung Mulia. 2008. ISBN 979-415-815-1, 9789794158159
  2. ^ J. Blommendaal. Pengantar kepada Perjanjian Lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 979-415-385-0, 9789794153857
  3. ^ 2 Tawarikh 22:1 - Sabda.org
  4. ^ 2 Tawarikh 22:2 - Sabda.org
  5. ^ a b c d McFall 1991, no. 27.
  6. ^ McFall 1991, no. 27, 34.
  7. ^ McFall 1991, no. 25.
  8. ^ a b Thiele, Edwin R., The Mysterious Numbers of the Hebrew Kings, (1st ed.; New York: Macmillan, 1951; 2d ed.; Grand Rapids: Eerdmans, 1965; 3rd ed.; Grand Rapids: Zondervan/Kregel, 1983). ISBN 0-8254-3825-X, 9780825438257
  9. ^ 2 Tawarikh 22:7 - Sabda.org
  10. ^ 2 Tawarikh 22:9 - Sabda.org
  11. ^ Cambridge Bible for Schools and Colleges. 2 Kings 9. Diakses 28 April 2018.
  12. ^ 2 Tawarikh 22:10 - Sabda.org
  13. ^ 2 Tawarikh 22:11 - Sabda.org
  14. ^ 2 Tawarikh 22:12 - Sabda.org
  15. ^ McFall 1991, no. 29.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]