Teknik pantai

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ombak menghantam tembok laut Ilfracombe selama terjadinya sebuah badai

Teknik pantai merupakan salah satu cabang teknik sipil yang menangani konstruksi di pesisir, serta perkembangan wilayah pesisir itu sendiri.

Pengaruh hidrodinamis dari ombak, pasang laut, gelombang badai, tsunami, lingkungan air laut yang asin merupakan tantangan yang umum ditemui oleh rekayasawan pantai. Tantangan lain yang harus dihadapi ialah perubahan morfodinamis terhadap topografi pesisir, baik akibat aktivitas manusia maupun pengaruh dari alam. Ruang lingkup teknik pantai antara lain wilayah pesisir samudra, laut, estuari, danau besar, dan sebagainya.

Selain merancang, membangun, dan merawat struktur pantai, rekayasawan pantai terkadang juga terlibat dalam pengelolaan wilayah pesisir terpadu karena pengetahuannya di bidang hidro- dan morfodinamika sistem pantai. Peranan ini meliputi pemberian masukan dan teknologi untuk analisis dampak lingkungan, pengembangan dermaga, strategi perlindungan wilayah pesisir, reklamasi daratan, ladang angin lepas pantai, dan lain-lain.

Tantangan spesifik[sunting | sunting sumber]

Pengembalian pasir pantai yang tererosi di pesisir Belanda

Lingkungan pantai memberikan beberapa tantangan bagi cabang keteknikan ini, seperti pengaruh ombak, gelombang badai, pasang laut, tsunami, perubahan muka air laut, dan ekosistem laut.

Proyek dalam lingkup teknik pantai seringkali membutuhkan data kondisi metosean, seperti angin lokal, iklim gelombang, serta statistik dan informasi hidrodinamika. Selain itu, diperlukan pula informasi batimetri dan perubahan morfologi pantai. Apabila pekerjaan yang dilakukan melibatkan transpor sedimen dan perubahan morfologi, maka diperlukan informasi mengenai sedimen dasar laut, air, dan ekosistem.

Gelombang panjang dan pendek[sunting | sunting sumber]

Klasifikasi spektrum gelombang berdasarkan periodenya oleh Walter Munk (1950)[1]

Fenomena gelombang seperti pasang laut dan tsunami membutuhkan pengetahuan fisik yang cukup mengenainya, serta pemodelan numerik dan fisik. Saat ini, kebanyakan pekerjaan dalam lingkup teknik pantai berdasarkan pada pemodelan yang terverifikasi dan tervalidasi oleh data eksperimen.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Catatan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Munk, W.H. (1950), Origin and generation of waves, Long Beach, California: ASCE, hlm. 1–4 

Referensi[sunting | sunting sumber]

  • Dean, R.G.; Dalrymple, R.A. (2004), Coastal Processes with Engineering Applications, Cambridge University Press, ISBN 9780521602754 
  • Hughes, S.A. (1993), Physical Models and Laboratory Techniques in Coastal Engineering, Advanced series on ocean engineering, World Scientific, ISBN 9789810215415 
  • Kamphuis, J.W. (2010), Introduction to Coastal Engineering and Management, Advanced series on ocean engineering, World Scientific, ISBN 9789812834843 
  • Kraus, N.C. (1996), History and Heritage of Coastal Engineering, American Society of Civil Engineers, ISBN 9780784474143 
  • Sorensen, R. (2013), Basic Coastal Engineering, Springer, ISBN 9781475726657 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

  • The Coastal Engineering Page, University of Delaware, diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-10-30, diakses tanggal 2018-09-13 
  • Coastal Engineering Proceedings, Texas Digital Library, diakses tanggal 2015-06-05  – Proceedings of the International Conference on Coastal Engineering (ICCE), diselenggarakan sejak 1950 (menjadi acara dua tahunan sejak 1960).