Pembicaraan:Seni Tradisional Minangkabau

Konten halaman tidak didukung dalam bahasa lain.
Bagian baru
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Silat Bayang Buayo berasal dari Pesisir Selatan Sumatra Barat, tepatnya di daerah Bayang. Mengapa disebut Silat Bayang Buayo, menurut Haji Nasrul, salah seorang Pendekar Silat Bayang Buayo yang juga Dewan Guru PS Satria Muda Indonesia, silat ini berasal dari Bayang dan pada permainan bawah sering menggunakan jurus-jurus yang menyerupai gerakan buaya.


Permainan bawah dan kuncian yang mematikan adalah salah satu dari ciri khas silat ini. Untuk mencapai tahapan mahir harus melalui latihan yang keras. Jurus-jurusnya memiliki faktor kesulitan yang tinggi, di antaranya lompatan yang dikombinasikan dengan teknik jatuhan sambil berguling disertai dengan teknik tendangan dan tangkapan kerap kali diperlihatkan dalam rangkaian jurusnya.


Di dalam aplikasi jurus, seorang Pesilat Bayang Buayo kerapkali melakukan improvisasi gerak yang disesuaikan dengan reaksi dari lawannya, biasanya bila lawan melakukan belaan, maka serangan lanjutannya cenderung lebih menyakitkan. Pada kesempatan ini ditampilkan dua jenis teknik Silat Bayang Buayo yang diperagakan oleh salah seorang pendekarnya, Yasril, bersama seorang muridnya.


Pesilat Bayang Buayo Berada dalam posisi rebah menyamping bertumpu pada sikut kiri, sementara penyerang datang sambil menyerang menggunakan pisau dengan lintasan dari atas ke bawah. Sambil merebahkan diri ke belakang untuk menghindari serangan, Pesilat menyambutnya dengan menyilangkan kedua kakinya menyerupai gunting dengan maksud menahan lajunya tangan kanan yang memegang pisau. Putar pergelangan kaki kanan ke arah kanan, sementara kaki kiri mengunci lipatan sikut kanan penyerang. Akibat gerakan ini penyerang terpelintir dan jatuh ke samping kiri. Untuk mengantisipasi agar tidak jatuh cidera, penyerang melakukan guling samping sehingga posisi akhir menjadi telantang dan siap hendak melakukan serangan balasan.


Penyerang melakukan tendangan menggunakan kaki kiri ke arah muka Pesilat, namun segera disambut dengan tangkapan dan kuncian dengan tangan kanan, sementara tangan kiri merebut pisau dari tangan penyerang. Sambil tetap mengunci kaki, Pesilat mengakhirinya dengan jambakan ke rambut penyerang sambil menempelkan pisau ke arah leher bagian belakang penyerang sampai ia menyerah.


Pesilat Bayang Buayo menanti serangan lawan dengan posisi di bawah, sementara penyerang dengan pisau terhunus siap melakukan serangan. Penyerang melakukan sabetan ke arah leher Pesilat, namun segera dielakkan dengan cara merendahkan badan sambil memiringkan dan menurunkan kepala sehingga serangan luput. Pesilat kembali ke posisi semula, sementara penyerang bersiap lagi melakukan serangan berikutnya. Kali ini penyerang melakukan tusukan ke leher sambil sedikit merendahkan kuda-kudanya, namun serangan ini pun segera dihindarkan dengan cara memiringkan badan ke samping kanan sehingga pisau penyerang berada di dekat mulut pesilat.


Pesilat dengan sigap menggigit pisau, sementara tangan kirinya memegang pangkal telapak tangan penyerang. Setelah pisau terlepas dari genggaman penyerang, Pesilat melanjutkan serangannya dengan memelintir tangan kanan lawan ke arah kiri, sehingga badan lawan menjadi miring ke kanan. Karena keseimbangan badan lawan sudah hilang, maka dengan sekali dorong menggunakan tangan kanan, penyerang jatuh telentang. Jika hendak mencelakakan lawan, maka pesilat dapat melanjutkannya dengan serangan balasan menggunakan pisau di mulutnya dengan cara menyabetkan ke leher penyerang.


Teknik ini memiliki kesulitan yang tinggi dan memerlukan kecepatan, ketepatan, dan keberanian. Perlu latihan yang lama untuk menguasai teknik yang sekilas seperti tidak mungkin dipraktekkan dalam kejadian nyata. Dalam latihan sebaiknya digunakan pisau tiruan atau benda lain yang tidak berbahaya. Lakukan dengan gerakan perlahan sehingga terbiasa melakukan teknik dan saat yang tepat.