Minyak eukaliptus

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Minyak eukaliptus yang dibuat dari eukaliptus dengan spesies Eucalyptus globulus.

Minyak eukaliptus adalah minyak asiri yang terbuat dari eukaliptus. Bagian eukaliptus yang digunakan untuk membuat minyak meliputi daun, ranting, bunga dan kulit batang. Minyak eukaliptus dibuat melalui penyulingan. Prasyarat pembuatan minyak eukaliptus adalah kadar sineol lebih dari 60%. Di dalam minyak eukaliptus terdapat senyawa aktif antara lain 1,8-sineol, linalool, a-pinene dan pinocarveol. Minyak eukaliptus bermanfaatkan untuk menjaga suhu tubuh, pembuatan obat-obatan dalam farmasi, aromaterapi dan pengobatan sistem pernapasan.

Bahan[sunting | sunting sumber]

Minyak eukaliptus termasuk salah satu jenis minyak asiri.[1] Kandungan minyak asiri utamanya ditemukan dalam bagian daun dari eukaliptus.[2] Pembuatan minyak eukaliptus memiliki prasyarat pada kadar sineol.[3] Minyak eukaliptus dengan kadar sineol lebih dari 60% akan menghasilkan rasa hangat yang lebih panas dibandingkan dengan minyak kayu putih dari spesies Melalueca jacuput L.[4]

Komposisi[sunting | sunting sumber]

Di dalam minyak eukaliptus terdapat beberapa senyawa aktif. Kandungan senyawa aktif pada minyak berbahan dasar daun eukaliptus meliputi 1,8-sineol, linalool, dan pinocarveol.[5] Minyak eukaliptus juga mengandung a-pinene. Bersama dengan 1,8-sineol, a-pinene menghasilkan sifat antibakteri.[6] Spesies Eucalyptus globulus Labil menghasilkan 1,8-sineol dengan persentase sebesar 85,82%.[7]

Pembuatan[sunting | sunting sumber]

Pembuatan minyak eukaliptus melalui penyulingan bagian daun eukaliptus.[8] Bagian yang disuling juga dapat pada ranting,[9] bunga dan kulit batang eukaliptus.[10] Pada spesies eukaliptus lemon, bagian yang dibuat sebagai minyak hanya daun dan ranting.[11] Sementara pada spesies eucalyptus globulus, minyak eukaliptus diperoleh dari hasil ekstraksi daun kering.[12]

Kegunaan[sunting | sunting sumber]

Pengendali suhu tubuh[sunting | sunting sumber]

Minyak eukaliptus dapat mendinginkan tubuh pada musim panas. Sebaliknya, minyak eukaiptus juga dapat menghangatkan tubuh pada musim dingin.[13]

Produk obat-obatan farmasi[sunting | sunting sumber]

Minyak eukaliptus dimanfaatkan dalam farmasi sebagai obat dan disinfektan. Jenis obat yang dihasilkan meliputi salep dan obat batuk. Selain itu, minyak eukaliptus dibuat menjadi parfum.[14] Minyak eukaliptus dari spesies Eucalyptus globulus digunakan antara lain untuk anestesi, antiseptik, dan pengawabau.[15]

Pengobatan sistem pernapasan[sunting | sunting sumber]

1,8-sineol sebagai komponen utama minyak eukaliptus mampu secara empiris mengobati infeksi dan gangguan pada saluran pernapasan. Selain itu, inhalasi dari derivat eukaliptus juga digunakan untuk mengobati faringitis, bronkitis, sinusitis, asma dan penyakit paru obstruktif kronis.[16] Minyak eukaliptus juga dapat digunakan sebagai aromaterapi untuk mengurangi keluhan pada penderita batuk pilek.[17]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Anggraini, R., Khabibi, J., dan Tamin, R. P. (2019). "Karakteristik Minyak Atsiri Eucalyptus dari 3 Klon Pohon Eucalyptus pellita F. Muell" (PDF). Jurnal Silva Tropika. 3 (1): 77. ISSN 2621-4113. 
  2. ^ Jemi, R., dkk. (2015). "Aktivitas Anti Jamur Minyak Eukaliptus (Eucalyptus sp) dan Galam (Maleleuca cajupti)" (PDF). Seminar Nasional XVIII MAPEKI: 2. 
  3. ^ Ratnaningsih, A. T., Insusanty, E., dan Azwin (2018). "Rendemen dan Kualitas Minyak Atsiri Eucalyptus pellita pada Berbagai Waktu Penyimpanan Bahan Baku". Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan. 13 (2): 94. 
  4. ^ Rosmawati T. (2018). Allifah, Asyik Nur, ed. Inovasi Produk Virgin Coconut Putih Oil (VC2PO) Berbahan Dasar Lokal (PDF). Ambon: LP2M IAIN Ambon. hlm. 82. ISBN 978-602-5501-14-2. 
  5. ^ Kurniasari, L. T., Wijayati, N., dan Amalina, N. D. (2021). "Handwash Liquid Soap Formulation Contains Eucalyptus Globulus Extract". Indonesian Journal of Chemical Science. Universitas Negeri Semarang. 10 (3): 224. ISSN 2252-6951. 
  6. ^ Widyasanti, A., dan Shalsabilla, R. T. (2020). "Karakterisasi Sediaan Antiseptik Gel Handmade dengan Penambahan Bahan Aktif Alami Minyak Atsiri Eucalyptus dan Graperfruit". Agroindustrial Technology Journal. 4 (2): 138. doi:10.21111/atj.v4i2.4965. ISSN 2598-9480. 
  7. ^ Sudradjat, Susana Elya (2020). "Minyak Kayu Putih, Obat Alami dengan Banyak Khasiat: Tinjauan Sistematik". Jurnal Kedokteran Meditek. 26 (2): 52. ISSN 2686-1437. 
  8. ^ Wahyudi (2013). Syafii, Wasrin, ed. Buku Pegangan Hasil Hutan Bukan Kayu (PDF). Yogyakarta: Penerbit Pohon Cahaya. hlm. 40. 
  9. ^ Setiawan, Nadhilah, A., dan Ilhamisari, R. P. (2022). "Effects of Leaf Storage and Distillation Time on the Quality of Eucalyptus (Eucalyptus grandis) Essential Oil". BIO: Journal of Biological Science, Technology and Management. 4 (1): 1. doi:10.5614/3bio.2022.4.1.1. ISSN 2655-8777. 
  10. ^ Astiani, D. P., Jayuska, A., dan Arreneuz, S. (2014). "Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Eucalyptus pellita Terhadap Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus". JKK. 3 (2): 49. ISSN 2303-1077. 
  11. ^ Surip, Kartikaningtyas, D., dan Handayani, B. R. (2020). "Teknik Pembibitan Eucalyptus Lemon (Eucalyptus citriodora) Penghasil Minyak Atsiri" (PDF). Informasi Teknis. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan. 18 (1): 1. ISSN 1412-8284. 
  12. ^ Yustinah dan Parwati, D. (2020). "Pengaruh Massa Ekstrak Daun Eucalyptus globulus (Myrtaceae) sebagai Zat Aktif dalam Sediaan Balsam". Seminar Nasional Penelitian LPPM UMJ. Universitas Muhammadiyah Jakarta: 2. ISSN 2745-6080. 
  13. ^ Akbar, Zaidul (2020). Jurus Sehat Rasulullah: Hidup Sehat Menebar Manfaat. Syamil Quran. hlm. 171. ISBN 978-623-928-735-1. 
  14. ^ Irvan, Manday, P. B., dan Sasmitra, J. (2015). "Ekstraksi1,8-Cineole dari Minyak Daun Eucalyptus urophylla dengan Metode Soxhletasi". Jurnal Teknik Kimia USU. 4 (3): 52. 
  15. ^ Koswandy, L. F., dan Ramadhania, Z. M. (2016). "Review Artikel Kandungan Senyawa Kimia dan Bioaktivitas dari Eucalyptus globulus Labill". Farmaka. 14 (2): 64. ISSN 1693-1424. 
  16. ^ Agustina, Z. A., dan Suharmiati (2017). "Pemanfaatan Minyak Kayu Putih (Melaleuca leucadendra Linn) sebagai Alternatif Pencegahan ISPA: Studi Etnografi di Pulau Buru". Jurnal Kefarmasian Indonesia. 7 (2): 121. doi:10.22435/jki.v7i2.5654.120-126. ISSN 2085-675X. 
  17. ^ Maftuchah, Christine, P. I., dan Jamaluddin, M. (2020). "The Effectiveness of Tea Tree Oil and Eucalyptus Oil Aromaterapy for Toddlers with Common Cold" (PDF). Jurnal Kebidanan. 10 (2): 132. doi:10.31983/jkb.v10i2.6360. ISSN 2089-7669. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2022-10-01. Diakses tanggal 2022-10-01.