Merkit

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Suku Merkit (arti harfiah: "orang-orang yang memiliki keterampilan dan kebijaksanaan"; bahasa Mongolia: ᠮᠡᠷᠬᠢᠳ ; Мэргид; Hanzi sederhana: 蔑儿乞; Hanzi tradisional: 蔑兒乞; Pinyin: Miè'érqǐ) adalah salah satu suku dari lima konfederasi suku besar (khanlig) yang mungkin berasal dari Mongol[1][2][3][4] atau Turki[5][6][note 1] di wilayah Dataran Tinggi Mongolia pada abad ke-12.

Suku Merkit tinggal di wilayah lembah Sungai Selenga dan hilir Sungai Orkhon (sekarang adalah wilayah Buryatia selatan dan Provinsi Selenge).[8] Pada tahun 1200, setelah bertahan selama lebih dari 20 tahun mereka ditaklukan oleh Jenghis Khan dan dianeksasi ke dalam Kekaisaran Mongol .

Etimologi[sunting | sunting sumber]

Kata Merged (мэргэд), dalam bahasa Mongolia, adalah bentuk plural dari kata Mergen (мэргэн), yang bermakna "bijaksana" dan "penembak jitu yang terampil", menggambarkan kemahiran dalam seni memanah. Kata ini juga digunakan dalam ragam frasa memiliki konotasi dengan sihir, ramalan, atau kekuasaan keagamaan. Bahasa Mongolia tidak memiliki pembeda morfologi tetap antara kata benda dan kata sifat, jadi mergen dapat bermakna "seorang yang bijak" dan juga "sifat bijaksana" atau "seorang yang terampil" dapat juga bermakna "seorang mahaguru". Nama Merged menjadi kata benda atau sifat yang plural: "orang-orang yang bijak" atau "para penembak jitu yang terampil". Dalam pemahaman dan pemaknaan umum, mergen dimaknai sebagai orang yang terampil dan bijaksana dalam kehidupannya.[9]

Tiga Suku Merged[sunting | sunting sumber]

Suku Merged adalah gabungan dari tiga suku, yang bertempat tinggal di sekitar lembah Sungai Selenge dan Orkhon.

  • Suku Uduyid Merkit tinggal di Buur-kheer, dekat hilir Sungai Orkhon;
  • Suku Uvas Merkit tinggal di Tar, antara Sungai Orkhon dan Selenge;
  • Khaad Merkits ("Raja nya orang-orang Merkits") tinggal di Kharaji-kheer, di Sungai Selenge.

Hubungan etnis[sunting | sunting sumber]

Suku Merkit memiliki hubungan kekerabatan dengan bangsa Mongol, Naiman, Kera, dan Khitan.[10]

Konflik dengan Jenghis Khan[sunting | sunting sumber]

Ibu dari Temüjin, Hoelun, berasal dari suku Olkhonud, pada awalnya telah dinikahkan dengan kepala suku Merkit Yehe Chiledu pada tahun 1153. Dia kemudian diculik oleh ayah Temüjin, Yesugei, saat diantar kembali ke pemukimannya oleh Yehe Chiledu.[11]

Sebagai balasan, istri Temüjin, Börte, diculik oleh perampok Suku Merkit dari perkemahan mereka di tepi sungai Onon sekitar tahun 1181, ketika Temüjin baru menikah. Borte kemudian ditawan oleh salah satu prajurit Merkit. Temüjin, bersamanya saudara angkatnya, Jamukha dan khan etseg ("ayah dari khan") Tooril Khan dari Suku Kerait, menyerang orang-orang Merkit dan membebaskan Börte setelah satu tahun. Suku terpecah belah tak selang lama setelah serangan ini. Beberapa saat kemudian, Borte melahirkan putra pertama Temujin yang dinamai Jochi. Temüjin menerima anak tersebut sebagai putranya, namun tetap meragukannya sepanjang hidup Jochi. Hal ini menyulut permusuhan yang kuat antara keluarga Temüjin dan Suku Merkit (keluarga Hoelun). Dari tahun 1191 hingga 1207, Temujin berperang melawan Merkit sebanyak lima kali.

Ketika Jenghis Khan mempersatukan suku-suku Mongol dan menerima gelar Jenghis Khan pada tahun 1206, Suku Merkit telah berkurang menjadi sebuah kelompok etnis saja. Masyarakat Merkit yang tersisa kemungkinan besar berintegrasi ke suku Mongol lainnya (seperti Suku Oirat, Suku Buryat, Suku Khalkha) atau mengungsikan diri ke suku Kipchak yang kemudian bercampur dengan mereka. Pada tahun 1215–1218, Jochi dan Subutai menghancurkan sisa perlawanan Merkit yang dipimpin oleh Toghta Beki. Bangsa Mongol bertikai dengan orang Kankali atau Kipchak karena mereka melindungi kaum Merkit.

Jenghis Khan memiliki seorang khatun (ratu) dari Suku Merkit bernama Khulan. Dia meninggal dalam peristiwa pengepungan Ryazan pada tahun 1236. Pada tahun 1236, pada saat invasi Mongol ke Volga Bulgaria, sebuah jenazah bersuku Merkit ditemukan di wilayah yang mayoritas dihuni oleh orang Bulgar dan Kipchak .

Suku Merkit di masa akhir[sunting | sunting sumber]

Hanya sedikit orang Merkit menjadi orang terpandang di kalangan bangsa Mongol, namun mereka tetap diklasifikasikan sebagai bangsa Mongol oleh masyarakat Mongolia. Khatun Oghul Qaimish, ratu favorit Khan Guyuk, yang juga berperan sebagai wali raja dari tahun 1248–1251, adalah seorang wanita dari Suku Merkit. Bayan yang berfikiran tradisionalis dan kerabatnya Toqto'a menjabat sebagai kanselir agung pada masa pemerintahan Dinasti Yuan. Setelah dinasti Yuan runtuh, mereka menjadi klan panji di dinasti Yuan Utara .

Catatan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ They were always counted as a part of the Mongols within the Mongol Empire, however, some scholars believe that they were Turkic people.[7]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ History of the Mongolian People's Republic. — Nauka Pub. House, Central Dept. of Oriental Literature, 1973. — p. 99.
  2. ^ Jeffrey Tayler. Murderers in Mausoleums: Riding the Back Roads of Empire Between Moscow and Beijing. — Houghton Mifflin Harcourt, 2009. — p. 1. — ISBN 9780547523828.
  3. ^ Bertold Spuler. The Muslim world: a historical survey. — Brill Archive, 1969. — p. 118.
  4. ^ Elza-Bair Mataskovna Gouchinova. The Kalmyks. — Routledge, 2013. — p. 10. — ISBN 9781135778873.
  5. ^ Soucek, Svat. A History of Inner Asia. — Cambridge University Press, 2000. — p. 104. — ISBN 978-0521657044.
  6. ^ Гурулёв С. А. Реки Байкала: Происхождение названий. – Иркутск: Восточно-Сибирское книжное издательство, 1989 – 122 с. ISBN 5-7424-0286-4
  7. ^ Christopher P. Atwood – Encyclopedia of Mongolia and the Mongol Empire ISBN 9780816046713, Facts on File, Inc. 2004.
  8. ^ History of Mongolia, Volume II, 2003
  9. ^ Sneath, David; Kaplonski, C., ed. (2010). The history of Mongolia. Folkstone: Global Oriental. ISBN 978-1-905246-36-6. 
  10. ^ Weatherford, Jack (2005). Genghis Khan and the Making of the Modern World. Crown/Archetype. hlm. 12. ISBN 978-0-307-23781-1. 
  11. ^ Thackston, W.M. (1998). Tekin, Şinasi; Tekin, Gönül Alpay, ed. Rashiduddin Fazlullah's Jami'ut Tawarikh: Compendium of Chronicles, A History of the Mongols. Department of Near Eastern Languages and Civilizations, University of Harvard.