Masjid Raya Sumatera Barat

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 7 Mei 2013 21.39 oleh Addbot (bicara | kontrib) (Bot: Migrasi 1 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:q12497335)

Koordinat: 0°55′26″S 100°21′44″E / 0.92380°S 100.3623°E / -0.92380; 100.3623

Masjid Raya Sumatera Barat
Berkas:Masjid Raya Sumatera Barat.JPG
Masjid Raya Sumatera Barat dilihat dari Jalan Ahmad Dahlan, Padang pada Agustus 2012
Agama
AfiliasiIslam
Lokasi
LokasiKota Padang, Sumatera Barat, Indonesia
Arsitektur
TipeMasjid
Gaya arsitekturMinangkabau modern
Spesifikasi
Kapasitas20.000 (perkiraan)
Menara4 (belum dibangun)
Tinggi menara100 meter (rencana)

Masjid Raya Sumatera Barat atau juga dikenal sebagai Masjid Mahligai Minang adalah salah satu masjid terbesar di Indonesia yang terletak di Kecamatan Padang Utara, Kota Padang, Sumatera Barat. Masjid yang pembangunannya masih dalam tahap pengerjaan ini merupakan masjid terbesar di Sumatera Barat.

Pembangunan masjid ini dimulai dengan peletakan batu pertama pada 21 Desember 2007 oleh Gubernur Sumatera Barat saat itu, Gamawan Fauzi. Pengerjaannya dilakukan dalam beberapa tahap, yang hingga pertengahan tahun 2012 telah memasuki tahap keempat.

Hingga saat ini pemakaian masjid ini untuk aktivitas ibadah belum dapat dilakukan, selain karena masih dalam tahap pengerjaan, listrik dan air bersih juga belum disediakan.[1] Meskipun pembangunannya belum selesai, masjid ini sebetulnya telah beberapa kali digunakan karena alasan tertentu, di antaranya untuk pelaksanaan salat Ied pada Idul Adha 1433 H, hingga acara buka bersama anak yatim sekota Padang pada tahun 2011 dan 2012.[2][3] Selain itu, setiap Jumat masjid ini juga telah difungsikan untuk pelaksanaan wirid bagi pegawai negeri sipil di lingkungan pemerintah provinsi Sumatera Barat.[4][5]

Pembangunan

Peletakan batu pertama sebagai tanda dimulainya pembangunan masjid ini dilakukan pada 21 Desember 2007 oleh Gubernur Sumatera Barat saat itu, Gamawan Fauzi.[6] Menurut rencana masjid ini akan memiliki tiga lantai yang diperkirakan dapat menampung sekitar 20.000 jamaah, yakni sekitar 15.000 jamaah di lantai dasar dan selebihnya di lantai dua dan tiga.[2][3] Masjid ini dibangun di lahan seluas sekitar 40.000 meter persegi dengan luas bangunan utama kurang dari setengah luas lahan tersebut, yakni sekitar 18.000 meter persegi, sehingga menyisakan halaman yang luas.[7][8][9] Di halaman tersebut akan dibuat pelataran, tempat parkir, taman, dan tempat evakuasi bila terjadi tsunami (shelter).[10]

Berkas:West Sumatra Grand Mosque (Development Jan 2012 08).JPG
Ukiran Minang sekaligus kaligrafi pada dinding bagian luar Masjid Raya Sumatera Barat

Pengerjaan pembangunan masjid ini dilakukan oleh PT Total Bangun Persada dalam beberapa tahap. Tiga tahap pertama telah selesai dikerjakan, mulai dari pekerjaan persiapan, pengurukan tanah, dan pemasangan struktur bangunan, kemudian dilanjutkan dengan pengerjaan ruang salat dan tempat wudu, hingga pemasangan keramik pada lantai dan ukiran sekaligus kaligrafi pada dinding bagian luar (fasad).[11][12] Tiga tahap pembangunan tersebut masing-masing menghabiskan biaya sebesar Rp103,871 miliar (2008 dan 2009),[13] Rp15,288 miliar (2010),[14] dan Rp31 miliar (2011).[15]

Sejak tahun 2012 pelaksanaan pembangunan masjid ini dilakukan dengan sistem tahun jamak.[2][3] Pada pertengahan tahun 2012, pengerjaan pembangunan telah memasuki tahap keempat. Pada tahap tersebut telah dikucurkan anggaran sebesar Rp25,5 miliar untuk menyelesaikan pengerjaan shelter dan tempat parkir, yang ditargetkan selesai pada akhir tahun 2012.[1] Selanjutnya pada tahun 2013 akan dilanjutkan dengan pembangunan lanskap dan pemasangan kubah.[16] Setelah itu, pada tahun 2014 juga akan dibangun empat menara masing-masing setinggi 100 meter.[1][17]

Sementara itu, biaya pengerjaan pembangunan masjid yang diperkirakan membutuhkan biaya mencapai Rp500 miliar lebih ini hingga saat ini seluruhnya diambil dari APBD provinsi Sumatera Barat, sedangkan bantuan dari pihak lain belum mengalir; Kerajaan Arab Saudi pernah mengirim bantuan sebesar Rp500 miliar, namun karena terjadi gempa bumi pada tahun 2009 bantuan itu kemudian dipergunakan untuk keperluan rehabilitasi dan rekonstruksi di Sumatera Barat.[17][3][15]

Arsitektur

Arsitektur masjid ini merupakan hasil rancangan Rizal Muslimin, pemenang sayembara desain Masjid Raya Sumatera Barat yang diikuti oleh 323 arsitek dari berbagai negara pada tahun 2007. Secara umum, arsitektur masjid ini mengikuti tipologi arsitektur Minangkabau dengan ciri bangunan berbentuk gonjong, hingga penggunaan ukiran Minang sekaligus kaligrafi pada dinding bagian luar. Selain itu, arsitektur masjid ini juga menggambarkan kejadian peletakan batu Hajar Aswad dengan menggunakan kain yang dibawa oleh empat orang perwakilan suku di Mekkah pada setiap sudutnya.

Galeri

Referensi

  1. ^ a b c "Pembangunan Masjid Raya Sumbar Dikebut". Padang Ekspres. 2012-07-16. Diakses tanggal 2012-08-20. 
  2. ^ a b c "Masjid Raya Sumbar Bisa Digunakan 2012". Harian Haluan. 2011-12-13. Diakses tanggal 2012-08-20. 
  3. ^ a b c d "Masjid Raya Sumbar Dipergunakan Tahun Ini". Padang Ekspres. 2012-01-13. Diakses tanggal 2012-08-20. 
  4. ^ "Masjid Raya Sumbar Alternatif Tempat Shalat Id". ANTARA. 2012-08-14. Diakses tanggal 2012-08-20. 
  5. ^ "Melihat Efektivitas Pengajian di Masjid Raya Sumbar". Harian Haluan. 2012-03-21. Diakses tanggal 2012-08-20. 
  6. ^ "Peletakan Batu Pertama Pembangunan Masjid Raya Sumbar". 2007-12-23. Diakses tanggal 2012-08-20. 
  7. ^ "Target Pembangunan Masjid Raya Sumbar". Media Indonesia. 2009-06-10. Diakses tanggal 2012-08-20. 
  8. ^ "PT SP Komitmen Bantu Pembangunan Masjid Raya Sumbar". ANTARA. 2008-11-02. Diakses tanggal 2012-08-20. 
  9. ^ "Masjid Raya Sumbar Masih Butuh Dana Rp100 M". ANTARA. 2009-06-04. Diakses tanggal 2012-08-20. 
  10. ^ "Masjid Raya Sumbar Butuh Rp176 Miliar Lagi". Harian Haluan. 2011-02-11. Diakses tanggal 2012-08-20. 
  11. ^ "Sumatera Barat Bangun Masjid Raya". Kompas.com. 2008-07-04. Diakses tanggal 2012-08-20. 
  12. ^ "Di Luar Tampak Biasa, di Dalam Sangat Megah". Padang Ekspres. 2011-08-22. Diakses tanggal 2012-08-20. 
  13. ^ "Tahun Depan Masjid Raya Sumbar Bisa Digunakan". ANTARA. 2009-08-01. Diakses tanggal 2012-08-20. 
  14. ^ "Masjid Raya Sumbar Telah Habiskan Dana Rp146,89 Miliar". 2011-12-05. Diakses tanggal 2012-08-20. 
  15. ^ a b "Bangun Shelter di Masjid Raya". Padang Ekspres. 2012-01-13. Diakses tanggal 2012-09-22. 
  16. ^ "Lahan Masjid Raya Perlu Diukur Ulang". Harian Haluan. 2012-07-12. Diakses tanggal 2012-09-22. 
  17. ^ a b "Masjid Raya Sumbar Terkendala Biaya". Padang Ekspres. 2011-12-06. Diakses tanggal 2012-08-20. 

Pranala luar