Laporan arus kas

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Akuntansi
Konsep dasar
Akuntan · Pembukuan · Neraca percobaan · Buku besar · Debit dan kredit · Harga pokok · Pembukuan berpasangan · Standar praktik · Basis kas dan akrual · PABU / IFRS
Bidang akuntansi
Biaya · Dana · Forensik · Keuangan · Manajemen · Pajak
Laporan keuangan
Neraca · Laba rugi · Perubahan ekuitas · Arus kas · Catatan
Audit
Audit keuangan · GAAS · Audit internal · Sarbanes-Oxley · Empat Besar

Laporan arus kas (Inggris: cash flow statement atau statement of cash flows) adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan aliran masuk dan keluar uang (kas) perusahaan. Dalam arti sempit laporan arus kas artinya sebuah laporan keuangan yang menyajikan arus kas masuk dan kas keluar dari sebuah perusahaan. Laporan arus kas juga menyediakan informasi yang berguna tentang pola pinjaman perusahaan, pembayaran kembali, investasi oleh pemilik dan deviden.[1] Laporan arus kas merupakan laporan yang wajib dibuat oleh perusahaan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan tahun 1994 (PSAK No.2).[2]

Tujuan[sunting | sunting sumber]

Tujuan dari laporan arus kas ini adalah untuk memberikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama satu periode akuntansi. Informasi ini disajikan untuk pertanggungjawaban dan pengambilan keputusan di masa yang akan datang.[3] Di samping itu, laporan arus kas juga menyajikan laporan historis.[a] Informasi historis yang diberikan mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan kas berdasarkan aktivitas operasional, akitivitas pendanaan dan aktivitas investasi selama satu periode akuntansi.[2]

Menurut PSAK[b] No.2 , Kas terdiri dari atas saldo kas, rekening giro, aset setara kas, dan investasi yang sangat mudah diuangkan tanpa mengalami risiko perubahan harga yang signifikan. Contohnya: cash on hand and bank, treasury bills, commercial paper, money market fund, dan lainnya. Sedangkan, setara kas adalah aktiva yang dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek bukan untuk dimaksudkan ke dalam investasi atau tujuan lain.[4]

Laporan arus kas disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama satu periode dan memberikan penjelasan tentang alasan perubahan tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber penerimaan kas dan untuk apa penggunaannya. Laporan arus kas berguna sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan yang setara dengan kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Jadi, dengan demikian komponen utama laporan arus kas adalah sumber-sumber penerimaan kas dan penggunaan-penggunaan kas.[5]

Laporan arus kas memiliki 4 bentuk umum yaitu saldo awal kas, arus masuk kas, arus kas keluar dan saldo akhir kas.[6]

Ruang lingkup[sunting | sunting sumber]

Ruang lingkup dari laporan arus kas adalah suatu kegiatan menyusun laporan arus kas sesuai dengan kaidah dan persyaratan tertentu yang kemudian menyajikan laporan tersebut sebagai bagian tak terpisahkan dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan. Ruang lingkup penyusunan laporan arus kas ini berlaku bagi seluruh satuan organisasi atau perusahaan yang disebutkan didalam peraturan perundang-undangan, termasuk di dalamnya organisasi dalam lingkungan pemerintah pusat maupun daerah. Namun, ada juga beberapa perusahaan negara atau daerah yang tidak wajib menyusun laporan arus kas, dimana perusahaan tersebut harus diatur tersendiri dalam standar akuntasi keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.[3]

Manfaat informasi arus kas[sunting | sunting sumber]

  • Informasi arus kas berguna sebagai indikator jumlah arus kas pada masa yang akan datang, serta berguna untuk menilai kecermatan atas taksiran arus kas yang telah dibuat sebelumnya.
  • Laporan arus kas juga menjadi alat pertanggung jawaban arus kas masuk dan arus kas keluar selama periode pelaporan.
  • Apabila dikaitkan dengan laporan keuangan lainnya, laporan arus kas memberikan informasi yang bermanfaat bagi pengguna laporan dalam mengevaluasi perubahan kekayaan bersih/ekuitas dana suatu entitas pelaporan dan struktur keuangan pemerintah (termasuk likuiditas dan solvabilitas).[7]

Kegiatan laporan arus kas[sunting | sunting sumber]

Aktivitas operasi[sunting | sunting sumber]

Aktivitas operasi adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang ditujukan untuk kegiatan operasional selama satu periode akuntasi. Jumlah arus kas yang timbul dari aktivitas operasi adalah indikator utama untuk menentukan apakah operasi entitas telah menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi entitas, membayar deviden, dan melakukan investasi baru tanpa bantuan sumber pendanaan dari luar.[8] Contoh dari kas aktivitas operasi yaitu pembayaran dan pendapatan piutang, pembayaran gaji, pengeluaran operasional, dan lain sebagainya. Laporan kas dari aktivitas operasi terdiri dari kegiatan atau operasi utama pada sebuah perusahaan yang secara langsung berimbas pada kas.[9]

Aktivitas investasi[sunting | sunting sumber]

Aktivitas investasi adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang ditujukan untuk perolehan dan pelepasan aset tetap dan aset non tetap keuangan lainya. Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari kegiatan investasi adalah penting karena arus kas tersebut mempersentasikan sejauh mana pengeluaran yang telah terjadi untuk sumber daya yang diintesikan untuk menghasilkan penghasilan dan arus kas masa depan.[7] Contoh arus kas dari aktivitas investasi ialah penerimaan dari penjualan aset tetap, aset tak berwujud, dan aset jangka panjang lainya. Selain itu, pembayaran kas juga untuk memperoleh aset tetap, aset tak berwujud, dan aset lainnya.[9]

Akitivitas pembiayaan[sunting | sunting sumber]

Aktivitas pembiayaan adalah aktivitas penerimaan kas yang perlu dibayar kembali dan atau pengeluaran kas yang akan diterima kembali yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah dan komposisi investasi jangka panjang, piutang jangka panjang, dan utang pemerintah sehubungan dengan pendanaan defisit atau penggunaan surplus anggaran. Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan adalah penting karena berguna untuk memprediksi kliam atas arus kas masa depan oleh para penyedia modal entitas.[10] Contoh arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan ialah penerimaan kas dari penerbitan saham, pembayaran kas kepada pemilik untuk memperoleh atau menebus saham entitas, penerimaan kas dari penerbitan obligasi, pinjaman, wesel, hipotik, dan pinjaman jangka pendek dan jangka panjang lain, pelunasan pinjaman, pembayaran kas oleh lessee untuk mengurangi saldo liabilitas yang berkaitan dengan sewa pembiayaan.[9]

Metode penyajian[sunting | sunting sumber]

Terdapat dua bentuk metode penyajian laporan arus kas:

Metode langsung[sunting | sunting sumber]

Dengan metode langsung, arus kas dari kegiatan operasional dirinci menjadi arus kas masuk dan arus kas keluar. Arus kas masuk dan keluar dirinci lebih lanjut dalam beberapa jenis penerimaan atau pengeluaran kas.[2] Dalam metode ini pelaporan arus kas dilakukan dengan cara melaporkan kelompok-kelompok penerimaan kas dan pengeluaran kas dari kegiatan operasi secara lengkap. Setelahnya baru dilanjutkan dengan kegiatan investasi dan pembiayaan.[11]

Metode tidak langsung[sunting | sunting sumber]

Metode tidak langsung artinya ialah arus kas dari operasional ditentukan dengan cara mengoreksi laba bersih yang dilaporkan di laporan laba rugi dengan beberapa hal seperti biaya penyusunan, kenaikan harta lancar dan utang lancar serta laba atau rugi karena pelepasan investasi. Perbedaan antara kedua metode terletak pada penyajian arus kas berasal dari kegiatan operasi.[2] Dalam metode tidak langsung ini net income disesuaikan dengan menghilangkan pengaruh transaksi yang masih belum direalisir dari arus kas masuk dan keluar seperti utang dan piutang. Selain itu juga menghilangkan pengaruh perkiraan yang terdapat dalam kelompok investasi dan pembiayaan yang tidak mempengaruhi kas seperti penyusutan, amortisasi, laba rugi dari penjualan aktiva tetap dan dari operasi yang dihentikan, dan laba rugi pembatalan utang (transaksi pembiayaan).[12]

Arus kas mata uang asing[sunting | sunting sumber]

Arus kas yang timbul dari transaksi valuta asing dicatat dalam mata uang fungsional entitas dengan mengalikan jumlah valuta asing tersebut dengan kurs antara mata uang fungsional dengan valuta asing pada tanggal transaksi arus kas. Arus kas yang timbul dari aktivitas entitas pelaporan di luar negeri harus dijabarkan ke dalam mata uang rupiah berdasarkan kurs pada tanggal transaksi. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasikan akibat perubahan kurs mata uang asing tidak akan mempengaruhi arus kas.[13]

Catatan kaki[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Laporan keuangan pada hakikatnya mencatat informasi yang sudah terjadi. tidak mencatat informasi yang akan terjadi atau masa depan. Sehingga informasinya bukan prediksi kendatipun dari laporan historis kita bisa melaukan prediksi dalam keadaan situasi normal
  2. ^ Pernyataan Standar Akuntansi

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "12 12 BAB II LAPORAN ARUS KAS 2.1. Laporan Arus Kas 2.1.1. Pengertian Laporan Arus Kas Ikatan Akuntansi Indonesia (2009:PSAK No" (PDF). E-Journal Universitas Atma Jaya Yogyakarta. hlm. 12. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2022-06-27. Diakses tanggal 2020-10-14. 
  2. ^ a b c d Susilowati, Lantip (2016). Mahir Akuntansi Perusahaan Jasa dan Dagang. Yogyakarta: KALIMEDIA. hlm. 48. ISBN 978-602-6827-04-3. 
  3. ^ a b Tanjung, Abdul Hafiz (Juli 2007). Akuntansi Pemerintahan Daerah (Konsep dan Aplikasi Sesuai standar Akuntansi Pemerintahan). Bandung: ALFABETA BANDUNG. hlm. 194. ISBN 978-979-8433-37-5. 
  4. ^ Harahap, Sofyan Syafri (1993). Teori Akuntansi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. hlm. 244. ISBN 979-421-368-3. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-16. Diakses tanggal 2020-11-05. 
  5. ^ Bastian, Indra, Suhardjono (2006). Akuntasi Perbankan. Jakarta: Salemba Empat. hlm. 78–79. ISBN 979-691-292-9. 
  6. ^ Saefulbachri, Asep. "Finance For Non Finance" (PDF). Direktorat SDM - Telkom University. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2023-07-16. Diakses tanggal 2023-07-15. 
  7. ^ a b Tanjung, Abdul Hafiz (2007). Akuntansi Pemerintahan Daerah (Konsep dan Aplikasi Sesuai Standar Akuntansi Pemerintah). Bandung: ALFABETA BANDUNG. hlm. 195. ISBN 978-979-8433-37-5. 
  8. ^ "PSAK 2 – LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows" (PDF). Blog Staff Universitas Indonesia. hlm. page 6. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2022-07-05. Diakses tanggal 2020-10-14. 
  9. ^ a b c hairiah (2017-06-14). "Laporan Arus Kas : Pengertian, Cara, Tujuan dan Contoh". DosenAkuntansi.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-25. Diakses tanggal 2020-10-14. 
  10. ^ Tanjung, Abdul Hafiz (2007). Akuntansi Pemerintahan Daerah (Konsep dan Aplikasi Sesuai standar Akuntansi Pemerintahan). Bandung: ALFABETA BANDUNG. hlm. 196. ISBN 978-979-8433-37-5. 
  11. ^ Harahap, Sofyan Syafri (1993). Teori Akuntansi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. hlm. 246. ISBN 979-421-368-3. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-16. Diakses tanggal 2020-11-05. 
  12. ^ Harahap, Sofyan Syafri (1993). Teori Akuntansi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. hlm. 248. ISBN 979-421-368-3. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-16. Diakses tanggal 2020-11-05. 
  13. ^ "PSAK 2 (Penyesuaian 2014): Laporan Arus Kas". Accounting. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-27. Diakses tanggal 2020-10-14. 

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]