Bejana dan kolam baptis

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bejana baptis bergaya Romanesque dari Gereja Grötlingbo, Swedia. Dipahat oleh Sigraf, seorang pemahat batu yang ahli dalam membuat bejana baptis tradisional.
Bejana baptis modern yang terletak di Konkatedral Hati Kudus di Houston, dibuat pada tahun 2008

Bejana baptis dan kolam baptis (bahasa Inggris: baptismal font) adalah perabot gereja yang digunakan dalam ritual pembaptisan. Bejana baptis umumnya digunakan dalam baptis percik, baptis tuang, dan baptis celup bayi, sementara kolam baptis digunakan khusus dalam baptis selam dewasa.

Bejana baptis[sunting | sunting sumber]

Bejana baptis pada sebagian besar denominasi Kristen merupakan suatu bejana yang digunakan dalam baptis percik, baptis tuang, atau baptis celup bayi. Bejana baptis yang sederhana biasanya memiliki kaki penopang di bagian bawah (tinggi sekitar 1,5 m) dengan dudukan untuk meletakkan baskom berisi air. Bahan bejana tersebut sangat bervariasi, umumnya terdiri dari bahan marmer, kayu, atau logam yang diukir dan dipahat, dengan bentuk yang bermacam-macam. Banyak di antaranya yang dibuat membentuk segi delapan sebagai pengingat akan penciptaan baru dan sebagai perbandingan dengan praktik sunat Yahudi, yang menurut tradisi dilakukan pada hari kedelapan. Beberapa lainnya dibuat membentuk segitiga sebagai pengingat akan Tritunggal Mahakudus: Bapa, Anak/Putra, dan Roh Kudus.

Detail ukiran bejana baptis dan tutupnya (dibuat tahun 1930-an), Gereja Episkopal Gembala Baik (Rosemont, Pennsylvania)

Bejana baptis sering ditempatkan di depan atau di dekat pintu masuk menuju panti umat gereja untuk mengingatkan orang percaya yang memasuki gedung gereja untuk berdoa akan pembaptisan yang telah mereka terima, karena ritus pembaptisan berfungsi sebagai inisiasi untuk ke dalam persekutuan Gereja. Di gereja-gereja Abad Pertengahan dan Renaisans, terdapat kapel khusus atau bahkan bangunan terpisah untuk meletakkan bejana baptis, yang disebut baptisterium. Baik bejana maupun baptisteriumnya sering dibuat berbentuk segi delapan, karena bejana segi delapan menjadi hal umum sejak abad ke-13 dan menjadi sebuah aturan sejak abad ke-14. Santo Ambrosius menuliskan bahwa bejana baptis dan baptisterium berbentuk segi delapan "karena pada hari kedelapan,[a] dengan kebangkitan-Nya, Kristus lepas dari belenggu maut dan menyambut orang mati dari kubur mereka".[1][2] Santo Agustinus juga menggambarkan hari kedelapan sebagai "kekal... dimuliakan oleh kebangkitan Kristus".[2]

Air umumnya ditaruh ke dalam bejana dalam jumlah yang biasanya kecil (sekitar 15 liter). Ada beberapa bejana yang dilengkapi dengan pompa air, mata air alami, atau struktur yang mengandalkan gravitasi yang membuat air terus bergerak untuk meniru gerakan aliran air. Gambaran visual dan suara tersebut menyiratkan aspek "air hidup" dalam baptisan. Beberapa gereja menggunakan air suci khusus, sementara gereja lain menggunakan air yang mengalir langsung dari keran untuk mengisi bejana. Buyung yang terbuat dari perak juga dapat digunakan untuk mengisi bejana tersebut.

Dalam Gereja Ortodoks Timur, pembaptisan selalu dilakukan dengan pencelupan sebanyak tiga kali, bahkan pada kasus baptis bayi (praktik baptis percik atau tuang hanya diperbolehkan pada keadaan darurat). Karena alasan tersebut, bejana baptis Gereja Timur cenderung berukuran lebih besar dibanding bejana baptis Gereja Barat, serta seringkali berbentuk seperti cawan raksasa (yang menjadi suatu pertanda yang penting karena umat Ortodoks memberikan Ekaristi kepada bayi tersebut sesaat setelah pembaptisan), dan biasanya terbuat dari logam.

Dalam Gereja Katolik Roma, khususnya setelah Konsili Vatikan Kedua (1962–1965), perhatian yang lebih besar diberikan pada bentuk bejana baptis. Saat ini, Gereja Katolik Roma menganjurkan bejana baptis yang cocok untuk mencelupkan bayi atau anak secara penuh (meskipun praktik baptis celup/selam tidak dianjurkan), dan setidaknya untuk menuangkan air ke kepala orang dewasa. Bejana harus ditempatkan pada ruangan yang mudah terlihat dan mudah diakses, serta sebaiknya menyediakan air yang mengalir.

Pada wilayah-wilayah tertentu di Inggris, gaya desain bejana baptis bersejarah umumnya mudah dijumpai. Di wilayah Inggris Tenggara, "bejana Aylesbury" dapat dijumpai di beberapa gereja di Buckinghamshire dan sekitarnya. Bejana tersebut, yang diperkirakan dibuat pada akhir abad ke-12, yaitu sekitar tahun 1170 hingga 1190, biasanya berbentuk piala yang diukir dengan hiasan di sekeliling tepinya dengan alur di bawahnya, serta dianggap sebagai contoh yang konkret dari arsitektur Norman Inggris. Gaya desain tersebut diberi nama sesuai dengan bejana yang ditemukan di Gereja St Mary the Virgin, Aylesbury.[3][4] Jenis lain yang dapat dijumpai termasuk bejana "atas meja" dengan gaya arsitektur Inggris Awal, yang juga ditemukan di Buckinghamshire; "bejana Bodmin" di Cornwall, "bejana Tujuh Sakramen" di East Anglia; dan "bejana Chalice" di Herefordshire.[5]

Kolam baptis[sunting | sunting sumber]

Tempat untuk membaptis awalnya berupa kolam yang memungkinkan baptis selam penuh, dan sering kali didesain dalam bentuk salib besar dengan anak tangga (biasanya berjumlah tiga, sebagai simbol Tritunggal) yang mengarah ke tengah kolam. Kolam baptis semacam itu sering kali terletak di gedung terpisah, yang disebut baptisterium, tetapi praktik pembaptisan semacam ini kemudian dipindahkan ke dekat pintu masuk gereja, sebagian besar di dekat pintu utama, sebagai simbol "jalan masuk" ke dalam persekutuan Gereja. Pada saat praktik baptis bayi menjadi lebih umum, kolam baptis digantikan dengan bejana baptis.

Baptis selam dapat dilakukan pada tangki-tangki atau kolam-kolam buatan manusia, atau badan air alami seperti sungai atau danau. Seluruh tubuh sepenuhnya dibenamkan, ditenggelamkan, atau ditempatkan sepenuhnya di bawah air.

Karena Gereja Ortodoks Timur mempraktikkan baptis celup, bahkan pada bayi, baptis untuk orang dewasa akan dilakukan di kolam baptis yang lebih besar dari bejana baptis. Selama ritual baptis, tiga lilin akan dinyalakan di atas atau di sekitar kolam baptis, untuk menghormati Tritunggal Mahakudus. Pada banyak gereja Ortodoks, sejenis air suci khusus, yang disebut "Air Teofani", ditahbiskan pada Pesta Teofani (Epifani). Konsekrasi (secara harfiah, "Berkat Agung") dilakukan sebanyak dua kali: pertama kali pada malam perayaan, di kolam baptis; yang kedua, pada hari pesta, di suatu perairan alami.

Ritual pembaptisan dalam Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir biasanya dilakukan pada suatu kolam sederhana yang terletak di gedung pertemuan lokal, meskipun pembaptisan sebenarnya dapat dilakukan di badan air mana pun yang memungkinkan seseorang membenamkan tubuhnya sepenuhnya di dalam air. Pada kuil-kuil Mormon, yang memungkinkan pembaptisan bagi orang mati, bejana disandarkan pada patung dua belas lembu yang mewakili dua belas suku Israel, mengikuti pola laut tuangan di Bait Salomo (lih. 2 Tawarikh 4:2–5).

Galeri[sunting | sunting sumber]

Bejana baptis percik dan tuang[sunting | sunting sumber]

Bejana baptis celup[sunting | sunting sumber]

Kolam baptis[sunting | sunting sumber]

Lihat juga[sunting | sunting sumber]

Catatan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Hari kedelapan dalam Pekan Suci. Hari pertama adalah hari Minggu Palma, hari keenam adalah hari Jumat Agung, dan hari kedelapan adalah hari Minggu Paskah.[1]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b Huyser-Konig, Joan (12 May 2006). "Theological Reasons for Baptistry Shapes". Calvin Institute of Christian Worship. Diakses tanggal 30 October 2015. 
  2. ^ a b Kuehn, Regina (1992). A Place for Baptism. Liturgy Training Publications. hlm. 53–60. ISBN 978-0-929650-00-5. 
  3. ^ Pevsner, Nikolaus; Williamson, Elizabeth; Brandwood, Geoffrey K. (1994). Buckinghamshire (dalam bahasa Inggris). Yale University Press. hlm. 40. ISBN 978-0-300-09584-5. Diakses tanggal 31 May 2020. 
  4. ^ Batty, Robert Eaton (1848). Some particulars connected with the history of baptismal fonts (dalam bahasa Inggris). hlm. 33. Diakses tanggal 31 May 2020. 
  5. ^ Harris, Brian L. (2006). Harris's Guide to Churches and Cathedrals: Discovering the Unique and Unusual in Over 500 Churches and Cathedrals (dalam bahasa Inggris). Ebury. hlm. 205. ISBN 978-0-09-191251-2. Diakses tanggal 31 May 2020. 

Bacaan lebih lanjut[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]