Bedhaya Kuwung-Kuwung

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Bedhaya Kuwung-kuwung adalah salah satu karya tari klasik gaya dan menjadi salah satu karya pusaka di Keraton Yogyakarta.Dalam lirik Kandha, disebutkan bahwa bedhaya Kuwung-kuwung lahir pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono VII (lahir 4 Februari 1839. naik tahta 13 Agustus1877). Daftar gerakan tari berupa deskripsi, pola lantai dan percocokan dengan gending beserta suiklus gongannya - menggunakan naskah yang ada di Keraton Yogyakarta, yaitu Naskah K.159d-B-S 42, berisi naskah-naskah Cathetan Baksa Ringgit Tiyang, Beshaya serta Srimpi, pada naskah beksa Bedhaya Kuwung-kuwung (haalaman 51-60).[1]

Bedhaya Kuwung-kuwung lahir dan dipergelarkan pada masa perubahan besar dunia pendidikan bagi kaumpribumi, yang ditandai dengan pertumbuan seni-budaya yang makin terbuka dan demokratis,,serta dukungan bagikemajuan pergerakan kebangsaan di era Sultan Hamengkubuwono VII. Kata "kuwung" dalam Kamus Bahasa Jawa (2001:439)dimaknai sebagai (1) kuwung, jegongmelengkung kaya wanguning wajan Lsp:Kekuwungan keluwihan kuwunge; (2) kuwung,glodog ut bolongan kanggo pasangan glathik Lsp; (3) kuwung (kuwung-kuwung).kluwung;(4) kuwung, kekuwung KN teja; sorot;nguwung (ngenguwung) sumorot;mawa sorot, (artinya : 1. Kuwung, lengkung sebagaiman terlihat pada lengkung wajan penggorengan, kekuwungan, 2. Kuwung,lubang yang digunakan untuk sepasang burung gelatik. 3. Kuwung-kuwung, pelangi. 4. Kuwung, kekuwung, cahaya, sinar. Nguwung atau ngenguwung, bercahaya, bersinar penuh). Bedhaya Kuwung-kuwung juga diartiakn sebagai deskripsi “keindahan pelangi” untuk menggambarkan keindahan bedhaya sekaligusmelambangkan cahaya keindahan dibawah kepemimpinan Hamengkubuwono VII, kepemimpinan yang terpayungi “aura tujuh warna indah”.

Rangkaian tarian bedhaya Kuwung-kuwung terbagi dalam beberapa rangkaian : Pertama. Seluruh bagian dalam tarian ini, yakni para nigaya dan warang-waranggana siap diantara intrumen gamelan,duduk di belakang intrumen gangsa, menghadapDalem Ageng;para peneri bedhaya berdiri sejajar dari arah kiri memasuki pendopo. Keprak menjadi tanda dimulainya tarian dengan lirik Lagon Pelog Barang Wetah, alat musik utramanya adalah gander dan rebab.Setelah selesai lagon pertama dikumandangakan gending Gati Helmus, berderamdebur snar drumyang berderap penuhgetar bak langkah prajurit.yang terpadu dengan tiupan terompet.Kedua, para penari telah

Rujukan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Dwiari, Iien (2018). Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia. Jakarta: Derektorat Jendral Kebudayaan Kementrian Pendidikan. hlm. 167–168.