MRT Singapura: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 164: Baris 164:
[[File:Woodleigh MRT Station.JPG|right|thumb|''[[Platform screen door]]'' di [[Stasiun MRT Woodleigh]] di [[Jalur Timur Laut (MRT Singapura)|Jalur Timur Laut]]]]
[[File:Woodleigh MRT Station.JPG|right|thumb|''[[Platform screen door]]'' di [[Stasiun MRT Woodleigh]] di [[Jalur Timur Laut (MRT Singapura)|Jalur Timur Laut]]]]
Operator dan otoritas negara telah mengujicoba untuk memastikan keselamatan penumpang, dan SBS Transit telah mempublikasikan petunjuk keamanan pada [[Jalur Timur Laut (MRT Singapura)|Jalur Timur Laut]] sebelum dan sesudah pembukaannya.<ref name=stc751acctv/><ref>{{cite news |author=Tammy Tan (SBS Transit) |title=Measures in place to ensure safe ride on NEL (Letter to the editor) |work=The Straits Times |date=24 December 2005 |page=12}}</ref> Poster-poster keamanan terlihat dengan jelas di tiap stasiun kereta dan operator juga sering menyiarkan petunjuk keamanan pada penumpang yang menunggu kereta. [[Pengaman kebakaran]] juga secara konsisten memenuhi standar [[National Fire Protection Association]] Amerika Serikat.<ref name=mrtconf1/><ref name="mrtconf4">{{cite conference |author = Y C Siew & J P Copsey |date=April 1987 |title=Singapore Mass Rapid Transit System Design for Fire and Emergency|work=[[#mrtconf|MRTC & IES 1987]], ''pp. 131–139''}}</ref>
Operator dan otoritas negara telah mengujicoba untuk memastikan keselamatan penumpang, dan SBS Transit telah mempublikasikan petunjuk keamanan pada [[Jalur Timur Laut (MRT Singapura)|Jalur Timur Laut]] sebelum dan sesudah pembukaannya.<ref name=stc751acctv/><ref>{{cite news |author=Tammy Tan (SBS Transit) |title=Measures in place to ensure safe ride on NEL (Letter to the editor) |work=The Straits Times |date=24 December 2005 |page=12}}</ref> Poster-poster keamanan terlihat dengan jelas di tiap stasiun kereta dan operator juga sering menyiarkan petunjuk keamanan pada penumpang yang menunggu kereta. [[Pengaman kebakaran]] juga secara konsisten memenuhi standar [[National Fire Protection Association]] Amerika Serikat.<ref name=mrtconf1/><ref name="mrtconf4">{{cite conference |author = Y C Siew & J P Copsey |date=April 1987 |title=Singapore Mass Rapid Transit System Design for Fire and Emergency|work=[[#mrtconf|MRTC & IES 1987]], ''pp. 131–139''}}</ref>

Ada permintaan untuk memasang pintu screen platform dipasang pada stasiun melayang setelah beberapa kejadian dimana ada penumpang terbunuh akibat mereka terjatuh ke rel ketika kereta datang. Stasiun bawah tanah telah dilengkapi pintu semenjak pembukaan tahun 1987. Otoritas pada awalnya menolak proposal ini karena fungsionalitas yang diragukan serta biaya pemasangan yang tinggi,<ref name="doublerail">{{cite press release |url=http://app.lta.gov.sg/corp_press_content.asp?start=1090 |title=Safety at MRT and LRT Stations&nbsp;— Respect The Yellow Line |publisher=Land Transport Authority |date=20 November 2005}}{{dead link|date=November 2013}}</ref> namun kemudian pemerintah berubah dengan memasang pintu screen platform setengah untuk semua stasiun melayang bulan Januari 2008,<ref name="raymondspeech" /> maka akan mengurangi biaya pemasangan.<ref>{{cite news |work=The Straits Times |title=Platform screen doors for all above-ground MRT stations by 2012 |date=25 January 2008 |url=http://www.straitstimes.com/Latest+News/Singapore/STIStory_199958.html |archiveurl=http://web.archive.org/web/20080128072930/http://www.straitstimes.com/Latest+News/Singapore/STIStory_199958.html |archivedate=2008-01-28}}</ref> Pintu ini pertama terpasang di [[Stasiun MRT Jurong East|Jurong East]], [[Stasiun MRT Pasir Ris|Pasir Ris]] dan [[Stasiun MRT Yishun|Yishun]] di tahun 2009 sebagai percobaan untuk menguji kebergunaannya.<ref name="stplatformdoorselevated">{{cite news |title=Platform doors for elevated MRT stations |author=Yeo Ghim Lay |date=3 September 2008 |work=The Straits Times |page=26}}</ref>

[[File:PasirRisMRTStation.JPG|left|thumb|Pintu screen platform setengah di [[Stasiun MRT Pasir Ris]] di [[Jalur Timur Barat (MRT Singapura)|Jalur Timur Barat]]]]
Pada 14 Maret 2012, semua stasiun melayang telah dipasang pintu platform dan beroperasi.<ref>{{cite web |url=http://app.lta.gov.sg/apps/news/page.aspx?c=2&id=c5vt4cu2rdq2830rqy7436d0l5leacbpr223gyg5g67rvnb7ns |title=LTA Completes Installation of Half Height Platform Screen Doors |publisher=Land Transport Authority |date=14 March 2012 | accessdate=16 November 2013}}</ref> Hal ini akan menghindari bunuh diri, pemudahan pengontrolan udara dalam stasiun, dan mencegah akses sembarang orang untuk masuk ke area terbatas. Dengan adanya ''Rapid Transit Systems Act'', maka merokok, makan, atau minum dalam stasiun dan kereta, sembarangan dalam penggunaan peralatan darurat, serta melangkahi rel kereta adalah perbuatan ilegal dan dapat dikenai penalti berupa denda sampai penjara.<ref>{{cite web |url=http://statutes.agc.gov.sg/non_version/cgi-bin/cgi_retrieve.pl?actno=REVED-263A&doctitle=RAPID%20TRANSIT%20SYSTEMS%20ACT%0a&date=latest&method=part |title=Rapid Transit Systems Act (Chapter 263A, Section 42) |publisher=Singapore Statutes Online |accessdate=2005-12-07}}</ref><ref>{{cite news|url=http://news.asiaone.com/News/The+New+Paper/Story/A1Story20090726-157162.html |author=Teh Jen Lee |title=Fine for eating sweets too strict? |date=27 July 2009 |work=The New Paper |accessdate=2014-03-28}}</ref>

Ada beberapa insiden kecil dalam sejarah MRT ini. Tanggal 5 Agustus 1993, 2 kereta bertabrakan di [[Stasiun MRT Clementi|Clementi]] karena adanya [[tumpahan minyak]] di rel kereta, menyebabkan 132 orang terluka.<ref>{{cite news |author=Matthew Pereira; Branden Pereira |title=MRT Trains collide at Clementi: 132 hurt |work=The Straits Times |date=6 August 1993 |pages=1 & 25}}</ref> Selagi pembangunan Jalur Lingkar tanggal 20 April 2004, terowongan yang sedang dibangun di bawah [[Nicoll Highway]] amblas dan menyebabkan kematian 4 orang.<ref>{{cite journal|authors=A. M. Puzrin, E. E. Alonso, N. M. Pinyol|title=Braced Excavation Collapse: Nicoll Highway, Singapore|journal=Geomechanics of Failures|year=2010|pages=151–181|doi=10.1007/978-90-481-3531-8_6|url=http://link.springer.com/chapter/10.1007%2F978-90-481-3531-8_6|accessdate=28 March 2014|publisher=Springer}}</ref> Kepercayaan keseluruhan publik pada jalur Timur Utara dan Timur Laut yang mulai menua dipertanyakan publik setelah adanya [[Gangguan MRT Singapura 2011|beberapa gangguan pada kereta]] pada tahun 2011.<ref>{{cite news|title=Govt shares some blame for Dec's MRT breakdowns: Lui|url=http://www.channelnewsasia.com/news/singapore/govt-shares-some-blame-fo/281696.html|author=Hetty Musfirah & Abdul Khamid|accessdate=28 March 2014|newspaper=Channel NewsAsia|date=10 Jul 2012}}</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 18 Januari 2015 18.25

Mass Rapid Transit (MRT)
大众快速交通 (地铁)
Sistem Pengangkutan Gerak Cepat
சிங்கை துரிதக் கடவு ரயில்
Info
PemilikLand Transport Authority
WilayahSingapura
JenisAngkutan cepat
Jumlah jalur4
Jumlah stasiun113 (1 tidak beroperasi)[1]
Penumpang harian2.755 juta orang (2013)[2]
Operasi
Dimulai7 November 1987
OperatorSMRT Corporation
SBS Transit
Teknis
Panjang sistem152,9 km (95,01 mi)
Lebar sepur1.435 mm (4 ft 8+12 in) sepur standar
Suasana salah satu stasiun MRT di Singapura

Mass Rapid Transit atau MRT Singapura adalah sebuah sistem angkutan cepat yang membentuk tulang punggung dari sistem kereta api di Singapura dan membentang ke seluruh negara kota ini. Bagian pertama dari MRT ini, antara Stasiun Yio Chu Kang dan Stasiun Toa Payoh, dibuka tahun 1987 dan menjadi sistem angkutan cepat tertua kedua di Asia Tenggara, setelah Sistem LRT Manila. Jaringan ini telah berkembang cepat sebagai hasil dari tujuan Singapura untuk mengembangkan jaringan kereta yang lengkap sebagai tulang punggung utama dari sistem angkutan umum di Singapura dengan perjalanan penumpang harian rata-rata 2,755 juta jiwa tahun 2013, hampir 77% dari 3,601 juta penumpang jaringan bus pada waktu yang sama.[3]

MRT memiliki 113 stasiun (1 di antaranya tidak beroperasi)[1] dengan jalur sepanjang 152,9 kilometer dan beroperasi pada sepur standar. Jalur rel ini dibangun oleh Land Transport Authority, sebuah badan milik Pemerintah Singapura yang memberi konsesi operasi kepada perusahaan laba SMRT Corporation dan SBS Transit. Operator-operator ini juga mengelola layanan bus dan taksi, sehingga menjamin adanya integrasi penuh layanan angkutan umum. MRT ini dilengkapi oleh sistem Light Rail Transit (LRT) regional yang menghubungkan stasiun MRT dengan perumahan umum HDB.[4] Layanan ini beroperasi mulai pukul 5.30 pagi dan berakhir sebelum pukul 1.00 pagi setiap hari dengan frekuensi tiga sampai delapan menit, dan layanan ini diperpanjang selama hari-hari libur Singapura.[5]

Sejarah

Deputi Perdana Menteri, Mr Ong Teng Cheong, membuka jalur awal MRT di Stasiun MRT Toa Payoh tanggal 7 November 1987
Stasiun MRT Bugis dari Jalur Pusat Kota, jalur paling baru di Singapura

Asal muasal dari MRT Singapura adalah dari ramalan perencanaan kota pada tahun 1967 dimana pada tahun 1992 diperlukan sistem transportasi kota di atas rel.[6][7]

Diawali sebuah debat, akhirnya perdana menteri Singapura Lee Kuan Yew menyimpulkan bahwa sistem transportasi hanya menggunakan bus tidak akan mencukupi karena akan memerlukan jalur jalan dengan keterbatasan lahan di negara tersebut.[8]

Biaya konstruksi awal MRT sebesar 5 miliar dolar Singapura adalah biaya termahal yang pernah dikeluarkan untuk sebuah proyek pada waktu itu, yang dimulai pada 22 Oktober 1983 di Jalan Shan.[9] Jaringan MRT dibangun bertahap dimana Jalur Utara Selatan diutamakan karena melewati daerah pusat kota yang sangat memerlukan transportasi publik. Mass Rapid Transit Corporation (MRTC), selanjutnya diganti menjadi SMRT Corporation didirikan pada 14 Oktober 1983 untuk mengelola otoritas MRT.[8] Pada 7 November 1987, bagian pertama dari Jalur Utara Selatan mulai beroperasi yang terdiri dari lima stasiun dengan jarak enam kilometer.[8] Limabelas stasiun lagi kemudian dibuka dan MRT Singapura resmi dibuka pada 12 Maret 1988 oleh Lee Kuan Yew, sebagai Perdana Menteri Singapura waktu itu. Sebanyak 21 stasiun ditambahkan dalam jaringan; pembukaan Stasiun Boon Lay pada Jalur Timur Barat 6 Juli 1990 menandai selesainya jaringan dua tahun lebih awal dari jadwal.[10][11]

MRT Singapura kemudian bertahap berkembang. Termasuk S$1.2 miliar pengembangan Jalur Utara Selatan melalui Woodlands melengkapi pada 10 Februari 1996.[12][13] Konsep untuk mendekatkan jalur rel ke perumahan menghadirkan sistem LRT Singapura. Jalur LRT terhubung ke jalur MRT.[13][14] Pada 6 November 1999 jalur LRT pertama di Bukit Panjang mulai beroperasi.[15] Pada 2002 stasiun bandar udara Changi dan stasiun Expo ditambahkan pada jalur MRT.[16] Jalur Timur Laut, yang dioperasikan oleh SBS Transit dibuka pada 20 Juni 2003 sebagai jalur rel otomatis penuh pertama di dunia. 15 Januari 2006 setelah diskusi dengan masyarakat, stasiun Buangkok dibuka.[17][18] Jalur pengembangan Boon Lay, meliputi stasiun Pioneer dan Joo Koon mulai membuka layanan pada 28 Februari 2009.[19][20] Selanjutnya pada 28 Mei 2009 bagian pertama dari Jalur Lingkar (Circle Line) dari stasiun Marymount ke Bartley dibuka. Selanjutnya 9 stasiun dari stasiun Tai Seng ke Dhoby Ghaut dibuka pada 17 April 2010. Tahap 1 dari Jalur Pusat Kota dibuka 22 Desember 2013[21] dan dibuka oleh Perdana Menteri Lee Hsien Loong.[22]

Pada 15 Desember 2011 pelayanan Mass Rapid Transit (MRT)sempat mengalami gangguan yang disebabkan oleh kerusakan rel ketiga di jalur Dhoby Ghaut dan City Hall. Kerusakan rel ini berimbas pada kerusakan rem kampas 4 kereta sehingga keempatnya harus 'diistirahatkan' untuk sementara. Satu kereta di Stasiun Braddell, satu kereta di stasiun Orchard, dan dua kereta di stasiun Dhoby Ghaut. Akibat insiden ini, ratusan penumpang di sejumlah stasiun MRT di Singapura sempat terlantar. Bahkan penumpang yang sudah naik ke dalam MRT terpaksa keluar berjalan kaki menuju jalan raya. Layanan MRT kembali beroperasi 16 Desember 2011 [23]. Tanggal 17 Desember 2011, layanan MRT kembali mengalami kerusakan selama 7 jam di wilayah Ang Mo Kio dan Stasiun Marina Bay[24].

Jalur dan stasiun

Yang sudah beroperasi

Ada empat jalur yang telah dibuka saat ini:

Name Diresmikan Pengembangan berikutnya Terminal Stasiun Jarak (km) Depo Operator
Jalur Utara Selatan 7 November 1987 2019 Jurong East Marina South Pier 26[25] 45 Depo Bishan
Depo Ulu Pandan
Depo Changi
Depo Tuas
SMRT Trains
Jalur Timur Barat 12 Desember 1987 2016 Pasir Ris
Changi Airport
Tuas Link(U/C)
Tanah Merah
35[26] 49[26] SMRT Trains
Jalur Lingkar 28 Mei 2009 2025 Dhoby Ghaut
Marina Bay
Harbourfront
Stadium
30[27] 35.4[27] Depo Kim Chuan SMRT Trains
† tidak termasuk Bukit Brown, yang tidak dioperasikan.
Subtotal (Stasiun dikelola SMRT Trains): 91 128.6[27]
Jalur Timur Laut 20 Juni 2003 2030 HarbourFront Punggol 16[28] 20[28] Depo Sengkang SBS Transit
Jalur Pusat Kota 22 Desember 2013
(Stage 1)
2024 Bugis Chinatown 6[21] 4.3[21] Depo Kim Chuan SBS Transit
Subtotal (Stasiun dikelola SBS Transit): 22 24.3
Total: 113 152.9
Diagram persebaran fisik jaringan MRT di seluruh pulau Singapura (termasuk jalur yang sedang dibangun).

Selain itu, ada beberapa jalur lainnya yang akan selesai dalam beberapa tahun mendatang:

  • Downtown (33 stasiun, tahap 1 sudah dibuka, kemudian menyusul tahap berikutnya pada tahun 2015 dan 2016)
  • Thompson (dibuka tahun 2018)

MRT dioperasikan oleh dua perusahaan: SMRT Corporation dan SBS Transit.

Fasilitas dan jasa

Kecuali di Bishan, MRT terletak melayang atau di bawah tanah. Hampir semua stasiun bawah tanah cukup dalam dan tahan menghadapi serangan bom konvensional sehingga bisa berperan sebagai bomb shelters.[29][30][31] Layanan telepon seluler bisa digunakan di dalam stasiun maupun sepanjang perjalanan jaringan MRT.[32] Kereta dan stasiun bawah tanahnya dilengkapi pendingin udara, meski beberapa stasiun melayang masih menggunakan kipas angin.

Setiap stasiun dilengkapi dengan mesin tiket, pusat pelayanan penumpang, LED dan layar plasma yang menunjukkan informasi perjalanan kereta dan pemberitahuan. Tiap stasiun juga dilengkapi dengan kamar kecil dan telepon berbayar.[33] Beberapa stasiun besar, memiliki toko ritel dan kios, supermarket, ATM, dan mesin penjual self-service.[34] Eskalator di tiap stasiun berjalan dengan kecepatan 0.75 m/s, 50% lebih cepat daripada eskalator biasa.[35][36]

Stasiun-stasiun lama di Jalur Utara Selatan dan Jalur Timur Barat awalnya dibuat tanpa fasilitas aksesibilitas, seperti elevator, ramp, huruf Braille, pintu masuk lebar, atau toilet untuk penumpang disabilitas;[37] sehingga penyandang disabilitas kurang tertarik memakai sistem MRT.[38] Seiring waktu, semua fasilitas ini saat ini sedang dipasang sebagai program untuk membuat semua stasiun bisa terakses oleh orang berusia lanjut atau penyandang disabilitas.[37][39][40] Hampir semua stasiun sekarang telah memiliki beberapa fasilitas ini, dan akan ditambah rak sepeda di 20 stasiun sebagai penunjang.[41]

Depo

SMRT Corporation memiliki empat depo kereta api: Depo Bishan adalah pusat perawatan kereta dengan fasilitas bongkar besar,[42] sementara Depo Changi dan Depo Ulu Pandan memeriksa dan menjadi parkir kereta tiap malam.[43] Depo bawah tanah di Depo Kim Chuan untuk memparkir kereta di Jalur Lingkar.[44] Stasiun MRT Jurong East, Tanah Merah, Ang Mo Kio, dan Paya Lebar di Jalur Lingkar mempunyai peron dengan rel ketiga di bagian tengah stasiun untuk kereta yang akan tidak digunakan berhenti sebelum kembali ke depo, namun dua stasiun pertama kini menjadi terminal Jalur Utara Selatan dan Jalur Ekstensi Changi Airport, dan dua terakhir untuk Jalur Utara Selatan dan Jalur Lingkar.

Depo Sengkang untuk memparkir kereta di Jalur Timr Laut serta Jalur LRT Sengkang dan LRT Punggol, semua dioperasikan oleh SBS Transit. Ini adalah depo pertama yang memiliki struktur pendukung untuk industri di atas depo, untuk menghindari penggunaan lahan yang sangat terbatas di Singapura.[44]

Tiket dan tarif

Mesin tiket di Stasiun MRT Expo, dimana penumpang bisa membeli tiket standar atau menambah saldo kartu EZ-Link

Stasiun terbagi menjadi 2 kawasan, berbayar dan tidak berbayar, dimana operator hanya menarik tarif melalui pintu yang disebut access control gates.[45] Pintu-pintu ini terhubung dengan jaringan komputerm, dapat membaca dan memperbarui data tiket elektronik, seperti stasiun awal dan stasiun akhir, serta lamanya tiap perjalanan.[46] Mesin tiket menjual tiket untuk satu perjalanan atau sebagai tempat penumpang menambah saldo kartu mereka. Tiket satu perjalanan berwarna hijau, hanya berlaku di hari pembelian, dan hanya berlaku kira-kira 30 menit. Tiket yang dapat digunakan berulang membutuhkan saldo minimum.

Semua tarifnya terintegrasi oleh TransitLink, para komuter hanya perlu membayar 1 kali dan melewati 2 pintu (pintu masuk dan keluar) untuk 1 perjalanan, bahkan untuk transfer ke jalur yang dioperasikan perusahaan berbeda.[46]

Tarif

Karena operator kereta diatur pemerintah, tarif di sistem MRT disesuaikan sampai level balik-modal terkecil.[29][47] Operator akan menarik tarif dengan menjual tiket elektronik, harga dihitung berdasarkan jarak antara stasiun awal dan stasiun akhir.[46] Harga ini akan meningkat tiap beberapa stasiun untuk tiket satu perjalanan. Untuk tiket langganan, tarif akan dihitung makin naik berdasarkan jarak kira-kira antar stasiun., tidak seperti sistem bawah tanah lainnya yang menggunakan zona tarif seperti London Underground.

Meskipun dioperasikan swasta, struktur tarif diatur oleh Public Transport Council (PTC), dimana operator meminta jika diinginkan perubahan tarif.[47][48] Tarif dijaga sehingga harganya tak beda jauh dengan tarif bus, sehingga menarik minat para komuter untuk memakainya dan mengurangi ketergantungan pada bus. Kenaikan tarif belakangan ini telah menimbulkan keresahan publik.[49][50] Ada juga ekspresi ketidaksetujuan terhadap tarif yang lebih tinggi pada Jalur Timur Laut milik SBS Transit.[51]

Keamanan dan penjagaan

Keamanan

Platform screen door di Stasiun MRT Woodleigh di Jalur Timur Laut

Operator dan otoritas negara telah mengujicoba untuk memastikan keselamatan penumpang, dan SBS Transit telah mempublikasikan petunjuk keamanan pada Jalur Timur Laut sebelum dan sesudah pembukaannya.[52][53] Poster-poster keamanan terlihat dengan jelas di tiap stasiun kereta dan operator juga sering menyiarkan petunjuk keamanan pada penumpang yang menunggu kereta. Pengaman kebakaran juga secara konsisten memenuhi standar National Fire Protection Association Amerika Serikat.[31][54]

Ada permintaan untuk memasang pintu screen platform dipasang pada stasiun melayang setelah beberapa kejadian dimana ada penumpang terbunuh akibat mereka terjatuh ke rel ketika kereta datang. Stasiun bawah tanah telah dilengkapi pintu semenjak pembukaan tahun 1987. Otoritas pada awalnya menolak proposal ini karena fungsionalitas yang diragukan serta biaya pemasangan yang tinggi,[55] namun kemudian pemerintah berubah dengan memasang pintu screen platform setengah untuk semua stasiun melayang bulan Januari 2008,[56] maka akan mengurangi biaya pemasangan.[57] Pintu ini pertama terpasang di Jurong East, Pasir Ris dan Yishun di tahun 2009 sebagai percobaan untuk menguji kebergunaannya.[58]

Pintu screen platform setengah di Stasiun MRT Pasir Ris di Jalur Timur Barat

Pada 14 Maret 2012, semua stasiun melayang telah dipasang pintu platform dan beroperasi.[59] Hal ini akan menghindari bunuh diri, pemudahan pengontrolan udara dalam stasiun, dan mencegah akses sembarang orang untuk masuk ke area terbatas. Dengan adanya Rapid Transit Systems Act, maka merokok, makan, atau minum dalam stasiun dan kereta, sembarangan dalam penggunaan peralatan darurat, serta melangkahi rel kereta adalah perbuatan ilegal dan dapat dikenai penalti berupa denda sampai penjara.[60][61]

Ada beberapa insiden kecil dalam sejarah MRT ini. Tanggal 5 Agustus 1993, 2 kereta bertabrakan di Clementi karena adanya tumpahan minyak di rel kereta, menyebabkan 132 orang terluka.[62] Selagi pembangunan Jalur Lingkar tanggal 20 April 2004, terowongan yang sedang dibangun di bawah Nicoll Highway amblas dan menyebabkan kematian 4 orang.[63] Kepercayaan keseluruhan publik pada jalur Timur Utara dan Timur Laut yang mulai menua dipertanyakan publik setelah adanya beberapa gangguan pada kereta pada tahun 2011.[64]

Referensi

  1. ^ a b "Singapore MRT". Explore Singapore's "MRTpedia". Diakses tanggal 18 April 2010. 
  2. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Ridership Citation
  3. ^ "Singapore Land Transport Statistics 2013" (PDF). Land Transport Authority. Diakses tanggal 10 August 2014. 
  4. ^ Land Transport Authority, Singapore 1996, pg. 8
  5. ^ "Train, bus runs". The Straits Times. Singapore. 24 December 2007. hlm. 18. 
  6. ^ Sharp 2005, p. 66
  7. ^ Fwa Tien Fang (4 September 2004). "Sustainable Urban Transportation Planning and Development — Issues and Challenges for Singapore". Department of Civil Engineering, National University of Singapore. Diakses tanggal 2008-12-18. 
  8. ^ a b c "1982 – The Year Work Began". Land Transport Authority. Diakses tanggal 2013-11-16. 
  9. ^ Mass Rapid Transit Corporation, Singapore 1988, pp. 8–9
  10. ^ Mass Rapid Transit Corporation, Singapore 1988, p. 10.
  11. ^ Sharp 2005, p. 109.
  12. ^ Sharp 2005, p. 110
  13. ^ a b Lim Seng Tiong (11 February 1996). "Bukit Panjang to get S'pore's first light rail train". The Straits Times. Singapore. hlm. 1. 
  14. ^ Sharp 2005, p. 122.
  15. ^ Karamjit Kaur (26 July 1999). "Bukit Panjang LRT to begin operating on Nov 6". The Straits Times. Singapore. hlm. 3. 
  16. ^ Karamjit Kaur (9 February 2002). "Next stop: Changi Airport; New MRT station at airport opens. With wider fare gates and a futuristic design, it promises to be a hit with commuters". The Straits Times. hlm. 3. 
  17. ^ Hasnita A Majid (28 August 2005). "Residents bring up 'white elephant' Buangkok MRT during minister's visit". Channel NewsAsia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 February 2008. 
  18. ^ Yvonne Cheong (12 November 2005). "Grassroots leaders plan celebration for Buangkok MRT station opening". Channel NewsAsia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 February 2008. 
  19. ^ Yeo Ghim Lay; Goh Yi Han (28 February 2009). "Boon for Boon Lay". The Straits Times. hlm. 32. 
  20. ^ Cheryl Lim (21 February 2009). "Boon Lay MRT extension offers shorter journey times". Channel NewsAsia. 
  21. ^ a b c "Projects - Downtown Line - Stages". Land Transport Authority of Singapore. 17 December 2013. Diakses tanggal 23 June 2014. 
  22. ^ "Downtown Line Stage 1 officially opened by PM Lee". The Straits Times. 21 December 2013. Diakses tanggal 22 December 2013. 
  23. ^ Artikel:"Layanan MRT di Singapura Beroperasi Lagi " di detik.com
  24. ^ Artikel:"Rusak Selama 7 Jam, MRT Singapura Kembali Beroperasi " di detik.com
  25. ^ "North-South Line". Land Transport Authority. 19 August 2014. Diakses tanggal 22 November 2014. 
  26. ^ a b "East-West Line". Land Transport Authority. 29 January 2014. Diakses tanggal 22 November 2014. 
  27. ^ a b c "Our Businesses". SMRT Corporation Ltd. Diakses tanggal 13 June 2014. 
  28. ^ a b "Overview - North East Line". SBS Transit Ltd. Diakses tanggal 23 June 2014. 
  29. ^ a b Mass Rapid Transit Corporation, Singapore 1988, p. 14
  30. ^ "Civil Defence Shelter Programme". Singapore Civil Defence Force. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 December 2006. Diakses tanggal 2007-01-01. 
  31. ^ a b Kwan Cheng Fai (April 1987). Architecture of Singapore MRT Underground Stations Concept Layout and Planning. MRTC & IES 1987, pp. 29–33. 
  32. ^ Eoin Licken (1 July 1999). "New Frontier for Mobile-Phone Operators Lies Underground". The New York Times. Paris. 
  33. ^ Pang Kia Seng, Michael T W Grant, Tom Curley & Scott Danielson (April 1987). Architectural Aspects of Singapore's Mass Rapid Transit Elevated Stations. MRTC & IES 1987, pp. 13–27. 
  34. ^ Geraldine Yeo (8 February 1996). "MRT shops: What works and why". The Straits Times. Singapore. hlm. 43. 
  35. ^ Mass Rapid Transit Corporation, Singapore, Trackline Volume 4 No. 5 (October 1987), "A safe railway for all", pp. 4–5.
  36. ^ Dr. Ing D Herrmann (April 1987). Heavy Duty Escalators and Their Special Features for MRT. MRTC & IES 1987, pp. 341–350. 
  37. ^ a b Sharp 2005, pp. 176–179.
  38. ^ Toh Su Fen (Land Transport Authority) (2 July 1998). "Public transport can't cater to all disabled (Letter to the editor)". The Straits Times. Singapore. hlm. 49. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 September 2006. 
  39. ^ Asha Popatlal (12 March 2004). "Tactile tiles to help blind navigate Singapore's MRT stations". Channel NewsAsia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 March 2004. 
  40. ^ Land Transport Authority et al., Journeys Issue 42 (Jan/Feb 2003), "Get a Lift-up!", p. 10.
  41. ^ "COS 2012: Land Transport Updates" (Siaran pers). Ministry Of Transport. 7 March 2012. 
  42. ^ Mass Rapid Transit Corporation, Singapore 1988, pg. 46
  43. ^ B B Broms & J N Shirlaw (1987). "Depot Sites". MRTC & IES 1987, pg. 71-77. 
  44. ^ a b "Room to develop at new Circle MRT Line depot". The Straits Times. 28 October 2003. 
  45. ^ R C Longden & E W Finch (April 1987). Automatic Fare Collection — Serving the Commuter. MRTC & IES 1987, pp. 319–324. 
  46. ^ a b c Sharp 2005, pp. 113–115.
  47. ^ a b Land Transport Authority, Singapore 1996, pp. 58–59.
  48. ^ "Tricky balance in fare changes". The Straits Times. 17 September 2007. hlm. 21. 
  49. ^ Yvonne Cheong (14 April 2005). "Public transport fare hike not justified as SMRT still profitable: CASE". Channel NewsAsia. Singapore. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 February 2008. 
  50. ^ Christopher Tan (13 September 2008). "Bus and MRT fares to go up from Oct 1". The Straits Times. hlm. 1. 
  51. ^ "No Revision To Bus And Train Fares, And New NEL Fare Structure Approved" (PDF) (Siaran pers). Public Transport Council. 8 May 2003. 
  52. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama stc751acctv
  53. ^ Tammy Tan (SBS Transit) (24 December 2005). "Measures in place to ensure safe ride on NEL (Letter to the editor)". The Straits Times. hlm. 12. 
  54. ^ Y C Siew & J P Copsey (April 1987). Singapore Mass Rapid Transit System Design for Fire and Emergency. MRTC & IES 1987, pp. 131–139. 
  55. ^ "Safety at MRT and LRT Stations — Respect The Yellow Line" (Siaran pers). Land Transport Authority. 20 November 2005. [pranala nonaktif]
  56. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama raymondspeech
  57. ^ "Platform screen doors for all above-ground MRT stations by 2012". The Straits Times. 25 January 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-01-28. 
  58. ^ Yeo Ghim Lay (3 September 2008). "Platform doors for elevated MRT stations". The Straits Times. hlm. 26. 
  59. ^ "LTA Completes Installation of Half Height Platform Screen Doors". Land Transport Authority. 14 March 2012. Diakses tanggal 16 November 2013. 
  60. ^ "Rapid Transit Systems Act (Chapter 263A, Section 42)". Singapore Statutes Online. Diakses tanggal 2005-12-07. 
  61. ^ Teh Jen Lee (27 July 2009). "Fine for eating sweets too strict?". The New Paper. Diakses tanggal 2014-03-28. 
  62. ^ Matthew Pereira; Branden Pereira (6 August 1993). "MRT Trains collide at Clementi: 132 hurt". The Straits Times. hlm. 1 & 25. 
  63. ^ A. M. Puzrin, E. E. Alonso, N. M. Pinyol (2010). "Braced Excavation Collapse: Nicoll Highway, Singapore". Geomechanics of Failures. Springer: 151–181. doi:10.1007/978-90-481-3531-8_6. Diakses tanggal 28 March 2014. 
  64. ^ Hetty Musfirah & Abdul Khamid (10 Jul 2012). "Govt shares some blame for Dec's MRT breakdowns: Lui". Channel NewsAsia. Diakses tanggal 28 March 2014. 

Lihat pula

Pranala luar

Templat:Link FA Templat:Link FA