Tusam (umum): Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Aleirezkiette (bicara | kontrib)
Aleirezkiette (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 37: Baris 37:
== Pepagan ==
== Pepagan ==
[[File:Tree Types and Barks 004.jpg|thumb|upright|Pepagan kayu ''[[Pinus taeda]]'']]
[[File:Tree Types and Barks 004.jpg|thumb|upright|Pepagan kayu ''[[Pinus taeda]]'']]
[[Pepagan]] sebagian besar pohon tusam tebal dan bersisik, tetapi beberapa spesies memiliki pepagan yang tipis dan bersisik . Cabang-cabangnya dihasilkan dalam "lingkaran semu" biasa, yang sebenarnya merupakan spiral yang sangat rapat tetapi tampak seperti cincin cabang yang muncul dari titik yang sama. Banyak pohon tusam yang bersifat uninodal, hanya menghasilkan satu lingkaran cabang setiap tahun, dari tunas di ujung tunas baru pada tahun tersebut , namun ada juga yang multinodal, menghasilkan dua atau lebih lingkaran cabang per tahun.
[[Pepagan]] sebagian besar pohon tusam tebal dan bersisik, tetapi beberapa spesies memiliki pepagan yang tipis dan bersisik .<ref>{{cite book|first=VI|last=Porter|year=2018|title=Mystique Melodies|publisher=Dorrance Publishing}}</ref> Cabang-cabangnya dihasilkan dalam "lingkaran semu" biasa, yang sebenarnya merupakan spiral yang sangat rapat tetapi tampak seperti cincin cabang yang muncul dari titik yang sama. Banyak pohon tusam yang bersifat uninodal, hanya menghasilkan satu lingkaran cabang setiap tahun, dari tunas di ujung tunas baru pada tahun tersebut , namun ada juga yang multinodal, menghasilkan dua atau lebih lingkaran cabang per tahun.


== Daun ==
== Daun ==
Tusam memiliki empat jenis bentuk susunan [[daun]]
* Daun biji ( kotiledon ) pada bibit ditumbuhkan dalam lingkaran 4–24.
* Daun biji ( [[kotiledon]] ) pada bibit ditumbuhkan dalam lingkaran 4–24.
* Daun muda, yang segera menyusul setelah bibit dan tanaman muda, berukuran 2–6 sentimeter ( 3 ⁄ 4 – 2+1 ⁄ 4 inci) panjang, tunggal, hijau atau sering kali biru kehijauan, dan tersusun spiral pada pucuk. Ini diproduksi selama enam bulan sampai lima tahun, jarang lebih lama.
* Daun muda, yang segera menyusul setelah bibit dan tanaman muda, berukuran 2–6 sentimeter ( 3 ⁄ 4 – 2+1 ⁄ 4 inci) panjang, tunggal, hijau atau sering kali biru kehijauan, dan tersusun spiral pada pucuk. Ini diproduksi selama enam bulan sampai lima tahun, jarang lebih lama.
* Daun sisik, mirip dengan sisik tunas, berukuran kecil, berwarna coklat dan tidak berfotosintesis, serta tersusun spiral seperti daun remaja.
* Daun sisik, mirip dengan sisik tunas, berukuran kecil, berwarna coklat dan tidak ber[[fotosintesis]], serta tersusun spiral seperti daun remaja.
* Daun jejarum, daun dewasa, berwarna hijau ( fotosintesis ) dan berkumpul dalam kelompok yang disebut fasikJejarumnyangnya bisa berjumlah satu sampai tujuh per fasikula, tetapi umumnya berjumlah dua sampai lima. Setiap fasikula dihasilkan dari tunas kecil pada tunas kerdil di ketiak daun bersisik. Sisik tunas ini sering tertinggal pada fasikula sebagai selubung basejarumnarumnya bertahan selama 1,5–40 tahun, tergantung spesiesnya. Jika ujung tunas yang tumbuh rusak (misalnya dimakan binatang), kumpulan jarum yang berada tepat di bawah kerusakan tersebut akan menghasilkan tunas penghasil batang, yang kemudian dapat menggantikan ujung pertumbuhan yang hilang.
* Daun jejarum, daun dewasa, berwarna hijau ( fotosintesis ) dan berkumpul dalam kelompok yang disebut fasik. Jejarumnyangnya bisa berjumlah satu sampai tujuh per fasikula, tetapi umumnya berjumlah dua sampai lima. Setiap fasikula dihasilkan dari tunas kecil pada tunas kerdil di ketiak daun bersisik. Sisik tunas ini sering tertinggal pada fasikula sebagai selubung basejarumnarumnya bertahan selama 1,5–40 tahun, tergantung spesiesnya. Jika ujung [[tunas]] yang tumbuh rusak (misalnya dimakan [[binatang]]), kumpulan jarum yang berada tepat di bawah kerusakan tersebut akan menghasilkan tunas penghasil batang, yang kemudian dapat menggantikan ujung pertumbuhan yang hilang.
== Runjung ==
== Runjung ==
[[File:Pinus radiata cone.jpg|thumb|right|Kerucut runjung pohon ''[[Pinus radiata]]'']]
Tusam bersifat berumah satu , memiliki runjung jantan dan betina pada pohon yang sama. Runjung jantan berukuran kecil, biasanya sepanjang 1–5 cm, dan hanya muncul dalam waktu singkat (biasanya pada musim semi, meskipun pada beberapa pohon pinus pada musim gugur), rontok segera setelah serbuk sarinya keluar . Runjung betina membutuhkan waktu 1,5–3 tahun (tergantung spesiesnya) untuk menjadi dewasa setelah penyerbukan , dengan pembuahan sebenarnya tertunda satu tahun. Saat dewasa, runjung betina memiliki panjang 3–60 cm. Setiap runjung mempunyai banyak sisik yang tersusun secara spiral, dengan dua biji pada setiap sisik subur; sisik pada pangkal dan ujung kerucut berukuran kecil dan steril, tanpa biji.
Tusam bersifat [[tumbuhan berumah satu|berumah satu]], memiliki [[kerucut runjung ]]jantan dan betina pada pohon yang sama.<ref name=Judetal>{{cite book |first1=WS |last1=Judd |first2=CS |last2=Campbell |first3=EA |last3=Kellogg |first4=PF |last4=Stevens |first5=MJ |last5=Donoghue |date=2002 |title=Plant systematics, a phylogenetic approach |edition=2 |publisher=Sinauer Associates, Sunderland MA, USA |isbn=0-87893-403-0 }}</ref>{{rp|205}} Runjung jantan berukuran kecil, biasanya sepanjang 1–5 cm, dan hanya muncul dalam waktu singkat (biasanya pada musim semi, meskipun pada beberapa pohon tusam pada [[musim gugur]]), rontok segera setelah serbuk sarinya keluar . Runjung betina membutuhkan waktu 1,5–3 tahun (tergantung spesiesnya) untuk menjadi dewasa setelah [[penyerbukan]] , dengan [[pembuahan]] sebenarnya tertunda satu tahun. Saat dewasa, runjung betina memiliki panjang 3–60 cm. Setiap runjung mempunyai banyak sisik yang tersusun secara spiral, dengan dua biji pada setiap sisik subur; sisik pada pangkal dan ujung kerucut berukuran kecil dan steril, tanpa biji.


Benih tusam sebagian besar berukuran kecil dan bersayap, serta bersifat anemofilia (menyebar melalui angin), namun ada pula yang berukuran lebih besar dan hanya memiliki sayap sisa, serta tersebar melalui burung . Runjung betina berkayu dan terkadang dipersenjatai untuk melindungi benih yang sedang berkembang dari penjelajah. Saat matang, runjung biasanya terbuka untuk mengeluarkan biji. Pada beberapa spesies burung yang tersebar, misalnya pinus pepagan putih , benih hanya dikeluarkan oleh burung yang membuka runjungnya. Di negara lain, benih disimpan dalam runjung tertutup selama bertahun-tahun sampai ada isyarat lingkungan yang memicu kerucut terbuka dan melepaskan benih. Ini disebut serotini . Bentuk serotin yang paling umum adalah pyriscence, di mana resin mengikat runjung hingga meleleh karena kebakaran hutan, misalnya pada P. rigida .
Benih tusam sebagian besar berukuran kecil dan bersayap, serta bersifat [[anemofilia]] (menyebar melalui angin), namun ada pula yang berukuran lebih besar dan hanya memiliki sayap sisa, serta tersebar melalui burung . Runjung betina berkayu dan terkadang dipersenjatai untuk melindungi benih yang sedang berkembang dari penjelajah. Saat matang, runjung biasanya terbuka untuk mengeluarkan biji. Pada beberapa spesies burung yang tersebar, misalnya tusam pepagan putih , benih hanya dikeluarkan oleh burung yang membuka runjungnya.<ref>{{Cite journal|last=Tomback|first=Diana F. | author-link=Diana Tomback|name-list-style = vanc |date= June 1982 |title=Dispersal of Whitebark Pine seeds by Clark's Nutcracker: a mutualism hypothesis|journal=The Journal of Animal Ecology|volume=51|issue=2|pages=451–467|doi=10.2307/3976|jstor=3976|bibcode=1982JAnEc..51..451T }}</ref> Di negara lain, benih disimpan dalam runjung tertutup selama bertahun-tahun sampai ada isyarat lingkungan yang memicu kerucut terbuka dan melepaskan benih. Ini disebut serotini . Bentuk [[serotin]] yang paling umum adalah [[pirisensi]], di mana resin mengikat runjung hingga meleleh karena kebakaran hutan, misalnya pada ''P. rigida'' .
== Sebaran ==
== Sebaran ==
[[File:Prospectsydneypineforest.jpg|thumb|Tusam Monterey yang dibudidayakan di Australia adalah spesies pengenalan sejak Abad ke-19]]
Tusam merupakan tanaman asli Belahan Bumi Utara , dan beberapa bagian dari daerah tropis hingga daerah beriklim sedang di Belahan Bumi Selatan . Sebagian besar wilayah di Belahan Bumi Utara menampung beberapa spesies pinus asli . Satu spesies ( tusam Sumatra ) melintasi garis khatulistiwa di Sumatra hingga 2°S. Di Amerika Utara, berbagai spesies terdapat di wilayah pada garis lintang mulai dari utara sejauh 66°LU [ kutipan diperlukan hingga selatan sejauh 12°LU.
Tusam merupakan tanaman asli [[Belahan Bumi Utara]], dan beberapa bagian dari daerah tropis hingga daerah beriklim sedang di [[Belahan Bumi Selatan]] . Sebagian besar wilayah di Belahan Bumi Utara menampung beberapa spesies tusam asli . Satu spesies ( [[tusam sumatra ]]) melintasi [[garis khatulistiwa]] di [[Sumatra]] hingga 2°S. Di [[Amerika Utara]], berbagai spesies terdapat di wilayah pada [[garis lintang]] mulai dari utara sejauh 66°LU hingga selatan sejauh 12°LU.<ref>{{Cite journal |last1=Singh |first1=Surendra P. |last2=Inderjit |last3=Singh |first3=Jamuna S. |last4=Majumdar |first4=Sudipto |last5=Moyano |first5=Jaime |last6=Nuñez |first6=Martin A. |last7=Richardson |first7=David M. |date=2018-09-21 |title=Insights on the persistence of pines (''Pinus'' species) in the Late Cretaceous and their increasing dominance in the Anthropocene |journal=Ecology and Evolution |volume=8 |issue=20 |pages=10345–10359 |doi=10.1002/ece3.4499 |doi-access=free |issn=2045-7758 |pmc=6206191 |pmid=30398478|bibcode=2018EcoEv...810345S |bibcode-access=free }}</ref>


Pohon tusam dapat ditemukan di berbagai macam lingkungan, mulai dari gurun semi-kering hingga hutan hujan, dari permukaan laut hingga ketinggian 5.200 m (17.100 kaki), dari lingkungan terdingin hingga terpanas di Bumi. Mereka sering tumbuh di daerah pegunungan dengan tanah yang subur dan setidaknya sedikit air.
Pohon tusam dapat ditemukan di berbagai macam [[lingkungan]], mulai dari [[gurun]] semi-kering hingga [[hutan hujan]], dari [[permukaan laut]] hingga ketinggian 5.200 m (17.100 kaki), dari lingkungan terdingin hingga terpanas di Bumi. Mereka sering tumbuh di daerah [[pegunungan]] dengan tanah yang subur dan setidaknya sedikit air.<ref>{{Cite web|url=https://basicbiology.net/plants/gymnosperms/pine-trees |date=30 August 2020 |title=Pine Trees|website=Basic Biology|language=en-US|access-date=2019-10-31}}</ref>


Berbagai spesies tusam telah diintroduksi ke daerah beriklim sedang dan subtropis di kedua belahan bumi, di mana mereka ditanam sebagai kayu atau dibudidayakan sebagai tanaman hias di taman dan kebun. Sejumlah spesies introduksi tersebut telah dinaturalisasi, dan beberapa spesies dianggap invasif di beberapa wilayah dan mengancam ekosistem asli.
Berbagai spesies tusam telah diintroduksi ke daerah beriklim sedang dan [[subtropis]] di kedua belahan bumi, di mana mereka ditanam sebagai kayu atau dibudidayakan sebagai tanaman hias di taman dan kebun. Sejumlah spesies introduksi tersebut telah dinaturalisasi, dan beberapa spesies dianggap invasif di beberapa wilayah dan mengancam [[ekosistem]] asli.<ref name=ISSG>{{cite web|url=http://www.issg.org/database/species/impact_info.asp?si=890&fr=1&sts=sss&lang=EN |title=''Pinus ssp''. (tree), General Impact |publisher=Invasive Species Specialist Group |date=13 March 2006 |work=Global Invasive Species Database |access-date=2 March 2011 |url-status=dead |archive-url=https://web.archive.org/web/20110726195335/http://www.issg.org/database/species/impact_info.asp?si=890&fr=1&sts=sss&lang=EN |archive-date=26 July 2011 }}</ref>
== Ekologi ==
== Ekologi ==
[[File:Panolis.flammea.7102.jpg|thumb|Ngengat tusam cantik (''Panolis flammea'') jarum-jarum tusam]]
Tusam tumbuh dengan baik di tanah masam, beberapa juga di tanah berkapur ; sebagian besar membutuhkan drainase tanah yang baik, lebih menyukai tanah berpasir, namun beberapa pinus dapat mentolerir tanah basah yang memiliki drainase buruk. Beberapa diantaranya mampu bertunas setelah kebakaran hutan (misalnya tusam Kepulauan Canary ). Beberapa spesies tusam (misalnya tusam uskup ) membutuhkan api untuk beregenerasi, dan populasinya perlahan-lahan menurun dengan adanya sistem pemadaman kebakaran.
Tusam tumbuh dengan baik di tanah masam, beberapa juga di tanah berkapur ; sebagian besar membutuhkan [[drainase]] tanah yang baik, lebih menyukai tanah berpasir, namun beberapa tusam dapat mentolerir tanah basah yang memiliki drainase buruk. Beberapa diantaranya mampu bertunas setelah kebakaran hutan (misalnya tusam [[Kepulauan Canary]] ). Beberapa spesies tusam (misalnya tusam uskup ) membutuhkan api untuk be[[regenerasi]], dan [[populasi]]nya perlahan-lahan menurun dengan adanya sistem pemadaman kebakaran.


Pohon tusam bermanfaat bagi lingkungan karena dapat menghilangkan karbon dioksida dari atmosfer. Meskipun beberapa penelitian menunjukkan bahwa setelah pembangunan perkebunan tusam di padang rumput, terdapat perubahan simpanan karbon termasuk penurunan simpanan karbon organik tanah.
Pohon tusam bermanfaat bagi lingkungan karena dapat menghilangkan [[karbon dioksida]] dari [[atmosfer]]. Meskipun beberapa [[penelitian]] menunjukkan bahwa setelah pembangunan perkebunan tusam di padang rumput, terdapat perubahan simpanan [[karbon]] termasuk penurunan simpanan [[karbon]] organik [[tanah]].<ref>{{cite journal|last=Weber|first=M|year=202|title=Impacts of pine plantations on carbon stocks of páramo sites in southern Ecuador|journal=Carbon Balance and Management|volume=16|issue=1|doi=10.1186/s13021-021-00168-5|doi-access=free|pmid=33559772|pmc=7871390}}</ref>


Beberapa spesies tusam beradaptasi terhadap kondisi ekstrem yang ditentukan oleh ketinggian dan garis lintang (misalnya pinus kerdil Siberia, tusam gunung , tusam pepagan putih dan tusam runjung kejur). Tusam pinyon dan sejumlah pinus lainnya, terutama pinus Turki dan pinus kelabu , beradaptasi dengan baik terhadap pertumbuhan di iklim semi-gurun yang panas dan kering .
Beberapa spesies tusam beradaptasi terhadap kondisi ekstrem yang ditentukan oleh ketinggian dan [[garis lintang]] (misalnya pinus kerdil Siberia, tusam gunung , tusam pepagan putih dan tusam runjung kejur). Tusam pinyon dan sejumlah tusam lainnya, terutama tusam Turki dan tusam kelabu , beradaptasi dengan baik terhadap pertumbuhan di iklim semi-gurun yang panas dan kering .<ref>{{Cite web |title=Pinus sabiniana Dougl |url=https://www.srs.fs.usda.gov/pubs/misc/ag_654/volume_1/pinus/sabiniana.htm |access-date=2022-05-04 |website=www.srs.fs.usda.gov}}</ref>


Jarum tusam berfungsi sebagai makanan bagi berbagai spesies Lepidoptera ( kupu-kupu dan ngengat ). Beberapa spesies tusam terserang nematoda sehingga menyebabkan penyakit layu tusam yang dapat membunuh beberapa spesies dengan cepat. Beberapa spesies Lepidoptera ini, banyak di antaranya ngengat, mengkhususkan diri dalam memakan hanya satu atau terkadang beberapa spesies tusam. Selain itu banyak jenis burung dan mamalia yang berlindung di habitat Tusam atau memakan kacang tusam.
Jarum tusam berfungsi sebagai makanan bagi berbagai spesies Lepidoptera ( kupu-kupu dan ngengat ). Beberapa spesies tusam terserang nematoda sehingga menyebabkan penyakit layu tusam yang dapat membunuh beberapa spesies dengan cepat. Beberapa spesies Lepidoptera ini, banyak di antaranya ngengat, mengkhususkan diri dalam memakan hanya satu atau terkadang beberapa spesies tusam. Selain itu banyak jenis burung dan mamalia yang berlindung di habitat Tusam atau memakan kacang tusam.

Revisi per 15 April 2024 07.47

Tusam
Pinus

Pinus densiflora (Korean red pine), North Korea
Rekaman
Taksonomi
DivisiPinophyta
KelasPinopsida
OrdoPinales
FamiliPinaceae
GenusPinus
Linnaeus, 1753
Tipe taksonomiPinus sylvestris
Tata nama
Sinonim takson
  • Apinus de Necker ex Rydberg
  • Caryopitys Small
  • Cembra Opiz
  • Ducampopinus Chevalier
  • Haploxylon (Koehne) Komarov
  • Leucopitys Nieuwland
  • Pinea Wolf ex Opiz
  • Strobus (Sweet ex Spach) Opiz
Subgenera
See List of Pinus species for complete taxonomy to species level. See list of pines by region for list of species by geographic distribution.
Distribusi

Range of Pinus

Pinus adalah sebuah genus pohon konifer atau semak dalam famili Pinaceae (Suku tusam-tusaman)[1]. Tanaman didalam genus ini juga dikenal secara lokal dengan nama pohon senobar, tusam atau eru.[2]Di Indonesia salah satu spesiesnya adalah tusam Sumatra (Pinus merkusii)

Keterangan

Pohon tusam adalah pohon resin termasuk jenis tumbuhan runjung malar hijau (atau, jarang, semak ) yang tumbuh setinggi 3–80 meter (10–260 kaki), dengan sebagian besar spesies mencapai tinggi 15–45 m (50–150 kaki).[3] Yang terkecil adalah tusam kerdil siberia dan tusam potosi , dan yang tertinggi adalah tusam ponderosa setinggi 81,8 m (268 kaki) yang terletak di Hutan Nasional Sungai Rogue-Siskiyou di Oregon selatan .[3]

Pohon tusam berumur panjang dan biasanya mencapai usia 100–1.000 tahun, bahkan ada yang lebih. Yang berumur paling panjang adalah tusam buah kejur Great Basin ( P. longaeva ). Salah satu individu dari spesies ini, dijuluki " Metuselah ", adalah salah satu organisme hidup tertua di dunia dengan usia sekitar 4.800 tahun. Pohon ini dapat ditemukan di Pegunungan Putih California.[4] Pohon yang lebih tua, yang sekarang ditebang, berumur 4.900 tahun.[5][6] Ditemukan di hutan kecil di bawah Wheeler Peak dan sekarang dikenal sebagai " Prometheus " yang diambil dari nama dewa Yunani abadi . [6]

Pertumbuhan spiral skala cabang, jarum, dan runjung dapat diatur dalam rasio bilangan Fibonacci .[7][8] Tunas musim semi yang baru kadang-kadang disebut "lilin"; ditutupi sisik kuncup berwarna coklat atau keputihan dan mula-mula mengarah ke atas, kemudian berubah menjadi hijau dan menyebar ke luar. "Lilin" ini menawarkan kepada para ahli kehutanan sarana untuk mengevaluasi kesuburan tanah dan kekuatan pepohonan.

Pepagan

Pepagan kayu Pinus taeda

Pepagan sebagian besar pohon tusam tebal dan bersisik, tetapi beberapa spesies memiliki pepagan yang tipis dan bersisik .[9] Cabang-cabangnya dihasilkan dalam "lingkaran semu" biasa, yang sebenarnya merupakan spiral yang sangat rapat tetapi tampak seperti cincin cabang yang muncul dari titik yang sama. Banyak pohon tusam yang bersifat uninodal, hanya menghasilkan satu lingkaran cabang setiap tahun, dari tunas di ujung tunas baru pada tahun tersebut , namun ada juga yang multinodal, menghasilkan dua atau lebih lingkaran cabang per tahun.

Daun

Tusam memiliki empat jenis bentuk susunan daun

  • Daun biji ( kotiledon ) pada bibit ditumbuhkan dalam lingkaran 4–24.
  • Daun muda, yang segera menyusul setelah bibit dan tanaman muda, berukuran 2–6 sentimeter ( 3 ⁄ 4 – 2+1 ⁄ 4 inci) panjang, tunggal, hijau atau sering kali biru kehijauan, dan tersusun spiral pada pucuk. Ini diproduksi selama enam bulan sampai lima tahun, jarang lebih lama.
  • Daun sisik, mirip dengan sisik tunas, berukuran kecil, berwarna coklat dan tidak berfotosintesis, serta tersusun spiral seperti daun remaja.
  • Daun jejarum, daun dewasa, berwarna hijau ( fotosintesis ) dan berkumpul dalam kelompok yang disebut fasik. Jejarumnyangnya bisa berjumlah satu sampai tujuh per fasikula, tetapi umumnya berjumlah dua sampai lima. Setiap fasikula dihasilkan dari tunas kecil pada tunas kerdil di ketiak daun bersisik. Sisik tunas ini sering tertinggal pada fasikula sebagai selubung basejarumnarumnya bertahan selama 1,5–40 tahun, tergantung spesiesnya. Jika ujung tunas yang tumbuh rusak (misalnya dimakan binatang), kumpulan jarum yang berada tepat di bawah kerusakan tersebut akan menghasilkan tunas penghasil batang, yang kemudian dapat menggantikan ujung pertumbuhan yang hilang.

Runjung

Kerucut runjung pohon Pinus radiata

Tusam bersifat berumah satu, memiliki kerucut runjung jantan dan betina pada pohon yang sama.[10]:205 Runjung jantan berukuran kecil, biasanya sepanjang 1–5 cm, dan hanya muncul dalam waktu singkat (biasanya pada musim semi, meskipun pada beberapa pohon tusam pada musim gugur), rontok segera setelah serbuk sarinya keluar . Runjung betina membutuhkan waktu 1,5–3 tahun (tergantung spesiesnya) untuk menjadi dewasa setelah penyerbukan , dengan pembuahan sebenarnya tertunda satu tahun. Saat dewasa, runjung betina memiliki panjang 3–60 cm. Setiap runjung mempunyai banyak sisik yang tersusun secara spiral, dengan dua biji pada setiap sisik subur; sisik pada pangkal dan ujung kerucut berukuran kecil dan steril, tanpa biji.

Benih tusam sebagian besar berukuran kecil dan bersayap, serta bersifat anemofilia (menyebar melalui angin), namun ada pula yang berukuran lebih besar dan hanya memiliki sayap sisa, serta tersebar melalui burung . Runjung betina berkayu dan terkadang dipersenjatai untuk melindungi benih yang sedang berkembang dari penjelajah. Saat matang, runjung biasanya terbuka untuk mengeluarkan biji. Pada beberapa spesies burung yang tersebar, misalnya tusam pepagan putih , benih hanya dikeluarkan oleh burung yang membuka runjungnya.[11] Di negara lain, benih disimpan dalam runjung tertutup selama bertahun-tahun sampai ada isyarat lingkungan yang memicu kerucut terbuka dan melepaskan benih. Ini disebut serotini . Bentuk serotin yang paling umum adalah pirisensi, di mana resin mengikat runjung hingga meleleh karena kebakaran hutan, misalnya pada P. rigida .

Sebaran

Tusam Monterey yang dibudidayakan di Australia adalah spesies pengenalan sejak Abad ke-19

Tusam merupakan tanaman asli Belahan Bumi Utara, dan beberapa bagian dari daerah tropis hingga daerah beriklim sedang di Belahan Bumi Selatan . Sebagian besar wilayah di Belahan Bumi Utara menampung beberapa spesies tusam asli . Satu spesies ( tusam sumatra ) melintasi garis khatulistiwa di Sumatra hingga 2°S. Di Amerika Utara, berbagai spesies terdapat di wilayah pada garis lintang mulai dari utara sejauh 66°LU hingga selatan sejauh 12°LU.[12]

Pohon tusam dapat ditemukan di berbagai macam lingkungan, mulai dari gurun semi-kering hingga hutan hujan, dari permukaan laut hingga ketinggian 5.200 m (17.100 kaki), dari lingkungan terdingin hingga terpanas di Bumi. Mereka sering tumbuh di daerah pegunungan dengan tanah yang subur dan setidaknya sedikit air.[13]

Berbagai spesies tusam telah diintroduksi ke daerah beriklim sedang dan subtropis di kedua belahan bumi, di mana mereka ditanam sebagai kayu atau dibudidayakan sebagai tanaman hias di taman dan kebun. Sejumlah spesies introduksi tersebut telah dinaturalisasi, dan beberapa spesies dianggap invasif di beberapa wilayah dan mengancam ekosistem asli.[14]

Ekologi

Ngengat tusam cantik (Panolis flammea) jarum-jarum tusam

Tusam tumbuh dengan baik di tanah masam, beberapa juga di tanah berkapur ; sebagian besar membutuhkan drainase tanah yang baik, lebih menyukai tanah berpasir, namun beberapa tusam dapat mentolerir tanah basah yang memiliki drainase buruk. Beberapa diantaranya mampu bertunas setelah kebakaran hutan (misalnya tusam Kepulauan Canary ). Beberapa spesies tusam (misalnya tusam uskup ) membutuhkan api untuk beregenerasi, dan populasinya perlahan-lahan menurun dengan adanya sistem pemadaman kebakaran.

Pohon tusam bermanfaat bagi lingkungan karena dapat menghilangkan karbon dioksida dari atmosfer. Meskipun beberapa penelitian menunjukkan bahwa setelah pembangunan perkebunan tusam di padang rumput, terdapat perubahan simpanan karbon termasuk penurunan simpanan karbon organik tanah.[15]

Beberapa spesies tusam beradaptasi terhadap kondisi ekstrem yang ditentukan oleh ketinggian dan garis lintang (misalnya pinus kerdil Siberia, tusam gunung , tusam pepagan putih dan tusam runjung kejur). Tusam pinyon dan sejumlah tusam lainnya, terutama tusam Turki dan tusam kelabu , beradaptasi dengan baik terhadap pertumbuhan di iklim semi-gurun yang panas dan kering .[16]

Jarum tusam berfungsi sebagai makanan bagi berbagai spesies Lepidoptera ( kupu-kupu dan ngengat ). Beberapa spesies tusam terserang nematoda sehingga menyebabkan penyakit layu tusam yang dapat membunuh beberapa spesies dengan cepat. Beberapa spesies Lepidoptera ini, banyak di antaranya ngengat, mengkhususkan diri dalam memakan hanya satu atau terkadang beberapa spesies tusam. Selain itu banyak jenis burung dan mamalia yang berlindung di habitat Tusam atau memakan kacang tusam.

Daftar Spesies

Subgenus Strobus (sin. Haploxylon)

Bagian Strobus

Bagian Cembroides

Bagian Nelsonii

Subgenus Pinus (sin. Diploxylon)

Bagian Pinus (sin. Sylvestris)

Bagian Pinaster

Bagian Pinea

Bagian Banksiana

Bagian Australis

Bagian Leiophylla

Bagian Oocarpae

Bagian Ponderosa

Referensi

  1. ^ Sunset Western Garden Book. 1995. hlm. 606–607. ISBN 978-0-376-03851-7. 
  2. ^ Pasaribu, David (2017-07-12). "Pinus atau Tusam | Biodiversity Warriors". Diakses tanggal 2023-12-30. 
  3. ^ a b Fattig, Paul (23 January 2011). "Tallest of the tall". Mail Tribune. Medford, Oregon. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 September 2012. Diakses tanggal 27 January 2011. 
  4. ^ Ryan, Michael; Richardson, David M. (December 1999). "The Complete Pine". BioScience. 49 (12): 1023–1024. JSTOR 1313736. 
  5. ^ Miranda, Carolina A. (28 February 2015). "Follow-up: More tales of the Prometheus tree and how it died". Los Angeles Times (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 16 October 2020. 
  6. ^ a b Eveleth, Rose (15 November 2012). "How One Man Accidentally Killed the Oldest Tree Ever". Smithsonian (dalam bahasa Inggris). Smithsonian Institution. Diakses tanggal 16 October 2020. 
  7. ^ Zeng, Lanling; Wang, Guozhao (2009). "Modeling golden section in plants". Progress in Natural Science. 19 (2): 255–260. doi:10.1016/j.pnsc.2008.07.004alt=Dapat diakses gratis. The ratio between two pine needles is 0.618 [...] the angle between the two neighbors is about 135° and the angle between the main stem and each branch is close to 34.4° which is the golden section of 90° 
  8. ^ Bracewell, Ronald; Rawlings, John. "Pinus (Pine) Notes". Trees of Stanford. Diakses tanggal 2 February 2020. 
  9. ^ Porter, VI (2018). Mystique Melodies. Dorrance Publishing. 
  10. ^ Judd, WS; Campbell, CS; Kellogg, EA; Stevens, PF; Donoghue, MJ (2002). Plant systematics, a phylogenetic approach (edisi ke-2). Sinauer Associates, Sunderland MA, USA. ISBN 0-87893-403-0. 
  11. ^ Tomback, Diana F. (June 1982). "Dispersal of Whitebark Pine seeds by Clark's Nutcracker: a mutualism hypothesis". The Journal of Animal Ecology. 51 (2): 451–467. Bibcode:1982JAnEc..51..451T. doi:10.2307/3976. JSTOR 3976. 
  12. ^ Singh, Surendra P.; Inderjit; Singh, Jamuna S.; Majumdar, Sudipto; Moyano, Jaime; Nuñez, Martin A.; Richardson, David M. (2018-09-21). "Insights on the persistence of pines (Pinus species) in the Late Cretaceous and their increasing dominance in the Anthropocene". Ecology and Evolution. 8 (20): 10345–10359. Bibcode:2018EcoEv...810345Salt=Dapat diakses gratis. doi:10.1002/ece3.4499alt=Dapat diakses gratis. ISSN 2045-7758. PMC 6206191alt=Dapat diakses gratis. PMID 30398478. 
  13. ^ "Pine Trees". Basic Biology (dalam bahasa Inggris). 30 August 2020. Diakses tanggal 2019-10-31. 
  14. ^ "Pinus ssp. (tree), General Impact". Global Invasive Species Database. Invasive Species Specialist Group. 13 March 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 July 2011. Diakses tanggal 2 March 2011. 
  15. ^ Weber, M (202). "Impacts of pine plantations on carbon stocks of páramo sites in southern Ecuador". Carbon Balance and Management. 16 (1). doi:10.1186/s13021-021-00168-5alt=Dapat diakses gratis. PMC 7871390alt=Dapat diakses gratis. PMID 33559772 Periksa nilai |pmid= (bantuan). 
  16. ^ "Pinus sabiniana Dougl". www.srs.fs.usda.gov. Diakses tanggal 2022-05-04.