Lompat ke isi

Genosida Rwanda: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Rang Djambak (bicara | kontrib)
Pembaharuan informasi
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 1: Baris 1:
{{inuse}}
{{Genosida Rwanda}}
{{Genosida Rwanda}}
{{Genosida}}
{{Genosida}}

{{Gaya penulisan}}
'''Genosida Rwanda''' adalah sebuah pembantaian 800.000 suku [[Tutsi]] dan [[Hutu]] [[moderat]] oleh sekelompok ekstremis Hutu yang dikenal sebagai [[Interahamwe]] yang terjadi dalam periode 100 hari pada tahun [[1994]].

{{Infobox civilian attack
{{Infobox civilian attack
| title = Genosida Rwanda
| title = Genosida Rwanda
| partof =
| partof = [[Perang Saudara Rwanda]]
| image = Nyamata Memorial Site 13.jpg
| image = Rwandan Genocide.jpg
| image_size =
| image_size = 250
| caption = Tengkorak manusia di [[Pusat Peringatan Genosida Nyamata]]
| alt = see caption
| location = [[Rwanda]]
| caption = Tengkorak manusia di Nyamata Genocide Memorial Centre
| location = [[Rwanda]]
| target = Orang [[Tutsi]] dan [[Hutu]] moderat
| date = 7 April – 15 Juli 1994
| coordinates =
| type = [[Genosida]], [[pembunuhan massal]], [[pemerkosaan genosidal]]
| date = 7 April – 15 Juli 1994
| type = [[Genosida]], [[Pembunuhan massal]]
| motive = Sentimen anti-Tutsi, [[Hutu Power]]
| fatalities = Perkiraan:
| target = Populasi [[Tutsi]] dan [[Hutu]] moderat
491.000–800.000 [[Tutsi]]<ref>{{cite journal |last1=Meierhenrich |first1=Jens |title=How Many Victims Were There in the Rwandan Genocide? A Statistical Debate |journal=Journal of Genocide Research |date=2020 |volume=22 |issue=1 |pages=72–82 |doi=10.1080/14623528.2019.1709611 |s2cid=213046710 }} The lower bound for Tutsi deaths is 491,000 (McDoom), see page 75 mention</ref> &<br>10.000 [[Twa]]<ref name=AmericanUniversity/>
| fatalities = diperkirakan: 491,000–800,000 jiwa (hanya Tutsi)
| victims = 250.000 sampai 500.000 perempuan [[Tutsi]] diperkosa selama genosida.{{sfn|Nowrojee|1996}}
| perps = Hutu memimpin pemerintahan (dipimpin oleh Théoneste Bagosora) dan Interahamwe (dipimpin oleh Robert Kajuga)
| perps = {{unbulleted list|Pemerintahan yang dipegang oleh orang Hutu (dipimpin oleh [[Théoneste Bagosora]])|Milisi [[Interahamwe]] (dipimpin oleh [[(Interahamwe)|Robert Kajuga]])|Milisi [[Impuzamugambi]] (dipimpin oleh [[Jean-Bosco Barayagwiza]] dan [[Hassan Ngeze]])|Milisi dan geng lain yang dibiayai oleh [[Félicien Kabuga]]
ekstremis Hutu setempat Milisi dan geng lain yang dibiayai oleh Félicien Kabuga
ekstremis Hutu setempat}}
| dfen =
}}
}}


Genosida Rwanda, juga dikenal sebagai genosida terhadap Tutsi adalah pembersihan etnis yang terjadi antara 7 April dan 15 Juli 1994 selama Perang Saudara Rwanda.<ref name=":1">{{Cite web|title=Commemoration of International Day of Reflection on the 1994 Genocide against the Tutsi in Rwanda – Message of the UNOV/ UNODC Director-General/ Executive Director|url=https://www.unodc.org/unodc/press/releases/2020/April/commemoration-of-international-day-of-reflection-on-the-1994-genocide-against-the-tutsi-in-rwanda.html|access-date=18 January 2021|website=United Nations : Office on Drugs and Crime|language=en|archive-date=7 July 2022|archive-url=https://web.archive.org/web/20220707004810/https://www.unodc.org/unodc/press/releases/2020/April/commemoration-of-international-day-of-reflection-on-the-1994-genocide-against-the-tutsi-in-rwanda.html|url-status=live}}</ref> Selama periode sekitar 100 hari ini, anggota kelompok etnis minoritas Tutsi, serta beberapa Hutu dan Twa moderat, dibunuh oleh milisi bersenjata Hutu. Meskipun Konstitusi Rwanda menyatakan bahwa lebih dari 1 juta orang tewas dalam genosida, jumlah sebenarnya dari korban tidak diketahui, dan beberapa perkiraan menunjukkan bahwa jumlah sebenarnya yang terbunuh kemungkinan besar lebih rendah.<ref name="Meierhenrich">{{cite journal|last1=Meierhenrich|first1=Jens|author-link=Jens Meierhenrich|date=2020|title=How Many Victims Were There in the Rwandan Genocide? A Statistical Debate|journal=Journal of Genocide Research|volume=22|issue=1|pages=72–82|doi=10.1080/14623528.2019.1709611|quote=Despite the various methodological disagreements among them, none of the scholars who participated in this forum gives credence to the official figure of 1,074,107 victims... Given the rigour of the various quantitative methodologies involved, this forum's overarching finding that the death toll of 1994 is nowhere near the one-million-mark is – scientifically speaking – incontrovertible.|s2cid=213046710}}</ref><ref name="Reydams">{{cite journal|last1=Reydams|first1=Luc|author-link=Luc Reydams|date=2020|title='More than a million': the politics of accounting for the dead of the Rwandan genocide|journal=Review of African Political Economy|volume=48|issue=168|pages=235–256|doi=10.1080/03056244.2020.1796320|s2cid=225356374|quote=The government eventually settled on 'more than a million', a claim which few outside Rwanda have taken seriously.|doi-access=free}}</ref><ref>{{Cite journal |last=McDoom |first=Omar |date=2020 |title=Contested Counting: Toward a Rigorous Estimate of the Death Toll in the Rwandan Genocide |url=https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/14623528.2019.1703252?journalCode=cjgr20 |journal=Journal of Genocide Research |volume=22 |issue=1 |pages=83–93 |doi=10.1080/14623528.2019.1703252 |quote=In comparison with estimates at the higher and lower ends, my estimate is significantly lower than the Government of Rwanda's genocide census figure of 1,006,031 Tutsi killed. I believe this number is not credible. |s2cid=214032255 |access-date=31 March 2022 |archive-date=31 March 2022 |archive-url=https://web.archive.org/web/20220331225048/https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/14623528.2019.1703252?journalCode=cjgr20 |url-status=live }}</ref> Perkiraan ilmiah yang paling diterima secara luas adalah sekitar 500.000 hingga 800.000 kematian orang Tutsi.<ref name=":2">{{Cite journal|last=Guichaoua|first=André|date=2020-01-02|title=Counting the Rwandan Victims of War and Genocide: Concluding Reflections|url=https://doi.org/10.1080/14623528.2019.1703329|journal=Journal of Genocide Research|volume=22|issue=1|pages=125–141|doi=10.1080/14623528.2019.1703329|s2cid=213471539|issn=1462-3528|access-date=27 May 2021|archive-date=17 February 2022|archive-url=https://web.archive.org/web/20220217170428/https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/14623528.2019.1703329|url-status=live}}</ref>
[[Rwanda]] sendiri adalah sebuah negeri berpenduduk 7,4 juta jiwa dan merupakan negara terpadat di [[Afrika Tengah]].

Peristiwa ini bermula pada tanggal [[6 April]] [[1994]], ketika [[Presiden]] Rwanda, [[Juvenal Habyarimana]] menjadi korban penembakan saat berada di dalam [[pesawat terbang]]. Beberapa sumber menyebutkan Juvenal Habyarimana tengah berada di dalam sebuah [[helikopter]] pemberian pemerintah [[Prancis]]. Saat itu, Habyarimana yang berasal dari etnis [[Hutu]] berada dalam satu heli dengan Presiden [[Burundi]], [[Cyprien Ntaryamira|Cyprien Ntarymira]]. Mereka baru saja menghadiri pertemuan di [[Tanzania]] untuk membahas masalah [[Burundi]]. Sebagian sumber menyebutkan pesawat yang digunakan bukanlah helikopter melainkan pesawat jenis jet kecil [[Dassault Falcon 50]].


Pada tahun 1990, Front Patriotik Rwanda (FPR), sebuah kelompok pemberontak yang sebagian besar terdiri dari pengungsi Tutsi, menginvasi Rwanda utara dari markas mereka di Uganda, yang mengakibatkan pecahnya Perang Saudara Rwanda. Dalam upaya untuk mengakhiri perang dengan damai, pemerintah Rwanda yang dipimpin oleh presiden dari Hutu, Juvénal Habyarimana<ref>{{Cite news|last=Sullivan|first=Ronald|url=https://www.nytimes.com/1994/04/07/obituaries/juvenal-habyarimana-57-ruled-rwanda-for-21-years.html|title=Juvenal Habyarimana, 57, Ruled Rwanda for 21 Years|date=7 April 1994|work=The New York Times|access-date=19 February 2020|language=en-US|issn=0362-4331|archive-date=13 June 2023|archive-url=https://web.archive.org/web/20230613184943/https://www.nytimes.com/1994/04/07/obituaries/juvenal-habyarimana-57-ruled-rwanda-for-21-years.html|url-status=live}}</ref> menandatangani Perjanjian Arusha dengan FPR pada tanggal 4 Agustus 1993. Katalisnya adalah pembunuhan Habyarimana pada tanggal 6 April 1994, menciptakan kekosongan kekuasaan dan mengakhiri perjanjian perdamaian. Pembunuhan massal dimulai keesokan harinya ketika tentara, polisi, dan milisi mayoritas Hutu membunuh para pemimpin militer dan politik penting Tutsi dan Hutu yang moderat.
Disinyalir, peristiwa penembakan keji itu dilakukan sebagai bentuk protes terhadap rencana Presiden Habyarimana untuk masa depan Rwanda. Habyarimana berencana melakukan persatuan [[Kelompok etnik|etnis]] di Rwanda dan pembagian kekuasaan kepada etnis-etnis itu. Rencana itu telah disusun setahun sebelumnya, seperti tertuang dalam Piagam Arusha (''Arusha Accord'') pada tahun [[1993]]. Untuk diketahui, Habyarimana menjadi Presiden Rwanda sejak tahun 1993. Sebelumnya ia menempati posisi sebagai Menteri Pertahanan Rwanda.


Skala dan kebrutalan genosida menyebabkan guncangan di seluruh dunia, namun tidak ada negara yang secara tegas menghentikan pembunuhan tersebut.<ref>{{Cite web|url=https://www.hrw.org/reports/1999/rwanda/Geno15-8-01.htm|title=Ignoring Genocide (HRW Report – Leave None to Tell the Story: Genocide in Rwanda, March 1999)|website=www.hrw.org|access-date=16 June 2019|archive-date=28 October 2023|archive-url=https://web.archive.org/web/20231028003802/https://www.hrw.org/reports/1999/rwanda/Geno15-8-01.htm|url-status=live}}</ref> Sebagian besar korban dibunuh di desa atau kota mereka sendiri, banyak di antara mereka yang dibunuh oleh tetangga dan sesama penduduk desa. Geng Hutu mencari korban yang bersembunyi di gereja dan gedung sekolah. Milisi membunuh korbannya dengan parang dan senapan.{{sfn|Prunier|1995|p=247}} Kekerasan seksual merajalela, dengan perkiraan 250.000 hingga 500.000 perempuan diperkosa selama genosida.{{sfn|Nowrojee|1996}}
Pada tahun 1990-an Habyarimana merintis suatu pemerintahan yang melibatkan tiga etnis di Rwanda yakni Hutu (85%), [[Tutsi]] (14%) dan Twa (1%). Habyarimana mengangkat [[perdana menteri|Perdana Menteri]] Agathe Uwilingiyama dari suku Tutsi. Pengangkatan dari suku berbeda jenis ini jelas tidak diterima oleh kelompok [[militan]] yang ingin mempertahankan sistem pemerintahan satu suku.
Dengan demikian, FPR kembali melanjutkan pemberontakan mereka dan merebut seluruh wilayah pemerintah, mengakhiri genosida dan memaksa pemerintah dan pelaku genosida melarikan diri ke Zaire (sekarang Republik Demokratik Kongo).


Genosida mempunyai dampak yang membekas dan mendalam. Pada tahun 1996, pemerintah Rwanda yang dipimpin PRF melancarkan serangan ke Zaire, rumah bagi para pemimpin mantan pemerintahan Rwanda di pengasingan dan banyak pengungsi Hutu, yang memicu Perang Kongo Pertama dan menewaskan sekitar 200.000 orang. Saat ini, Rwanda memiliki dua hari libur umum untuk memperingati genosida tersebut, dan "ideologi genosida" dan "divisionisme" merupakan pelanggaran pidana.<ref>{{cite book |last1=Sullo |first1=Pietro |title=The Palgrave Handbook of State-Sponsored History After 1945 |date=2018 |publisher=Palgrave Macmillan UK |isbn=978-1-349-95306-6 |pages=69–85 |language=en |chapter=Writing History Through Criminal Law: State-Sponsored Memory in Rwanda}}</ref><ref name=":4">{{Cite journal|last=Yakaré-Oulé|first=Jansen|date=11 April 2014|title=Denying Genocide or Denying Free Speech? A Case Study of the Application of Rwanda's Genocide Denial Laws|url=https://scholarlycommons.law.northwestern.edu/njihr/vol12/iss2/3/|journal=Northwestern Journal of Human Rights|volume=12|issue=2|page=192|access-date=16 June 2019|archive-date=16 June 2019|archive-url=https://web.archive.org/web/20190616173200/https://scholarlycommons.law.northwestern.edu/njihr/vol12/iss2/3/|url-status=live}}</ref>
Kekhawatiran sekaligus kekecewaan berlebihan inilah yang akhirnya memuncak menjadi tindak pembunuhan terhadap presiden sendiri. Habyarimana akhirnya dibunuh bersama Presiden Burundi oleh kelompok militan penentangnya ketika mereka berada di dalam pesawat (atau helikopter) pemberian Presiden [[Prancis]] [[Francois Mitterand]]


== Pembunuhan Massal ==
== Pembunuhan Massal ==

Revisi per 10 April 2024 09.35

Genosida Rwanda
Bagian dari Perang Saudara Rwanda
LokasiRwanda
Tanggal7 April – 15 Juli 1994
SasaranOrang Tutsi dan Hutu moderat
Jenis serangan
Genosida, pembunuhan massal, pemerkosaan genosidal
Korban tewas
Perkiraan: 491.000–800.000 Tutsi[1] &
10.000 Twa[2]
Korban250.000 sampai 500.000 perempuan Tutsi diperkosa selama genosida.[3]
Pelaku
MotifSentimen anti-Tutsi, Hutu Power

Genosida Rwanda, juga dikenal sebagai genosida terhadap Tutsi adalah pembersihan etnis yang terjadi antara 7 April dan 15 Juli 1994 selama Perang Saudara Rwanda.[4] Selama periode sekitar 100 hari ini, anggota kelompok etnis minoritas Tutsi, serta beberapa Hutu dan Twa moderat, dibunuh oleh milisi bersenjata Hutu. Meskipun Konstitusi Rwanda menyatakan bahwa lebih dari 1 juta orang tewas dalam genosida, jumlah sebenarnya dari korban tidak diketahui, dan beberapa perkiraan menunjukkan bahwa jumlah sebenarnya yang terbunuh kemungkinan besar lebih rendah.[5][6][7] Perkiraan ilmiah yang paling diterima secara luas adalah sekitar 500.000 hingga 800.000 kematian orang Tutsi.[8]

Pada tahun 1990, Front Patriotik Rwanda (FPR), sebuah kelompok pemberontak yang sebagian besar terdiri dari pengungsi Tutsi, menginvasi Rwanda utara dari markas mereka di Uganda, yang mengakibatkan pecahnya Perang Saudara Rwanda. Dalam upaya untuk mengakhiri perang dengan damai, pemerintah Rwanda yang dipimpin oleh presiden dari Hutu, Juvénal Habyarimana[9] menandatangani Perjanjian Arusha dengan FPR pada tanggal 4 Agustus 1993. Katalisnya adalah pembunuhan Habyarimana pada tanggal 6 April 1994, menciptakan kekosongan kekuasaan dan mengakhiri perjanjian perdamaian. Pembunuhan massal dimulai keesokan harinya ketika tentara, polisi, dan milisi mayoritas Hutu membunuh para pemimpin militer dan politik penting Tutsi dan Hutu yang moderat.

Skala dan kebrutalan genosida menyebabkan guncangan di seluruh dunia, namun tidak ada negara yang secara tegas menghentikan pembunuhan tersebut.[10] Sebagian besar korban dibunuh di desa atau kota mereka sendiri, banyak di antara mereka yang dibunuh oleh tetangga dan sesama penduduk desa. Geng Hutu mencari korban yang bersembunyi di gereja dan gedung sekolah. Milisi membunuh korbannya dengan parang dan senapan.[11] Kekerasan seksual merajalela, dengan perkiraan 250.000 hingga 500.000 perempuan diperkosa selama genosida.[3] Dengan demikian, FPR kembali melanjutkan pemberontakan mereka dan merebut seluruh wilayah pemerintah, mengakhiri genosida dan memaksa pemerintah dan pelaku genosida melarikan diri ke Zaire (sekarang Republik Demokratik Kongo).

Genosida mempunyai dampak yang membekas dan mendalam. Pada tahun 1996, pemerintah Rwanda yang dipimpin PRF melancarkan serangan ke Zaire, rumah bagi para pemimpin mantan pemerintahan Rwanda di pengasingan dan banyak pengungsi Hutu, yang memicu Perang Kongo Pertama dan menewaskan sekitar 200.000 orang. Saat ini, Rwanda memiliki dua hari libur umum untuk memperingati genosida tersebut, dan "ideologi genosida" dan "divisionisme" merupakan pelanggaran pidana.[12][13]

Pembunuhan Massal

Peristiwa tragis penembakan Presiden Habyarimana kontan mengakhiri masa 2 tahun pemerintahannya. Lebih mengerikan lagi, peristiwa ini memicu pembantaian etnis besar-besaran di Rwanda. Hanya dalam beberapa jam setelah Habyarimana terbunuh, seluruh tempat di Rwanda langsung diblokade.

Pasukan khusus Pengawal Presiden dengan bantuan instruktur Prancis segera beraksi. Mereka bekerja sama dengan kelompok militan Rwanda, Interahamwe dan Impuzamugambi.

Dimulai dari Ibu Kota Rwanda, ketiga kelompok bersenjata itu mulai membunuh siapa saja yang mendukung Piagam Arusha tanpa memedulikan status dan sebagainya. Perdana Menteri Rwanda yang berasal dari suku Tutsi tak lepas dari pembunuhan kelompok bersenjata. Selain dia, masih ada nama-nama dari kalangan menteri, pastor, dan siapa saja yang mendukung maupun terlibat dalam negosiasi Piagam Arusha.

Sebagian besar korban digeletakkan begitu saja dan tidak dimakamkan secara layak. Paling umum saat itu hanyalah ditimbun dengan tanah sekadarnya. Pegunungan Gisozi disinyalir menjadi tempat pemakaman massal. Di tempat ini diperkirakan terdapat 250.000 jasad warga tak berdosa korban konspirasi keji. Dikatakan konspirasi, karena kemudian berkembang cerita bahwa kudeta ini dilakukan pemimpin Front Patriotik Rwanda, RPF (Rwandan Patriotic Front) yaitu Paul Kagame. Usai pembunuhan massal, Kagame tampil sebagai Presiden mengantikan Habyarimana.

800.000 Jiwa

Dalam seratus hari pembantaian berbagai kalangan tercatat tidak kurang dari 800.000 jiwa atau paling banyak sekitar satu juta jiwa etnis Tutsi menjadi korban pembantaian. Kemudian setelah Kigali jatuh ke tangan oposisi RPF pada 4 Juli 1994, sekitar 300 mayat masih saja terlihat di alam terbuka di Kota Nyarubuye berjarak 100 km dari Timur Kigali. Korban yang jatuh di etnis lain (Twa dan Hutu) tidak diketahui, akan tetapi kemungkinan besar ada walaupun tidak banyak jumlahnya.

Sayangnya, pembunuhan besar-besaran di Rwanda tidak mendapatkan perhatian besar dari dunia internasional khususnya Prancis, Inggris, dan Amerika Serikat. Salah satu penyebab paling dominan adalah karena negeri ini tidak memiliki nilai kepentingan strategis di mata internasional.

Kenyataan ini sangat disayangkan oleh berbagai pihak. Ketika konfrensi tentang pembantaian etnis dilaksanakan di Kigali tahun 2004, disebutkan secara jelas, forum menunjuk Amerika Serikat, Belgia, Prancis, dan Inggris berada di balik tragedi pembantaian. Sekretaris Jendral PBB Kofi Annan yang waktu lalu menjabat sebagai wakil komandan pasukan penjaga perdamaian di Rwanda tak luput mendapat sorotan. Terutama setelah ia mendapat Penghargaan Nobel untuk bidang perdamaian.

Juga disebutkan, veto dari Dewan Keamanan PBB yang akhirnya menurunkan jumlah pasukan penjaga perdamaian dari 2500 personel menjadi 450 personel tidak mampu mengatasi masalah. "Pihak luar gagal mencegah pembantaian selama 100 hari di Rwanda" kata Presiden Paul Kagame sebelum memimpin upacara mengheningkan cipta.

  1. ^ Meierhenrich, Jens (2020). "How Many Victims Were There in the Rwandan Genocide? A Statistical Debate". Journal of Genocide Research. 22 (1): 72–82. doi:10.1080/14623528.2019.1709611.  The lower bound for Tutsi deaths is 491,000 (McDoom), see page 75 mention
  2. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama AmericanUniversity
  3. ^ a b Nowrojee 1996.
  4. ^ "Commemoration of International Day of Reflection on the 1994 Genocide against the Tutsi in Rwanda – Message of the UNOV/ UNODC Director-General/ Executive Director". United Nations : Office on Drugs and Crime (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 July 2022. Diakses tanggal 18 January 2021. 
  5. ^ Meierhenrich, Jens (2020). "How Many Victims Were There in the Rwandan Genocide? A Statistical Debate". Journal of Genocide Research. 22 (1): 72–82. doi:10.1080/14623528.2019.1709611. Despite the various methodological disagreements among them, none of the scholars who participated in this forum gives credence to the official figure of 1,074,107 victims... Given the rigour of the various quantitative methodologies involved, this forum's overarching finding that the death toll of 1994 is nowhere near the one-million-mark is – scientifically speaking – incontrovertible. 
  6. ^ Reydams, Luc (2020). "'More than a million': the politics of accounting for the dead of the Rwandan genocide". Review of African Political Economy. 48 (168): 235–256. doi:10.1080/03056244.2020.1796320alt=Dapat diakses gratis. The government eventually settled on 'more than a million', a claim which few outside Rwanda have taken seriously. 
  7. ^ McDoom, Omar (2020). "Contested Counting: Toward a Rigorous Estimate of the Death Toll in the Rwandan Genocide". Journal of Genocide Research. 22 (1): 83–93. doi:10.1080/14623528.2019.1703252. Diarsipkan dari versi asli tanggal 31 March 2022. Diakses tanggal 31 March 2022. In comparison with estimates at the higher and lower ends, my estimate is significantly lower than the Government of Rwanda's genocide census figure of 1,006,031 Tutsi killed. I believe this number is not credible. 
  8. ^ Guichaoua, André (2020-01-02). "Counting the Rwandan Victims of War and Genocide: Concluding Reflections". Journal of Genocide Research. 22 (1): 125–141. doi:10.1080/14623528.2019.1703329. ISSN 1462-3528. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 February 2022. Diakses tanggal 27 May 2021. 
  9. ^ Sullivan, Ronald (7 April 1994). "Juvenal Habyarimana, 57, Ruled Rwanda for 21 Years". The New York Times (dalam bahasa Inggris). ISSN 0362-4331. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 June 2023. Diakses tanggal 19 February 2020. 
  10. ^ "Ignoring Genocide (HRW Report – Leave None to Tell the Story: Genocide in Rwanda, March 1999)". www.hrw.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 October 2023. Diakses tanggal 16 June 2019. 
  11. ^ Prunier 1995, hlm. 247.
  12. ^ Sullo, Pietro (2018). "Writing History Through Criminal Law: State-Sponsored Memory in Rwanda". The Palgrave Handbook of State-Sponsored History After 1945 (dalam bahasa Inggris). Palgrave Macmillan UK. hlm. 69–85. ISBN 978-1-349-95306-6. 
  13. ^ Yakaré-Oulé, Jansen (11 April 2014). "Denying Genocide or Denying Free Speech? A Case Study of the Application of Rwanda's Genocide Denial Laws". Northwestern Journal of Human Rights. 12 (2): 192. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 June 2019. Diakses tanggal 16 June 2019.