Bernarda Buniati Kwari Sosrosumarto: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 65: Baris 65:
Sosrosumarto mulai melibatkan diri dalam organisasi pergerakan di Indonesia sejak ia masih duduk di bangku sekolah. Ia bergabung dengan organisasi [[Indonesia Moeda]] pada tahun 1931. Beberapa tahun kemudian, ia bergabung dengan Pangreh Ageng Wanita Katolik (PAWK). PAWK kemudian mengirimkan Sosrosumarto ke [[Brussel]], [[Belgia]], untuk mengikuti Konferensi Wanita Katolik Sedunia pada tahun 1936.<ref name=":0">{{Cite book|last=Amini|first=Mutiah|date=2021-05-02|url=https://books.google.co.id/books?id=ucQsEAAAQBAJ&pg=PA28|title=Sejarah Organisasi Perempuan Indonesia: 1928-1998|publisher=UGM PRESS|isbn=978-602-386-960-2|pages=28, [https://books.google.co.id/books?id=ucQsEAAAQBAJ&pg=PA225 225]|language=id|url-status=live}}</ref>
Sosrosumarto mulai melibatkan diri dalam organisasi pergerakan di Indonesia sejak ia masih duduk di bangku sekolah. Ia bergabung dengan organisasi [[Indonesia Moeda]] pada tahun 1931. Beberapa tahun kemudian, ia bergabung dengan Pangreh Ageng Wanita Katolik (PAWK). PAWK kemudian mengirimkan Sosrosumarto ke [[Brussel]], [[Belgia]], untuk mengikuti Konferensi Wanita Katolik Sedunia pada tahun 1936.<ref name=":0">{{Cite book|last=Amini|first=Mutiah|date=2021-05-02|url=https://books.google.co.id/books?id=ucQsEAAAQBAJ&pg=PA28|title=Sejarah Organisasi Perempuan Indonesia: 1928-1998|publisher=UGM PRESS|isbn=978-602-386-960-2|pages=28, [https://books.google.co.id/books?id=ucQsEAAAQBAJ&pg=PA225 225]|language=id|url-status=live}}</ref>


PAWK berubah nama menjadi pada tahun 1937 menjadi Pakempalan Wanita Katolik (PWK). Organisasi ini sempat dibekukan pada masa [[Pendudukan Jepang di wilayah Hindia Belanda|penjajahan Jepang]] dan kembali aktif pada masa [[Revolusi Nasional Indonesia|setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia]].<ref name=":0" /> Di bawah pimpinan Sosrosumarto, PWK terlibat dalam pertolongan korban perang dan kepengurusan dapur umum untuk tentara.<ref>{{Cite book|last=Tashadi|date=2000|url=https://repositori.kemdikbud.go.id/13650/|title=Keterlibatan Ulama di DIY Pada Masa Perang Kemerdekaan Periode 1945{{spnd}}1949|publisher=Departemen Pendidikan Nasional|pages=76|language=id|url-status=live}}</ref>
PAWK berubah nama menjadi pada tahun 1937 menjadi Pakempalan Wanita Katolik (PWK). Organisasi ini dibekukan pada masa [[Pendudukan Jepang di wilayah Hindia Belanda|penjajahan Jepang]] .<ref name=":0" /> Pada masa penjajahan Jepang, Sosrosumarto menjadi anggota organisasi [[Fujinkai]] di [[Jatinegara, Jakarta Timur|Jatinegara]].<ref name=":1" /> Setelah Jepang mengundurkan diri dari Indonesia, PAWK kembali diaktifkan. Di bawah pimpinan Sosrosumarto, PWK terlibat dalam pertolongan korban perang [[Revolusi Nasional Indonesia]] dan kepengurusan dapur umum untuk tentara.<ref>{{Cite book|last=Tashadi|date=2000|url=https://repositori.kemdikbud.go.id/13650/|title=Keterlibatan Ulama di DIY Pada Masa Perang Kemerdekaan Periode 1945{{spnd}}1949|publisher=Departemen Pendidikan Nasional|pages=76|language=id|url-status=live}}</ref>


Setelah [[Revolusi Nasional Indonesia]] berakhir, pada bulan Desember 1949 Konferensi Umat Katolik Seluruh Indonesia (KUKSI) diadakan di [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]]. Dalam konferensi tersebut, Sosrosumarto duduk sebagai pemimpin bagian wanita.
Setelah [[Revolusi Nasional Indonesia]] berakhir, pada bulan Desember 1949 Konferensi Umat Katolik Seluruh Indonesia (KUKSI) diadakan di [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]]. Dalam konferensi tersebut, Sosrosumarto duduk sebagai pemimpin bagian wanita.<ref>{{Cite book|last=Steenbrink|first=Karel|date=2015-05-12|url=https://books.google.co.id/books?id=1N8zDwAAQBAJ&pg=PA43|title=Catholics in Independent Indonesia: 1945-2010|publisher=BRILL|isbn=978-90-04-28542-2|pages=43|language=en|url-status=live}}</ref> Kwari kemudian membentuk panitia untuk mendirikan organisasi wanita Katolik se-Indonesia, yang akhirnya diwujudkan tiga tahun kemudian pada tanggal 1952 dengan pendirian Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) pada tahun 1952.<ref>{{Cite web|title=KOWANI {{!}} WANITA KATOLIK REPUBLIK INDONESIA (WKRI)|url=https://kowani.or.id/wanita-katokik-republik-indonesia-wkri/|language=en|access-date=2023-01-05}}</ref> Ia menjabat sebagai Ketua WKRI hingga tahun 1956.<ref>{{Cite web|title=Sejarah – DPPWKRI|url=https://dppwkri.org/sejarah/|language=id|access-date=2023-01-05}}</ref>


Pada masa kepemimpinannya, KWRI bekerjasama dengan organisasi wanita lainnya, seperti [[Kongres Wanita Indonesia]] dan [[Aisyiyah]]. Namun, KWRI menolak untuk menjalin kontak dengan organisasi [[Gerakan Wanita Indonesia|Gerwani]] yang berhaluan Komunis.<ref>{{Cite book|last=Wieringa|first=S.|date=2002-05-21|url=https://books.google.co.id/books?id=apBaCwAAQBAJ&pg=PA137|title=Sexual Politics in Indonesia|publisher=Springer|isbn=978-1-4039-1992-2|pages=137|language=en|url-status=live}}</ref> Sosrosumarto juga sempat menjadi anggota Panitia NTR (Nikah, Talak, dan Rujuk), yakni sebuah panitia yang bertujuan untuk mendorong penerapan Undang-Undang Perkawinan yang adil.<ref>{{Cite book|last=Wieringa|first=Saskia Eleonora|date=2010|url=https://books.google.co.id/books?id=v6pQAYkVVFgC&pg=PA196|title=Penghancuran gerakan perempuan: politik seksual di Indonesia pascakejatuhan PKI|publisher=Penerbit Galangpress|isbn=978-602-8174-38-1|pages=196|language=id|url-status=live}}</ref>
Sosrosumarto memulai kariernya sebagai perawat di

=== Karier sebagai perawat ===
Sosrosumarto memulai kariernya sebagai perawat di Dinas Kesehatan Magelang dari tahun 1937 hingga 1943. Setelah itu, ia dipindahkan oleh otoritas militer Jepang ke Jakarta untuk bekerja di ''Eisei Isio Ka''. Setelah pemerintahan penjajahan Jepang berakhir, pemerintah Indonesia yang baru berdiri menunjuknya sebagai Kepala Jawatan Sosial di [[Kedu, Temanggung|Kedu]]. Pada pertengahan tahun 1950an, ia dipindahkan ke Jakarta untuk memegang jabatan sebagai Kepala Jawatan Sosial Jakarta.<ref name=":1" />


== Karier di Departemen Agama ==
== Karier di Departemen Agama ==

Revisi per 5 Januari 2023 05.43

Bernarda Buniati Kwari Sosrosumarto
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik[a]
Masa jabatan
21 Juni 1965 – 30 Desember 1974
MenteriSaifuddin Zuhri
Muhammad Dahlan
Mukti Ali
Sebelum
Pendahulu
M.J. Oentoe (sebagai Kepala Bagian Agama Katolik)
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir(1913-05-21)21 Mei 1913
Yogyakarta, Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, Hindia Belanda
Meninggal7 September 1995(1995-09-07) (umur 82)
Magelang, Jawa Tengah, Indonesia
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Bernarda Buniati Kwari Sosrosumarto (21 Mei 1913 – 7 September 1995) adalah seorang aktivis wanita dan birokrat yang menjabat sebagai Pembantu Menteri Agama Urusan Kristen Katolik dari tahun 1965 hingga 1966, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Beragama Katolik dari tahun 1966 hingga 1969, dan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik dari tahun 1969 hingga 1974.

Masa kecil dan pendidikan

Sosrosumarto lahir pada tanggal 21 Mei 1913 di Yogyakarta dengan nama Bernarda Buniati. Sosrosumarto menempuh pendidikan di Sekolah Pekerjaan Sosial (School voor Maatschappelijk Werk) di Sittard, Belanda dari tahun 1933 hingga 1936[1] dan Sekolah Perawat.[2]

Karier dan aktivisme

Gerakan wanita

Sosrosumarto mulai melibatkan diri dalam organisasi pergerakan di Indonesia sejak ia masih duduk di bangku sekolah. Ia bergabung dengan organisasi Indonesia Moeda pada tahun 1931. Beberapa tahun kemudian, ia bergabung dengan Pangreh Ageng Wanita Katolik (PAWK). PAWK kemudian mengirimkan Sosrosumarto ke Brussel, Belgia, untuk mengikuti Konferensi Wanita Katolik Sedunia pada tahun 1936.[3]

PAWK berubah nama menjadi pada tahun 1937 menjadi Pakempalan Wanita Katolik (PWK). Organisasi ini dibekukan pada masa penjajahan Jepang .[3] Pada masa penjajahan Jepang, Sosrosumarto menjadi anggota organisasi Fujinkai di Jatinegara.[2] Setelah Jepang mengundurkan diri dari Indonesia, PAWK kembali diaktifkan. Di bawah pimpinan Sosrosumarto, PWK terlibat dalam pertolongan korban perang Revolusi Nasional Indonesia dan kepengurusan dapur umum untuk tentara.[4]

Setelah Revolusi Nasional Indonesia berakhir, pada bulan Desember 1949 Konferensi Umat Katolik Seluruh Indonesia (KUKSI) diadakan di Yogyakarta. Dalam konferensi tersebut, Sosrosumarto duduk sebagai pemimpin bagian wanita.[5] Kwari kemudian membentuk panitia untuk mendirikan organisasi wanita Katolik se-Indonesia, yang akhirnya diwujudkan tiga tahun kemudian pada tanggal 1952 dengan pendirian Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) pada tahun 1952.[6] Ia menjabat sebagai Ketua WKRI hingga tahun 1956.[7]

Pada masa kepemimpinannya, KWRI bekerjasama dengan organisasi wanita lainnya, seperti Kongres Wanita Indonesia dan Aisyiyah. Namun, KWRI menolak untuk menjalin kontak dengan organisasi Gerwani yang berhaluan Komunis.[8] Sosrosumarto juga sempat menjadi anggota Panitia NTR (Nikah, Talak, dan Rujuk), yakni sebuah panitia yang bertujuan untuk mendorong penerapan Undang-Undang Perkawinan yang adil.[9]

Karier sebagai perawat

Sosrosumarto memulai kariernya sebagai perawat di Dinas Kesehatan Magelang dari tahun 1937 hingga 1943. Setelah itu, ia dipindahkan oleh otoritas militer Jepang ke Jakarta untuk bekerja di Eisei Isio Ka. Setelah pemerintahan penjajahan Jepang berakhir, pemerintah Indonesia yang baru berdiri menunjuknya sebagai Kepala Jawatan Sosial di Kedu. Pada pertengahan tahun 1950an, ia dipindahkan ke Jakarta untuk memegang jabatan sebagai Kepala Jawatan Sosial Jakarta.[2]

Karier di Departemen Agama

Sosrosumarto memulai kariernya di Departemen Agama sebagai Pembantu Menteri Agama Urusan Kristen Katolik pada tanggal 21 Juni 1965.[10] Sosrosumarto diangkat atas permintaan Presiden Soekarno yang menginginkan seorang pejabat wanita di Departemen Agama.[11] Sosrosumarto mengangkat pendahulunya, M.J. Oentoe, sebagai sekretarisnya.[12]

Jabatan Pembantu Menteri Agama Urusan Kristen Katolik mengalami perubahan menjadi Direktur Jenderal Bimbangan Masyarakat Beragama Katolik pada masa Kabinet Ampera I yang dibentuk tanggal 28 April 1966.[13] Jabatan ini kembali mengalami perubahan pada tahun 1969 menjadi Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik.[14]

Pensiun dan wafat

Setelah pensiun dari Departemen Agama, Sosrosumarto tinggal di rumahnya yang terletak di Jalan Senopati 5, Magelang, Jawa Tengah. Sosrosumarto wafat di rumahnya pada pukul 04.05 tanggal 7 September 1995 dan dimakamkan di Makam Giri Darmoloyo.[15]

Kehidupan pribadi

Bernarda Bunati Kwari Sosrosumarto menikah dengan Kwari Sosrosumarto, seorang pejabat di Departemen Penerangan.[2] Pasangan tersebut memiliki tiga orang anak.[2]

Catatan

  1. ^ Sebagai Pembantu Menteri Agama Urusan Kristen Katolik dari tahun 1965 hingga 1966 dan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Beragama Katolik dari tahun 1966 hingga 1969.

Referensi

  1. ^ "VOOROORLOGSE ACADEMIELEERLINGEN OP REÜNIE: „Blonde knappe klas" bijeen in Sittard". Limburgsch dagblad. 26 Mei 1971. Diakses tanggal 5 Januari 2023. 
  2. ^ a b c d e Oebsger-Röder, Rudolf (1971). Who's who in Indonesia: Biographies of Prominent Indonesian Personalities in All Fields (dalam bahasa Inggris). Gunung Agung. hlm. 375. 
  3. ^ a b Amini, Mutiah (2021-05-02). Sejarah Organisasi Perempuan Indonesia: 1928-1998. UGM PRESS. hlm. 28, 225. ISBN 978-602-386-960-2. 
  4. ^ Tashadi (2000). Keterlibatan Ulama di DIY Pada Masa Perang Kemerdekaan Periode 1945 – 1949. Departemen Pendidikan Nasional. hlm. 76. 
  5. ^ Steenbrink, Karel (2015-05-12). Catholics in Independent Indonesia: 1945-2010 (dalam bahasa Inggris). BRILL. hlm. 43. ISBN 978-90-04-28542-2. 
  6. ^ "KOWANI | WANITA KATOLIK REPUBLIK INDONESIA (WKRI)" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-01-05. 
  7. ^ "Sejarah – DPPWKRI". Diakses tanggal 2023-01-05. 
  8. ^ Wieringa, S. (2002-05-21). Sexual Politics in Indonesia (dalam bahasa Inggris). Springer. hlm. 137. ISBN 978-1-4039-1992-2. 
  9. ^ Wieringa, Saskia Eleonora (2010). Penghancuran gerakan perempuan: politik seksual di Indonesia pascakejatuhan PKI. Penerbit Galangpress. hlm. 196. ISBN 978-602-8174-38-1. 
  10. ^ "Pembantu Menteri Agama". Madjalah Pantjasila. 1965. hlm. 58. Diakses tanggal 4 Januari 2023. 
  11. ^ "Menunggu Dirjen Bimas-bimas". Swara Arum. 6 Maret 2022. Diakses tanggal 4 Januari 2023. 
  12. ^ Siswosoebroto, Yohannes Baptista Sariyanto (1977). Siapa Sebenarnya Juruselamat Dunia?. Yogyakarta: PERSATUAN. 
  13. ^ Penyunting (September 1966). "Continuity and Change: Four Indonesian Cabinets since October 1, 1965, with Scattered Data on Their Members' Organizational and Ethnic Affiliations, Age and Place of Birth" (PDF). Indonesia. 2: 210 – via eCommons. 
  14. ^ Ditjen Bimas Katolik (PDF). Departemen Agama. hlm. 2–3. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 29 Maret 2016. 
  15. ^ "Stop Press". Hidup. 17 September 1995. hlm. 40. Diakses tanggal 4 Januari 2023.