Terapi manual: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
PutraHP (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
PutraHP (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 51: Baris 51:
=== Teknik dorongan, kecepatan tinggi amplitudo rendah atau ''high velocity low amplitude'' (HVLA) ===
=== Teknik dorongan, kecepatan tinggi amplitudo rendah atau ''high velocity low amplitude'' (HVLA) ===
Pada teknik ini dilakukan tekanan yang sifatnya cepat, dangkal, dan berulang pada sendi yang tidak bergerak secara simetris. Pada sendi ini akan diberikan tahanan agar dapat mengembalikan fungsi normalnya.<ref name=":3" />
Pada teknik ini dilakukan tekanan yang sifatnya cepat, dangkal, dan berulang pada sendi yang tidak bergerak secara simetris. Pada sendi ini akan diberikan tahanan agar dapat mengembalikan fungsi normalnya.<ref name=":3" />

=== Drainasi kelenjar getah bening atau ''manual lymph drainage'' (MLD) ===
Teknik ini pertama kali diperkenalkan oleh dr. Emil Vodder dan istrinya, Estrid, pada tahun 1936 di Paris untuk kasus pembengkakan [[Kelenjar limfa|kelenjar getah bening]].<ref name=":4">{{Cite web|title=Manual Lymphatic Drainage|url=https://www.physio-pedia.com/Manual_Lymphatic_Drainage|website=Physiopedia|language=|access-date=20 Februari 2022}}</ref><ref>{{Cite web|title=Layanan MLDV (Manual Lymphatic Drainage)|url=https://www.rssetiamitra.co.id/post/53/Layanan-MLDV-Manual-Lymphatic-Drainage---di-RS-Setia-Mitra|website=www.rssetiamitra.co.id|access-date=20 Februari 2022}}</ref> Pada teknik ini dilakukan pemijatan ringan yang akan membantu pergerakan cairan limfatik. Meskipun teknik ini merupakan pemijatan, tetapi memiliki perbedaan dengan pemijatan yang umum dilakukan. MLD bersifat khusus hanya pada kelenjar getah bening. Daerah yang dipijat bukan yang mengalami pembengkakan, tetapi area yang normal dengan cara meningkatkan kontraksi ritmis kelenjar getah bening agar cairan getah bening dapat dialirkan. MLD terdiri dari empat gerakan yaitu gerakan melingkar yang statis, teknik menggali, teknik memompa, dan teknik memutar.<ref name=":4" />

Ada empat macam teknik drainase kelenjar getah bening yaitu teknik Vodder (gerakan mengusap mengelilingi darah yang bermasalah), teknik Foldi (pengembangan teknik Vodder dengan gerakan melingkar dan relaksasi yang bergantian), teknik Casley-Smith (gerakan tangan melingkar menggunakan sisi telapak tangan), dan teknil Leduc (berupa gerakan mengumpulkan cairan limfa sebelum mengarahkannya ke sistem pembuluh limfa yang lebih besar untuk diabsorpsi ulang.<ref>{{Cite web|last=Brennan|first=Dan|date=12 April 2021|title=What Is Lymph Drainage Massage?|url=https://www.webmd.com/a-to-z-guides/what-is-lymph-drainage-massage|website=WebMD|language=|access-date=20 Februari 2022}}</ref>

Indikasi MLD adalah [[limfedema]],<ref>{{Cite web|last=|title=Manual Lymphatic Drainage (MLD)|url=https://www.lymphcare.com/na-en/treating-your-condition/treating-lymphedema/manual-lymphatic-drainage-mld/|website=LymphCare|language=|access-date=20Februari 2022}}</ref> [[lipedema]],<ref name=":5">{{Cite web|date=9 Februari 2021|title=Lymphatic Drainage Massage: What it Is, Benefits & How To Do It|url=https://my.clevelandclinic.org/health/treatments/21768-lymphatic-drainage-massage|website=Cleveland Clinic|access-date=20 Februari 2022}}</ref> fibromialgia,<ref name=":5" /> flebolimfostatik edema,<ref name=":4" /> migrain,<ref>{{Cite web|date=22 Februari 2019|title=Lymphatic drainage massage: How-to guide and benefits|url=https://www.medicalnewstoday.com/articles/324518|website=www.medicalnewstoday.com|language=|access-date=20 Februari 2022}}</ref> edema pascaoperasi,<ref name=":6">{{Cite web|title=Manual Lymphatic Drainage|url=https://www.physio.co.uk/treatments/physiotherapy/manual-therapy/manual-lymphatic-drainage.php|website=www.physio.co.uk|language=|access-date=20 Februari 2022}}</ref> [[artritis reumatoid]],<ref name=":6" /> edema pascatrauma,<ref name=":5" /> edema karena keganasan,<ref>{{Cite journal|last=Ezzo|first=Jeanette|last2=Manheimer|first2=Eric|last3=McNeely|first3=Margaret L|last4=Howell|first4=Doris M|last5=Weiss|first5=Robert|last6=Johansson|first6=Karin I|last7=Bao|first7=Ting|last8=Bily|first8=Linda|last9=Tuppo|first9=Catherine M|date=21 Mei 2015|title=Manual lymphatic drainage for lymphedema following breast cancer treatment|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4966288/|journal=The Cochrane database of systematic reviews|issue=5|pages=CD003475|doi=10.1002/14651858.CD003475.pub2|issn=1469-493X|pmc=4966288|pmid=25994425}}</ref> dan [[insufisiensi vena kronis]].<ref name=":5" />

MLD tidak dapat dilakukan pada kondisi penyumbatan pembuluh darah, [[infeksi]], [[Gagal ginjal kronis|gagal ginjal]], dan [[gagal jantung kongestif]].<ref>{{Cite web|title=Manual Lymphatic Drainage|url=https://www.amtamassage.org/publications/massage-therapy-journal/manual-lymphatic-drainage/|website=American Massage Therapy Association|language=|access-date=20 Februari 2022}}</ref>


== Metode ==
== Metode ==

Revisi per 20 Februari 2022 13.05

Terapi manual atau disebut juga terapi manipulatif adalah keterampilan khusus yang dimiliki oleh seorang fisioterapis atau terapis fisik untuk penatalaksanaan masalah neuromuskuloskeletal dengan menggunakan pendekatan teknik manual (menggunakan tangan) dan latihan terapi yang bertujuan untuk mengurangi rasa sakit, meningkatkan jangkauan sendi, perkembangan perbaikan jaringan, dan meningkatkan ekstensibilitas, stabilitas, dan fungsi otot serta sendi.[1][2] Terapi manual ini didasari oleh bukti klinis dan saintifik, serta dibatasi oleh faktor biopsikososial dari tiap individu pasien.[3][4]

Sejarah

Dokumentasi tentang terapi manual termuat di dalam papirus Edwin Smith Mesir kuno sekitar 4000 tahun yang lalu dan di dalam pahatan Thailand kuno. Penyebutan teknik pemijatan yang paling tua ada di dalam naskah medis Huangdi Neijing yang dibuat di zaman Kaisar Cina Huang Ti 2598 sebelum masehi. Naskah Yunani dan India kuno, termasuk yang dibuat oleh Hippokrates menggambarkan pemijatan sebagai terapi yang efektif untuk luka yang timbul saat melakukan olahraga.[5]

Selain pemijatan, Hippokrates juga menyebutkan teknik traksi dan manipulasi punggung serta reposisi tulang belakang yang mengalami dislokasi dan untuk pengobatan skoliosis.[6] Claudius Galen, seorang dokter ahli bedah Romawi menuliskan teknik Hippokrates dengan disertai ilustrasi di dalam catatan medisnya. Ibnu Sina dari Bagdad juga melakukan hal yang sama di dalam bukunya The Book of Healing.[6][7]

Friar Thomas menuliskan teknik manipulasi untuk tungkai di dalam bukunya The Complete Bone Setter pada tahun 1656 dan di akhir tahun 1674, Johannes Scultetus memasukkan teknik manipulasi Hippokrates di dalam bukunya The Surgeon's Storehouse.[8]

Terapi manual tidak banyak lagi dilakukan ketika Sir Percival Pott (1714-1788) menyebutkan bahwa penerapan terapi tersebut pada kasus tuberkulosis tulang belakang bukan saja tidak berguna, tetapi juga berbahaya untuk dilakukan. Namun, meskipun demikian Sarah Mapp (sekitar abad ke-18) dan Sir Albert Baker (sekitar abad ke-20) tetap menganjurkan terapi manual untuk masalah tulang di wilayah Inggris. Di Amerika Serikat, Waterman Sweet menerbitkan esai yang berjudul An Essay on the Science of Bone Setting pada tahun 1829 yang tetap merekomendasikan penggunaan terapi manual.

Pada tahun 1828, seorang dokter dari Glasgow bernama Thomas Brown mempopulerkan konsep iritasi spinal. Brown mengemukakan bahwa permasalahan saraf tulang belakang dapat diatasi dengan iritasi spinal tanpa harus melibatkan terapi seperti penggunaan alat patri (solder), lintah, dan pelepuhan kulit yang sering dilakukan saat itu. Teori iritasi spinal ini didukung oleh dr. Isaac Parrish dari Philadelphia dalam artikelnya di The American Journal of Medical Sciences. Dengan diterimanya teori kedua dokter ini, osteopati (yang ditemukan oleh Andrew

Taylor Still pada tahun 1874) dan kiropraktik (yang ditemukan oleh Daniel David Palmer pada tahun 1895) sebagai bagian dari terapi manual dapat diterima secara luas.[7]

Manipulasi spinal telah dipraktikkan oleh orang Bali di Indonesia, Orang Hawaii dengan teknik pijat lomilomi, Jepang, Cina, India, dukun-dukun di daerah Asia Tengah, dukun tulang di Nepal, Rusia, dan Norwegia.[6]

Prinsip

Tiga unsur di dalam terapi manual adalah:

  • Fisiologis: terapi manual dapat mengurangi spasme otot, meredakan nyeri melalui mekanisme stimulasi, inhibisi otot, pengurangan aktivitas nosiseptif, dan mengurangi tekanan periartikular atau intraartikular.[9]
  • Biomekanikal dan fisik: sebagai sarana untuk perbaikan dan pembentukan jaringan dengan cara memengaruhi ekstensibilitas jaringan dan dinamika cairan.[9]
  • Psikologikal: respons plasebo yang bersifat positif. Respons ini didapatkan karena menyentuh penderita dan meningkat karena adanya harapan penderita terhadap fisioterapis yang melakukan pengobatan.[2][3]

Teknik dasar

Pemijatan dan mobilisasi jaringan lunak

Metode pemijatan dari Swedia dipopulerkan oleh dr. Johan Georg Mezger pada akhir abad ke-19. Pemijatan ini meliputi gerakan effleurage (gerakan pemanasan untuk otot menggunakan telapak tangan yang memberikan tekanan lembut dengan gerakan melingkar berulang), tapotement (gerakan perkusi berupa memukul atau menepuk-nepuk), dan gerakan berupa getaran.[10]

James Cyriax menganjurkan teknik pemijatan yang serah dengan serat otot untuk pengobatan cedera tendon atu ligamentum. Dari berbagai teknik pemijatan ini, dr. Tom Sevier mengembangkan metode assisted soft tissue mobilization (ASTYM)[11] yang memungkinkan penetapan diagnosis berbasis data penelitian. Mobilisasi jaringan lunak memengaruhi otot melalui peregangan, relaksasi fasia otot, teknik titik pemicu, dan teknik deep tissue (tekanan yang kuat pada otot).[10][12]

Teknik ini memberikan efek terhadap otot, saraf, kelenjar getah bening, dan peredaran darah.[13] Dengan pemijatan dan mobilisasi jaringan lunak akan terjadi peningkatan sirkulasi darah, perbaikan fleksibilitas dan mobilitas serat otot, dan terjadi penurunan tingkat rasa nyeri, bengkak, dan spasme otot.[14]

Stabilisasi sendi

Stabilitas sendi merupakan kemampuan untuk mengontrol pergerakan sendi dalam batasan gerak yang tepat. Yang berperan dalam stabilitas sendi ini adalah jaringan lunak dan otot yang berada di sekeliling sendi dan menopang sendi tersebut.[15][4]

Stabilitas sendi ini ditentukan oleh tiga hal. Yang pertama adalah ukuran, bentuk, dan susunan dari permukaan sendi yang menghubungkan dua tulang. Yang kedua adalah ligamentum yang mengelilingi sendi berupa jaringan ikat yang mempertahankan sendi. Yang terakhir adalah tonus otot yang dapat mengalami penurunan seiring waktu terutama otot-otot yang tidak pernah dilatih dengan olahraga. Tonus otot yang lemah akan menyebabkan seseorang rentan untuk mengalami cedera sendi.[16]

Manipulasi sendi

Prinsip teknik ini adalah pergerakan pasif sendi. Tindakan yang dilakukan adalah gerakan pasif yang berkesinambungan dari sendi dan atau jaringan lunak di sekitarnya dengan berbagai tingkat kecepatan dan amplitudo gerakan (termasuk gerakan dengan amplitudo kecil dan kecepatan tinggi). Manipulasi sendi dapat membantu sendi agar bisa bergerak dengan normal dengan rasa nyeri yang minimal.[14]

Traksi manual

Teknik ini digunakan untuk mengatasi nyeri sendi dengan cara mengurangi tekanan pada saraf, membantu relaksasi dan meregangkan otot dengan cara yang ringan. Traksi digunakan untuk memisahkan diskus, sendi, dan bagian tulang pada tulang belakang. Terapis fisik akan menarik leher atau kaki. Untuk traksi leher, penderita dalam posisi berbaring dan terapis meletakkan kedua tangannya di bagian bawah tulang tengkorak kepala yang berbatasan dengan leher lalu menarik leher dengan perlahan.[14][17]

Traksi dapat dilakukan pada kasus herniasi atau prolaps diskus tulang belakang, skiatika, nyeri leher, spondilitis, stenosis spinal, dan penyakit degenerasi diskus.[18]

Teknik energi otot atau muscle energy techniques (MET)

Teknik ini memanfaatkan kontraksi otot aktif setelah persendian dibatasi pergerakannya. Prinsip dasarnya adalah relaksasi dan gaya dorong. teknik ini dapat digunakan untuk mengembalikan otot yang mengalami pemendekan atau spastisitas atau untuk menggerakkan sendi yang kaku.[14]

Teknik dorongan, kecepatan tinggi amplitudo rendah atau high velocity low amplitude (HVLA)

Pada teknik ini dilakukan tekanan yang sifatnya cepat, dangkal, dan berulang pada sendi yang tidak bergerak secara simetris. Pada sendi ini akan diberikan tahanan agar dapat mengembalikan fungsi normalnya.[14]

Drainasi kelenjar getah bening atau manual lymph drainage (MLD)

Teknik ini pertama kali diperkenalkan oleh dr. Emil Vodder dan istrinya, Estrid, pada tahun 1936 di Paris untuk kasus pembengkakan kelenjar getah bening.[19][20] Pada teknik ini dilakukan pemijatan ringan yang akan membantu pergerakan cairan limfatik. Meskipun teknik ini merupakan pemijatan, tetapi memiliki perbedaan dengan pemijatan yang umum dilakukan. MLD bersifat khusus hanya pada kelenjar getah bening. Daerah yang dipijat bukan yang mengalami pembengkakan, tetapi area yang normal dengan cara meningkatkan kontraksi ritmis kelenjar getah bening agar cairan getah bening dapat dialirkan. MLD terdiri dari empat gerakan yaitu gerakan melingkar yang statis, teknik menggali, teknik memompa, dan teknik memutar.[19]

Ada empat macam teknik drainase kelenjar getah bening yaitu teknik Vodder (gerakan mengusap mengelilingi darah yang bermasalah), teknik Foldi (pengembangan teknik Vodder dengan gerakan melingkar dan relaksasi yang bergantian), teknik Casley-Smith (gerakan tangan melingkar menggunakan sisi telapak tangan), dan teknil Leduc (berupa gerakan mengumpulkan cairan limfa sebelum mengarahkannya ke sistem pembuluh limfa yang lebih besar untuk diabsorpsi ulang.[21]

Indikasi MLD adalah limfedema,[22] lipedema,[23] fibromialgia,[23] flebolimfostatik edema,[19] migrain,[24] edema pascaoperasi,[25] artritis reumatoid,[25] edema pascatrauma,[23] edema karena keganasan,[26] dan insufisiensi vena kronis.[23]

MLD tidak dapat dilakukan pada kondisi penyumbatan pembuluh darah, infeksi, gagal ginjal, dan gagal jantung kongestif.[27]

Metode

Metode Kaltenborn-Evjenth

Merupakan hasil kolaborasi antara fisioterapis dan ahli ortopedi yang pertama kali digunakan pada tahun 1954 di Norwegia yang dibuat oleh Freddy Kaltenborn dan Olaf Evjenth. Metode ini menggunakan pergerakan sendi linear. Teknik mobilisasi dan manipulasi digunakan untuk mengurangi nyeri dan meningkatkan range of motion atau ROM.[28]

Metode Maitland (Australia)

Metode ini dikembangkan oleh Geoff Maitland, seorang terapis fisik dari Australia. Bersama dengan terapis fisik lainnya yaitu Gregory Grieve dan Jennifer Hickling, Maitland mengembangkan metode ini dan mengajarkannya di Universitas Adelaide dalam program terapi fisik dasar, Maitland adalah orang pertama yang membuka program sertifikasi 3 bulan untuk terapis fisik di seluruh dunia pada tahun 1965 dan pada tahun 1974 membuka program diploma satu. Metode ini menggunakan teknik dorongan yang menekan ke arah posteroanterior. Dalam pelaksanaannya, metode ini mengandalkan informasi adanya nyeri menetap atau gejala lain yang timbul pada pemeriksaan fisik.[28][8]

Metode Paris

Stanley Paris, terapis fisik yang berasal dari New Zealand mengembangkan metode ini pada tahun 1960 setelah menempuh pelatihan dari freddy Kaltenborn dan Allan Stoddard. Sebelum mengajar ke Amerika Serikat, Paris mengajarkan terapi manual kepada dua terapis fisik lainnya yaitu Robin McKenzie dan Brian Mulligan. Paris mendirikan North American Academy of Manipulative Therapy di tahun 1968 yang kemudian menjadi Manual Therapy Special Interest Group di Kanada dan divisi ortopedi APTA (American Physical Therapy Association) di Amerika Serikat. Paris mengembangkan sistem eklektik terapi manual dengan sistem klasifikasi diagnosis yang berdasarkan pada pendekatan terapi untuk disfungsi yang diderita seseorang dan bukan berdasarkan nyeri yang dikeluhkan. Disfungsi ini meliputi penurunan atau peningkatan fungsi dari gerakan normal atau adanya gerakan menyimpang atau bersifat patologis.[29]

Metode McKenzie

Robin McKenzie mengembangkan penatalaksanaan untuk gangguan pada tungkai dan tulang belakang yang berdasarkan pada penelitian yang McKenzie lakukan. Metode yang dikenal dengan mechanical diagnosis and therapy (MDT) ini, menggabungkan pemeriksaan untuk diagnosis dengan terapi melalui gerakan berulang yang dilakukan kepada penderita. Klasifikasi yang meliputi kumpulan gejala yang dirasakan penderita pada posisi yang berbeda diperoleh dari penderita ketika gerakan berulang diterapkan, dapat menentukan apakah gangguannya bersifat sentral atau perifer. Nyeri yang timbul dari gangguan yang bersifat sentral adalah nyeri yang timbul dari tulang belakang lalu menjalar ke arah lateral (menjauhi garis tengah tubuh) pada gerakan-gerakan tertentu. Nyeri yang timbul dari gangguan yang bersifat perifer adalah nyeri yang dirasakan dari bagian distal (letaknya di ujung) tubuh atau bagian lateral.[30][8]

Metode Mulligan

Brian Mulligan mengembangkan intervensi terapi manual yang disebut mobilization with movement (MWM) yang fokus terhadap gangguan sendi. MWM memungkinkan seorang terapis untuk melakukan gerakan rotasi, seluncur sendi atau kombinasi keduanya hingga seorang penderita yang tadinya kesakitan, tidak lagi merasakan nyeri. Konsep metode Mulligan adalah mobilisasi selalu dilakukan dalam sudut yang paralel terhadap sendi yang bermasalah, sehingga hampir semua mobilisasi dilakukan dalam posisi weight bearing (seberapa besar persentase berat badan yang ditumpukan pada bagian tubuh yang mengalami cedera). Menurut Mulligan, pada saat cedera akan terjadi perubahan posisi sendi yang bersifat minor (dapat dilihat melalui pemeriksaan radiografi konvensional) sehingga hal ini akan menyebabkan keterbatasan gerak atau bahkan nyeri. Metode Mulligan akan mengoreksi perubahan sendi minor ini dengan menerapkan gerakan sendi yang berlawanan dari perubahan yang ada hingga sendi bebas nyeri dan fungsinya kembali normal.[30][8]

Mobilisasi saraf

Metode yang dikembangkan oleh Robert Elvey, David Butler, dan Michael Shacklock dari Australia ini memberikan kontribusi yang besar terhadap pemahaman tentang adanya gangguan mobilitas saraf pada gangguan neuromuskuloskeletal (persarafan pada otot anggota gerak). Metode ini digunakan untuk diagnosis dan teknik intervensi mobilisasi saraf yang bertujuan untuk mengembalikan mobilitas saraf yang normal atau fungsi neurodinamika pada daerah yang berdekatan dengan saraf. Teknik ini dilakukan dengan merangsang peregangan saraf yang bermasalah atau menggerakkan jaringan di sekitarnya.[30]

Indikasi

Terapi manual diberikan untuk kondisi berikut:

Referensi

  1. ^ Sebastian, Deepak 2005, hlm. 3.
  2. ^ a b "Manual Therapy". Physiopedia. Diakses tanggal 1 Februari 2022. 
  3. ^ a b Dziedzic, Krysia 2010, hlm. 118.
  4. ^ a b Filho, Mario Bernardo 2020, hlm. 277.
  5. ^ Lennard, Ted A 2011, hlm. 573.
  6. ^ a b c Pettman, Erland (2007). "A History of Manipulative Therapy". The Journal of Manual & Manipulative Therapy. 15 (3): 165–174. ISSN 1066-9817. PMC 2565620alt=Dapat diakses gratis. PMID 19066664. 
  7. ^ a b Smith, Rusty (2007-02-01). "Manual Therapy: The Historical, Current, and Future Role in the Treatment of Pain". TheScientificWorldJournal. 7: 109–20. doi:10.1100/tsw.2007.14. 
  8. ^ a b c d Filho, Mario Bernardo 2020, hlm. 276.
  9. ^ a b Dziedzic, Krysia 2010, hlm. 117.
  10. ^ a b Lennard, Ted A 2011, hlm. 578-579.
  11. ^ "What is Astym treatment?". Astym. 23 Oktober 2011. Diakses tanggal 20 Februari 2022. 
  12. ^ "Manual therapy". physio4all.com. Diakses tanggal 20 Februari 2022. 
  13. ^ Placzek, Jeffrey D 2001, hlm. 86.
  14. ^ a b c d e f "Manual Therapy". cpte.net. Diakses tanggal 20 Februari 2022. 
  15. ^ Lennard, Ted A 2011, hlm. 579.
  16. ^ "The Importance of Joint Stability - F.I.T. Muscle & Joint Clinic Kansas City". F.I.T. Muscle & Joint Clinic. 27 Januari 2020. Diakses tanggal 20 Februari 2022. 
  17. ^ "Manual/Mechanical Traction". wellbridgephysicaltherapy.com. Diakses tanggal 20 Februari 2022. 
  18. ^ "Traction - Manual Therapy". www.physio.co.uk. Diakses tanggal 20 Februari 2022. 
  19. ^ a b c "Manual Lymphatic Drainage". Physiopedia. Diakses tanggal 20 Februari 2022. 
  20. ^ "Layanan MLDV (Manual Lymphatic Drainage)". www.rssetiamitra.co.id. Diakses tanggal 20 Februari 2022. 
  21. ^ Brennan, Dan (12 April 2021). "What Is Lymph Drainage Massage?". WebMD. Diakses tanggal 20 Februari 2022. 
  22. ^ "Manual Lymphatic Drainage (MLD)". LymphCare. Diakses tanggal 20Februari 2022. 
  23. ^ a b c d "Lymphatic Drainage Massage: What it Is, Benefits & How To Do It". Cleveland Clinic. 9 Februari 2021. Diakses tanggal 20 Februari 2022. 
  24. ^ "Lymphatic drainage massage: How-to guide and benefits". www.medicalnewstoday.com. 22 Februari 2019. Diakses tanggal 20 Februari 2022. 
  25. ^ a b "Manual Lymphatic Drainage". www.physio.co.uk. Diakses tanggal 20 Februari 2022. 
  26. ^ Ezzo, Jeanette; Manheimer, Eric; McNeely, Margaret L; Howell, Doris M; Weiss, Robert; Johansson, Karin I; Bao, Ting; Bily, Linda; Tuppo, Catherine M (21 Mei 2015). "Manual lymphatic drainage for lymphedema following breast cancer treatment". The Cochrane database of systematic reviews (5): CD003475. doi:10.1002/14651858.CD003475.pub2. ISSN 1469-493X. PMC 4966288alt=Dapat diakses gratis. PMID 25994425. 
  27. ^ "Manual Lymphatic Drainage". American Massage Therapy Association. Diakses tanggal 20 Februari 2022. 
  28. ^ a b Lennard, Ted A 2011, hlm. 576.
  29. ^ Lennard, Ted A 2011, hlm. 576-577.
  30. ^ a b c Lennard, Ted A 2011, hlm. 577.

Daftar pustaka