Lompat ke isi

Orang Jōmon: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
←Membuat halaman berisi '{{nihongo|'''Suku Jōmon'''|縄文人|Jōmon jin}} adalah istilah yang merujuk pada penduduk Kepulauan Jepang selama zaman Jōmon (c. 14.000 hingga 300 SM). Saat ini, sebagian besar sejarawan Jepang sepakat bahwa Jōmon bukanlah masyarakat yang homogen, melainkan terdiri dari beberapa kelompok dengan asal usul yang berbeda.<ref>{{Cite web|url=https://sp.japanpolicyforum.jp/archives/culture/pt20160603213440.html|title=The Origins of Japanese Culture Unco...'
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
(Tidak ada perbedaan)

Revisi per 7 Agustus 2021 00.51

Suku Jōmon (縄文人, Jōmon jin) adalah istilah yang merujuk pada penduduk Kepulauan Jepang selama zaman Jōmon (c. 14.000 hingga 300 SM). Saat ini, sebagian besar sejarawan Jepang sepakat bahwa Jōmon bukanlah masyarakat yang homogen, melainkan terdiri dari beberapa kelompok dengan asal usul yang berbeda.[1][2]

Suatu penelitian pada September 2019 menunjukkan orang Jepang modern mewarisi sekitar 10% genom Jōmon, diwakili oleh spesimen yang diperoleh dari situs arkeologi Funadomari di Pulau Rebun.[3] Suku Ryukyu dan Ainu memiliki persentase gen Jōmon yang lebih tinggi dibandingkan suku Yamato.

Karakteristik morfologi

Replika tengkorak laki-laki dari zaman Jōmon akhir yang digali di Miyano Kaizuka (Prefektur Iwate). Koleksi Museum Alam dan Sains Nasional.[4]

Berbagai penemuan kerangka orang Jōmon di berbagai lokasi di Jepang telah memungkinkan para peneliti untuk mempelajari lebih lanjut tentang populasi zaman Jōmon di Jepang.[5]

Rekonstruksi forensik seorang Jōmon dari Prefektur Niigata.

Morfologi gigi menunjukkan bahwa Jōmon memiliki struktur gigi tersendiri, tetapi secara umum lebih mirip dengan struktur Sundadont yang banyak ditemukan di Asia Tenggara dan Taiwan.[6]

Sebuah studi kraniometri oleh Brace dkk. (2001) menunjukkan hubungan morfologi yang lebih dekat antara sampel Jōmon Hokkaido dan orang Ainu dengan orang Eropa daripada dengan orang Asia Timur modern. Studi ini menyimpulkan bahwa pada umumnya, orang Jōmon di Hokkaido merupakan keturunan dari suatu populasi (dijuluki "Eurasia" oleh Brace dkk.) yang pindah ke Eurasia utara (dan juga Amerika) pada zaman Pleistosen Akhir, mendahului ekspansi populasi Asia Timur modern.[7]

Studi lain menunjukkan bahwa orang-orang Jōmon bukanlah kelompok tunggal melainkan suatu masyarakat yang heterogen. Menurut Ishida dkk. (2009), kebanyakan orang Jōmon lebih mirip dengan penduduk Siberia selatan di Zaman Perunggu.[8] Bukti menunjukkan bahwa orang Jōmon merupakan keturunan populasi zaman Paleolitikum dari bagian barat Eurasia, Asia Tengah dan Siberia selatan. Di sisi lain, orang Jōmon di Kyushu, Shikoku dan bagian selatan Honshu menunjukkan kesamaan dengan fenotipe Asia Timur (Mongoloid).[9]

Menurut artikel "Jōmon culture and the peopling of the Japanese archipelago” karya Schmidt dan Seguchi (2014), orang-orang Jōmon prasejarah berasal dari populasi paleolitik yang beragam, dan ada banyak migrasi ke Jepang yang berlangsung selama zaman Jōmon. Mereka menyimpulkan: "Dalam hal ini, identitas biologis Jomon ialah heterogen, menunjukkan beranekaragamnya masyarakat yang memiliki corak budaya yang sama, yang dikenal sebagai Jomon".[10]

Kondo dkk. 2017, menemukan bahwa populasi periode Jōmon di Jepang ialah heterogen dan hasil analisis sampel bisa berbeda satu sama lain tergantung pada wilayahnya. Orang Jōmon selatan yang tinggal di Kyushu, Shikoku dan barat daya Honshu memiliki kedekatan dengan orang-orang Asia Timur modern, lain halnya dengan orang Jōmon di Hokkaido dan Tohoku.[11]

Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah "Nature" oleh Jinam dkk. (2015), menggunakan perbandingan data SNP genome-wide, menemukan bahwa sampel Jōmon Hokkaido, nenek moyang orang Ainu, memiliki alel gen yang membuat fitur wajah mereka lebih mirip dengan orang Eropa dan Timur Tengah, suatu struktur yang hampir tidak ditemukan pada orang Jepang modern dan warga Asia Timur lainnya. Alel-alel ini mungkin masuk ke dalam populasi Jōmon melalui aliran gen paleolitik Siberia, yang terkait dengan penyebaran kebudayaan microblade, yang tiba di Hokkaido sekitar 25.000 tahun yang lalu.[12] Gakuhari dkk. (2020) juga mencatat kemungkinan aliran gen dari Eurasia Utara (dicontohkan oleh sampel MA-1), atau kelompok serupa, ke Jepang utara, yang menunjukkan keterkaitan dengan kebudayaan microblade di Siberia.[13]

Bahasa

Tidak diketahui bahasa atau rumpun bahasa apa yang digunakan selama zaman Jōmon. Beberapa bahasa yang diusulkan adalah: bahasa Ainu, bahasa Japonik, bahasa Tungusik, bahasa Austronesia, bahasa Paleosiberia, serta suatu bahasa tersendiri yang sudah punah.[14][15]

Sementara pandangan yang paling banyak didukung adalah keterkaitan bahasa Ainu dengan bahasa Jōmon, pandangan ini bukannya tanpa masalah karena setidaknya empat suku di Jepang tengah dan barat diyakini berbicara dengan bahasa Tungus, dan tiga suku di Kyushu dan Okinawa menggunakan bahasa Austronesia.[2]

Namun, sebuah studi oleh Lee dan Hasegawa dari Universitas Waseda, menemukan bukti bahwa bahasa Ainu berasal dari populasi Okhotsk, yang berkembang kira-kira 2.000 tahun yang lalu, suatu ekspansi yang relatif baru.[16]

Budaya

Kebudayaan orang Jōmon dikenal sebagai "budaya Jōmon", dengan kegiatan yang paling umum ialah berburu dan mengumpulkan makanan. Selain itu, ada kemungkinan bahwa orang Jōmon sudah mempraktikkan pertanian sederhana. Mereka mengumpulkan kacang pohon dan kerang, terlibat dalam kegiatan berburu dan memancing, dan juga pertanian. Orang-orang Jōmon juga menggunakan periuk batu dan tembikar, dan umumnya tinggal di pithouse (rumah yang bagian dalamnya lebih rendah dari permukaan tanah).[17]

Beberapa unsur budaya Jepang modern mungkin berasal dari budaya Jōmon. Di antara elemen-elemen ini ialah kepercayaan pendahulu Shintoisme, beberapa adat perkawinan, gaya arsitektur, dan mungkin beberapa teknologi seperti pernis, pembuatan yumi (busur asimetris), kerajinan logam, dan pembuatan kaca.

Tembikar

Gaya tembikar yang dibuat oleh orang-orang Jōmon dapat dikenali dari pola "tanda talinya", oleh karena itu dinamai "Jōmon" (縄文, "pola tali jerami"). Gaya tembikar ini memiliki ciri khas berupa hiasan yang dibuat dengan menempelkan tali ke permukaan tanah liat yang masih basah, dan secara umum diakui sebagai salah satu gaya tembikar tertua di Asia Timur dan dunia.[18] Selain pot dan bejana tanah liat, orang-orang Jōmon juga membuat arca (dogū), topeng tanah liat, tongkat batu, hingga pedang.[19]

Keterampilan

Magatama - manik-manik berbentuk ginjal - merupakan peninggalan era Jōmon yang ditemukan di Jepang, serta di beberapa bagian Asia Timur Laut dan Siberia.

Ada bukti bahwa orang Jōmon membuat kapal dari pohon besar dan menggunakannya untuk memancing dan bepergian; namun, tiada kesepakatan apakah mereka menggunakan layar atau dayung.[20] Orang-orang Jōmon juga menggunakan obsidian, giok, dan berbagai jenis kayu.[21] Orang Jōmon juga membuat banyak perhiasan dan barang-barang hias; misalnya magatama, yang kemungkinan ditemukan oleh salah satu suku Jōmon, dan banyak ditemukan di Jepang dan beberapa bagian Asia Timur Laut.[19]

Agama

Agama beberapa suku Jōmon mirip dengan Shintoisme awal (lihat Koshinto). Agama itu sebagian besar didasarkan pada animisme, dan mungkin syamanisme. Agama lain yang mungkin serupa adalah agama Ryukyu dan Ainu.[22]

Referensi

  1. ^ Professor, Miura Sukeyuki-; University, Rissho; Director, Shinoda Kenichi-; Anthropology, Department of; Nature, Japanese National Museum of; Science (2016-06-03). "The Origins of Japanese Culture Uncovered Using DNA ―What happens when we cut into the world of the Kojiki myths using the latest science". Discuss Japan-Japan Foreign Policy Forum. 
  2. ^ a b "蝦夷とアテルイ". masakawai.suppa.jp. 
  3. ^ "'Jomon woman' helps solve Japan's genetic mystery | NHK WORLD-JAPAN News". NHK WORLD (dalam bahasa Inggris). 
  4. ^ http://shinkan.kahaku.go.jp/kiosk/nihon_con/N2/KA2-1/japanese/TAB1/img/M01_g03_con.png (dalam bahasa Jepang)
  5. ^ Matsumura, Hirofumi; Anezaki, Tomoko; Ishida, Hajime (2001). "A Morphometric Analysis of Jomon Skeletons from the Funadomari Site on Rebun Island, Hokkaido, Japan". Anthropological Science. 109: 1–21. doi:10.1537/ase.109.1alt=Dapat diakses gratis. 
  6. ^ Anthropological Science: Journal of the Anthropological Society of Nippon, Volume 101 [1]
  7. ^ C. Loring Brace, A. Russell Nelson, Noriko Seguchi, Hiroaki Oe, Leslie Sering, Pan Qifeng, Li Yongyi, and Dashtseveg Tumen (2001). "Old World sources of the first New World human inhabitants: A comparative craniofacial view". Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America. 98 (17): 10017–10022. Bibcode:2001PNAS...9810017L. doi:10.1073/pnas.171305898. PMC 55570alt=Dapat diakses gratis. PMID 11481450. 
  8. ^ "Jomon Culture and the peopling of the Japanese archipelago: advancements in the fields of morphometrics and ancient DNA". ResearchGate (dalam bahasa Inggris). 
  9. ^ 上田正昭他『日本古代史の謎再考(エコール・ド・ロイヤル 古代日本を考える1)』 学生社 1983年 pp.52より
  10. ^ Schmidt, Seguchi (2014). "Jōmon culture and the peopling of the Japanese archipelago" (PDF). These results suggest a level of inter-regional heterogeneity not expected among Jomon groups. This observation is further substantiated by the studies of Kanzawa-Kiriyama et al. (2013) and Adachi et al. (2013). Kanzawa-Kiriyama et al. (2013) analysed craniometrics and extracted aDNA from museum samples that came from the Sanganji shell mound site in Fukushima Prefecture dated to the Final Jomon Period. They tested for regional differences and found the Tokoku Jomon (northern Honshu) were more similar to Hokkaido Jomon than to geographically adjacent Kanto Jomon (central Honshu).
    Adachi et al. (2013) described the craniometrics and aDNA sequence from a Jomon individual from Nagano (Yugora cave site) dated to the middle of the initial Jomon Period (7920–7795 cal BP). This individual carried ancestry, which is widely distributed among modern East Asians (Nohira et al. 2010; Umetsu et al. 2005) and resembled modern Northeast Asian comparison samples rather than geographical close Urawa Jomon sample.
     
  11. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama :4
  12. ^ Jinam, Timothy A.; Kanzawa-Kiriyama, Hideaki; Inoue, Ituro; Tokunaga, Katsushi; Omoto, Keiichi; Saitou, Naruya (October 2015). "Unique characteristics of the Ainu population in Northern Japan". Journal of Human Genetics. 60 (10): 565–571. doi:10.1038/jhg.2015.79alt=Dapat diakses gratis. PMID 26178428. These include two genes associated with facial structure in Europeans. 
  13. ^ Gakuhari, Takashi; Nakagome, Shigeki; Rasmussen, Simon; Allentoft, Morten E.; Sato, Takehiro; Korneliussen, Thorfinn; Chuinneagáin, Blánaid Ní; Matsumae, Hiromi; Koganebuchi, Kae; Schmidt, Ryan; Mizushima, Souichiro (2020-08-25). "Ancient Jomon genome sequence analysis sheds light on migration patterns of early East Asian populations". Communications Biology (dalam bahasa Inggris). 3 (1): 1–10. doi:10.1038/s42003-020-01162-2alt=Dapat diakses gratis. ISSN 2399-3642. 
  14. ^ 小泉保(1998)『縄文語の発見』青土社 (in Japanese)
  15. ^ 『古代に真実を求めて 第七集(古田史学論集)』2004年、古田史学の会(編集) (in Japanese)
  16. ^ Lee, Hasegawa, Sean, Toshikazu (April 2013). "Evolution of the Ainu Language in Space and Time". In this paper, we reconstructed spatiotemporal evolution of 19 Ainu language varieties, and the results are in strong agreement with the hypothesis that a recent population expansion of the Okhotsk people played a critical role in shaping the Ainu people and their culture. Together with the recent archaeological, biological and cultural evidence, our phylogeographic reconstruction of the Ainu language strongly suggests that the conventional dual-structure model must be refined to explain these new bodies of evidence. The case of the Ainu language origin we report here also contributes additional detail to the global pattern of language evolution, and our language phylogeny might also provide a basis for making further inferences about the cultural dynamics of the Ainu speakers [44,45]. 
  17. ^ Crawford, Gary W. (2011). "Advances in Understanding Early Agriculture in Japan". Current Anthropology. 52 (S4): S331–S345. doi:10.1086/658369. JSTOR 10.1086/658369. 
  18. ^ Kuzmin, Y.V. (2006). "Chronology of the Earliest Pottery in East Asia: Progress and Pitfalls". Antiquity. 80 (308): 362–371. doi:10.1017/s0003598x00093686.
  19. ^ a b "Jomon crafts and what they were for". Heritage of Japan (dalam bahasa Inggris). 2007-07-12. 
  20. ^ 堤隆は旧石器時代の神津島での黒曜石採取については、丸木舟を建造出来るような石器が存在しなかったことから考えて、カヤックのようなスキンボートを使用したのではないかと指摘している(堤隆『黒曜石3万年の旅』NHKブックス、2004年、93ページ)
  21. ^ 本節の典拠は橋口、前掲書、158-172ページ
  22. ^ Richard Pilgrim, Robert Ellwood (1985). Japanese Religion (1st ed.). Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall Inc. pp. 18–19. ISBN 978-0-13-509282-8.