Konvensi mengenai Kerja Paksa: Perbedaan antara revisi
menambah tulisan |
menambah tulisan |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
'''Konvensi mengenai Kerja Paksa''' atau dalam Bahasa Inggris disebut sebagai ''Forced Labor Convention, 1930 (No.29)'' merupakan instrumen internasional pertama yang dikeluarkan oleh organisasi perburuhan dunia atau ''International Labor Organization'' (ILO) yang secara khusus membahas mengenai '''Kerja Paksa.''' Konvensi ini disahkan atau diadopsi pada 28 Juni 1930 di [[Jenewa]], [[Swiss]] dan mulai berlaku pada 1 Mei 1932.<ref>{{Cite web|title=OHCHR {{!}} Forced Labour Convention|url=https://www.ohchr.org/en/professionalinterest/pages/forcedlabourconvention.aspx|website=www.ohchr.org|access-date=2021-07-31}}</ref> |
'''Konvensi mengenai Kerja Paksa''' atau dalam Bahasa Inggris disebut sebagai ''Forced Labor Convention, 1930 (No.29)'' merupakan instrumen internasional pertama yang dikeluarkan oleh organisasi perburuhan dunia atau ''International Labor Organization'' (ILO) yang secara khusus membahas mengenai '''Kerja Paksa.''' Konvensi ini disahkan atau diadopsi pada 28 Juni 1930 di [[Jenewa]], [[Swiss]] dan mulai berlaku pada 1 Mei 1932.<ref>{{Cite web|title=OHCHR {{!}} Forced Labour Convention|url=https://www.ohchr.org/en/professionalinterest/pages/forcedlabourconvention.aspx|website=www.ohchr.org|access-date=2021-07-31}}</ref> |
||
Konvensi Kerja Paksa 1930 merupakan salah satu dari 8 Konvensi fundamental yang berkaitan dengan prinsip-prinsip dan hak-hak kerja yang dikeluarkan oleh ''ILO Governing Body.''<ref>{{Cite web|title=Conventions and Recommendations|url=https://www.ilo.org/global/standards/introduction-to-international-labour-standards/conventions-and-recommendations/lang--en/index.htm|website=www.ilo.org|language=en|access-date=2021-07-31}}</ref>Saat ini Konvensi Kerja Paksa telah diratifikasi oleh 179 negara di dunia (daftar terdapat dalam tabel di bawah) dengan negara yang tidak meratifikasi antara lain [[Afganistan|Afganistan,]] [[Brunei Darussalam]], [[Tiongkok]], [[Kepulauan Marshall]], [[Palau]], [[Tonga]], [[Tuvalu]], dan [[Amerika Serikat|Amerika Serikat.]]<ref>{{Cite web|title=Countries that have not ratified this Convention|url=https://www.ilo.org/dyn/normlex/en/f?p=NORMLEXPUB:11310:0::NO::P11310_INSTRUMENT_ID:312174|website=www.ilo.org|access-date=2021-07-31}}</ref> |
Konvensi Kerja Paksa 1930 merupakan salah satu dari 8 Konvensi fundamental yang berkaitan dengan prinsip-prinsip dan hak-hak kerja yang dikeluarkan oleh ''ILO Governing Body.''<ref>{{Cite web|title=Conventions and Recommendations|url=https://www.ilo.org/global/standards/introduction-to-international-labour-standards/conventions-and-recommendations/lang--en/index.htm|website=www.ilo.org|language=en|access-date=2021-07-31}}</ref> Saat ini Konvensi Kerja Paksa telah diratifikasi oleh 179 negara di dunia (daftar terdapat dalam tabel di bawah) dengan negara yang tidak meratifikasi antara lain [[Afganistan|Afganistan,]] [[Brunei Darussalam]], [[Tiongkok]], [[Kepulauan Marshall]], [[Palau]], [[Tonga]], [[Tuvalu]], dan [[Amerika Serikat|Amerika Serikat.]]<ref>{{Cite web|title=Countries that have not ratified this Convention|url=https://www.ilo.org/dyn/normlex/en/f?p=NORMLEXPUB:11310:0::NO::P11310_INSTRUMENT_ID:312174|website=www.ilo.org|access-date=2021-07-31}}</ref> |
||
== Latar Belakang == |
== Latar Belakang == |
||
Konvensi Kerja Paksa 1930 disahkan pada sesi ke-14 ''International Labor Conference'' (ILC) pada 28 Juni 1930 yang dilaksanakan di Kota Jenewa, Swiss. Ernest Mahaim merupakan Presiden dari ILC ke-14 tahun 1930. Mahaim merupakan perwakilan resmi dari Pemerintah [[Belgia]] dalam kurun waktu 1919-1938.<ref>{{Cite journal|last=Van Daele|first=Jasmien|date=2005|title=Engineering Social Peace: Networks, Ideas, and the Founding of the International Labour Organization|url=https://www.jstor.org/stable/44583521|journal=International Review of Social History|volume=50|issue=3|pages=435–466|issn=0020-8590}}</ref> |
|||
Konvensi Kerja Paksa merupakan respon atas maraknya kerja paksa yang menimpa rakyat-rakyat pribumi di wilayah-wilayah jajahan Eropa, seperti di Afrika, Amerika Selatan, dan Asia.<ref>{{Cite book|last=Okia|first=Opolot|date=2012|url=https://doi.org/10.1057/9780230392960_2|title=Forced Labor and Colonial Development in Africa|location=New York|publisher=Palgrave Macmillan US|isbn=978-0-230-39296-0|editor-last=Okia|editor-first=Opolot|pages=9–22|language=en|doi=10.1057/9780230392960_2}}</ref><ref name=":2">{{Cite journal|last=Akurang-Parry|first=Kwabena Opare|date=2000|title=Colonial Forced Labor Policies for Road-Building in Southern Ghana and International Anti-Forced Labor Pressures, 1900-1940|url=https://www.jstor.org/stable/3601647|journal=African Economic History|issue=28|pages=1–25|doi=10.2307/3601647|issn=0145-2258}}</ref>Dampaknya, Konvensi Kerja Paksa 1930 memberikan tekanan pada negara-negara kolonial untuk mereformasi kebijakan kerja paksa di koloni mereka. Akibatnya, negara-negara yang menandatangi, salah satunya Inggris, berjanji untuk menghapus kerja paksa dalam segala bentuknya dalam waktu sesingkat mungkin.<ref name=":2" /> |
|||
== Tujuan == |
== Tujuan == |
||
Konvensi Kerja Paksa 1930 bertujuan untuk menekan penggunaan kerja paksa dalam segala bentuknya terlepas dari sifat pekerjaan atau sektor kegiatan di mana pekerjaan itu dapat dilakukan. Tujuan ini terdapat pada Pasal 1 Konvensi Kerja Paksa 1930 yang berbunyi ''"Each Member of the International Labour Organisation which ratifies this Convention undertakes to suppress the use of forced or compulsory labour in all its forms within the shortest possible period" .''<ref>{{Cite web|title=Convention C029 - Forced Labour Convention, 1930 (No. 29)|url=https://www.ilo.org/dyn/normlex/en/f?p=NORMLEXPUB:12100:0::NO::P12100_ILO_CODE:C029|website=www.ilo.org|access-date=2021-07-31}}</ref> |
|||
== Pemberlakuan Konvensi Kerja Paksa == |
== Pemberlakuan Konvensi Kerja Paksa == |
||
Baris 729: | Baris 733: | ||
== Ketentuan-Ketentuan Penting dalam Konvensi Kerja Paksa 1930 == |
== Ketentuan-Ketentuan Penting dalam Konvensi Kerja Paksa 1930 == |
||
Secara singkat, Konvensi tahun 1930 mengizinkan penggunaan kerja paksa dalam keadaan luar biasa: jika pekerjaan yang ada mendesak, jika bermanfaat bagi masyarakat, dan jika kerja sukarela tidak dapat diperoleh.<ref name=":2" /> |
|||
⚫ | |||
Pada Juni 2014 melalui platform ''International Labour Conference'', keseluruhan anggota ''tripartit'' dari ILO yaitu pemerintah, pengusaha dan pekerja memutuskan untuk memberikan impetus baru bagi perjuangan global melawan kerja paksa, termasuk perdagangan manusia dan praktik-praktik serupa perbudakan melalui pengadopsian Protokol dan Rekomendasi yang melengkapi Konvensi Kerja Paksa, 1930 (No. 29), dan melengkapi instrumen internasional yang ada dengan memberikan panduan khusus tentang langkah-langkah efektif yang harus diambil untuk menghapus semua bentuk kerja paksa.<ref>{{Cite web|last=ILO|title=The Protocol to the Forced Labour Convention|url=https://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---ed_norm/---declaration/documents/publication/wcms_321414.pdf}}</ref> |
|||
Dalam pidato penutupannya, ''Director-General'' dari ILO, Guy Ryder mengungkapkan: |
|||
[[Berkas:Bienvenida Oficial - Director General de la Organización Internacional de Trabajo, Guy Ryder (31179566877).jpg|jmpl|Guy Ryder, kiri pada sebuah acara konferensi internasional di Argentina pada 2018]] |
|||
''“the fruit of our collective determination to put an end to an abomination which still afflicts our world of work and to free its 25 million victims”'' |
|||
Protokol Konvensi Kerja Paksa 2014 memperbarui Konvensi Kerja Paksa 1930 yang telah diratifikasi secara luas oleh 179 negara. Protokol ini bertujuan mengatasi kesenjangan dalam pelaksanaan Konvensi Kerja Paksa 1930 melalui penegasan kembali kewajiban Negara untuk mengambil langkah-langkah efektif untuk mencegah dan menghapus kerja paksa dalam segala bentuknya. Protokol Kerja Paksa 2014 menegaskan kembali definisi kerja paksa yang terkandung dalam Konvensi Kerja Paksa 1930 dan memberikan panduan konkret bagi negara-negara yang meratifikasi tentang langkah-langkah efektif untuk mencegah dan menghapus semua bentuk kerja paksa.<ref name=":3">{{Cite web|title=New at the ILO: Updates to the Forced Labour Convention|url=https://2009-2017.state.gov/j/tip/rls/fs/2015/245178.htm|website=U.S. Department of State|access-date=2021-07-31}}</ref> |
|||
Protokol tersebut juga melengkapi instrumen internasional lainnya seperti Protokol untuk Mencegah, Menekan dan Menghukum Perdagangan Orang, khususnya Perempuan dan Anak, melengkapi Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Menentang Kejahatan Terorganisir Transnasional Tahun 2000 (Bahasa Inggris: ''Protocol to Prevent, Suppress and Punish Trafficking in Persons, especially Women and Children, supplementing the United Nations Convention against Transnational Organized Crime'').<ref name=":3" /> |
|||
⚫ | |||
Protokol Kerja Paksa 2014 mengikat secara hukum bagi negara-negara anggota ILO yang meratifikasinya. Protokol Kerja Paksa 2014 terbuka untuk diratifikasi oleh negara-negara yang sebelumnya telah meratifikasi Konvensi Kerja Paksa 1930 dan akan mulai berlaku satu tahun setelah diratifikasi oleh dua Negara Anggota ILO.<ref name=":3" /> |
|||
== Instrumen Internasional Lainnya mengenai Kerja Paksa == |
|||
== Daftar Referensi == |
|||
== Resistensi dari Negara-Negara yang Belum Meratifikasi Konvensi Kerja Paksa == |
Revisi per 31 Juli 2021 16.26
Konvensi mengenai Kerja Paksa atau dalam Bahasa Inggris disebut sebagai Forced Labor Convention, 1930 (No.29) merupakan instrumen internasional pertama yang dikeluarkan oleh organisasi perburuhan dunia atau International Labor Organization (ILO) yang secara khusus membahas mengenai Kerja Paksa. Konvensi ini disahkan atau diadopsi pada 28 Juni 1930 di Jenewa, Swiss dan mulai berlaku pada 1 Mei 1932.[1]
Konvensi Kerja Paksa 1930 merupakan salah satu dari 8 Konvensi fundamental yang berkaitan dengan prinsip-prinsip dan hak-hak kerja yang dikeluarkan oleh ILO Governing Body.[2] Saat ini Konvensi Kerja Paksa telah diratifikasi oleh 179 negara di dunia (daftar terdapat dalam tabel di bawah) dengan negara yang tidak meratifikasi antara lain Afganistan, Brunei Darussalam, Tiongkok, Kepulauan Marshall, Palau, Tonga, Tuvalu, dan Amerika Serikat.[3]
Latar Belakang
Konvensi Kerja Paksa 1930 disahkan pada sesi ke-14 International Labor Conference (ILC) pada 28 Juni 1930 yang dilaksanakan di Kota Jenewa, Swiss. Ernest Mahaim merupakan Presiden dari ILC ke-14 tahun 1930. Mahaim merupakan perwakilan resmi dari Pemerintah Belgia dalam kurun waktu 1919-1938.[4]
Konvensi Kerja Paksa merupakan respon atas maraknya kerja paksa yang menimpa rakyat-rakyat pribumi di wilayah-wilayah jajahan Eropa, seperti di Afrika, Amerika Selatan, dan Asia.[5][6]Dampaknya, Konvensi Kerja Paksa 1930 memberikan tekanan pada negara-negara kolonial untuk mereformasi kebijakan kerja paksa di koloni mereka. Akibatnya, negara-negara yang menandatangi, salah satunya Inggris, berjanji untuk menghapus kerja paksa dalam segala bentuknya dalam waktu sesingkat mungkin.[6]
Tujuan
Konvensi Kerja Paksa 1930 bertujuan untuk menekan penggunaan kerja paksa dalam segala bentuknya terlepas dari sifat pekerjaan atau sektor kegiatan di mana pekerjaan itu dapat dilakukan. Tujuan ini terdapat pada Pasal 1 Konvensi Kerja Paksa 1930 yang berbunyi "Each Member of the International Labour Organisation which ratifies this Convention undertakes to suppress the use of forced or compulsory labour in all its forms within the shortest possible period" .[7]
Pemberlakuan Konvensi Kerja Paksa
Saat pengadoptasian Konvensi Kerja Paksa pada 28 Juni 1930, Konvensi ini terbuka untuk diratifikasi oleh negara-negara anggota ILO sesuai dengan ketentuan dalam Konstitusi ILO.[8] Berdasarkan Ketentuan dalam Pasal 28 Konvensi tersebut, Konvensi bersifat mengikat bagi negara-negara anggota yang status ratifikasinya telah didaftarkan pada ILO Office. Konvensi berlaku efektif 12 bulan setelah tanggal ratifikasi oleh dua negara anggota ILO yang didaftarkan melalui Direktur Jenderal ILO.[8] Konvensi berlaku efektif pada 1 Mei 1932 setelah terdapat dua negara anggota ILO yang meratifikasi Konvensi Kerja Paksa 1930 yaitu Irlandia pada 2 Maret 1931 kemudian diikuti oleh Liberia pada 1 Mei 1931.[9] Saat ini terdapat 179 negara yang telah meratifikasi Konvensi yang dimaksud dengan negara yang terbaru meratifikasi adalah Republik Korea atau Korea Selatan pada 20 April 2021. Daftar dari negara-negara yang telah meratifikasi Konvensi Kerja Paksa 1930 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Negara | Tanggal | Status |
---|---|---|
Albania | 25 Juni 1957 | Berlaku |
Aljeria | 19 Oktober 1962 | Berlaku |
Angola | 4 Juni 1976 | Berlaku |
Antigua dan Berbuda | 2 Februari 1983 | Berlaku |
Argentia | 14 Maret 1950 | Berlaku |
Armenia | 17 Desember 2004 | Berlaku |
Australia | 2 Januari 1932 | Berlaku |
Austria | 7 Juni 1960 | Berlaku |
Azerbaijan | 19 Mei 1992 | Berlaku |
Bahama | 25 Mei 1976 | Berlaku |
Bahrain | 11 Juni 1981 | Berlaku |
Bangladesh | 22 Juni 1972 | Berlaku |
Barbados | 8 Mei 1967 | Berlaku |
Belarus | 21 Agustus 1956 | Berlaku |
Belgia | 20 Januari 1944 | Berlaku |
Beliz | 15 Desember 1983 | Berlaku |
Benin | 12 Desember 1960 | Berlaku |
Bolivia | 31 Mei 2005 | Berlaku |
Boznia Harzegovina | 2 Juni 1993 | Berlaku |
Bostwana | 5 Juni 1997 | Berlaku |
Brazil | 25 April 1957 | Berlaku |
Bulgaria | 22 September 1932 | Berlaku |
Burkina Faso | 21 November 1960 | Berlaku |
Burundi | 11 Maret 1963 | Berlaku |
Cabo Verde | 3 April 1979 | Berlaku |
Kamboja | 24 Februari 1969 | Berlaku |
Kamerun | 7 Juni 1960 | Berlaku |
Kanada | 13 Juni 2011 | Berlaku |
Afrika Tengah | 27 Oktober 1960 | Berlaku |
Chad | 10 November 1960 | Berlaku |
Chile | 31 Mei 1933 | Berlaku |
Kolombia | 04 Mar 1969 | Berlaku |
Komoro | 23 Okt 1978 | Berlaku |
Kongo | 10 Nov 1960 | Berlaku |
Kepulauan Cook | 12 Jun 2015 | Berlaku |
Kosta Rika | 02 Jun 1960 | Berlaku |
Kroasia | 08 Okt 1991 | Berlaku |
Kuba | 20 Jul 1953 | Berlaku |
Siprus | 23 Sep 1960 | Berlaku |
Ceko | 01 Jan 1993 | Berlaku |
Pantai Gading | 21 Nov 1960 | Berlaku |
Republik Demokratik Kongo | 20 Sep 1960 | Berlaku |
Denmark | 11 Feb 1932 | Berlaku |
Djibouti | 03 Agustus 1978 | Berlaku |
Dominika | 28 Feb 1983 | Berlaku |
Republik Dominika | 05 Des 1956 | Berlaku |
Ekuador | 06 Jul 1954 | Berlaku |
Mesir | 29 Nov 1955 | Berlaku |
El Salvador | 15 Jun 1995 | Berlaku |
Guinea Khatulistiwa | 13 Agustus 2001 | Berlaku |
Eritrea | 22 Feb 2000 | Berlaku |
Estonia | 07 Feb 1996 | Berlaku |
Eswatini | 26 Apr 1978 | Berlaku |
Ethiopia | 02 Sep 2003 | Berlaku |
Fiji | 19 Apr 1974 | Berlaku |
Finlandia | 13 Jan 1936 | Berlaku |
Prancis | 24 Jun 1937 | Berlaku |
Gabon | 14 Okt 1960 | Berlaku |
Gambia | 04 Sep 2000 | Berlaku |
Georgia | 22 Jun 1993 | Berlaku |
Jerman | 13 Jun 1956 | Berlaku |
Ghana | 20 Mei 1957 | Berlaku |
Yunani | 13 Jun 1952 | Berlaku |
Grenada | 09 Jul 1979 | Berlaku |
Guatemala | 13 Jun 1989 | Berlaku |
Guinea | 21 Jan 1959 | Berlaku |
Guinea - Bissau | 21 Feb 1977 | Berlaku |
Guyana | 08 Jun 1966 | Berlaku |
Haiti | 04 Mar 1958 | Berlaku |
Honduras | 21 Feb 1957 | Berlaku |
Hongaria | 08 Jun 1956 | Berlaku |
Islandia | 17 Feb 1958 | Berlaku |
India | 30 Nov 1954 | Berlaku |
Indonesia | 12 Jun 1950 | Berlaku |
Iran | 10 Jun 1957 | Berlaku |
Irak | 27 Nov 1962 | Berlaku |
Irlandia | 02 Mar 1931 | Berlaku |
Israel | 07 Jun 1955 | Berlaku |
Italia | 18 Jun 1934 | Berlaku |
Jamaika | 26 Des 1962 | Berlaku |
Jepang | 21 Nov 1932 | Berlaku |
Jordan | 06 Jun 1966 | Berlaku |
Kazakhstan | 18 Mei 2001 | Berlaku |
Kenya | 13 Jan 1964 | Berlaku |
Kiribati | 03 Feb 2000 | Berlaku |
Kuwait | 23 Sep 1968 | Berlaku |
Laos | 23 Jan 1964 | Berlaku |
Latvia | 02 Jun 2006 | Berlaku |
Lebanon | 01 Jun 1977 | Berlaku |
Lesotho | 31 Okt 1966 | Berlaku |
Liberia | 01 Mei 1931 | Berlaku |
Libya | 13 Jun 1961 | Berlaku |
Lituania | 26 Sep 1994 | Berlaku |
Luksemburg | 24 Jul 1964 | Berlaku |
Madagaskar | 01 Nov 1960 | Berlaku |
Malawi | 19 Nov 1999 | Berlaku |
Malaysia | 11 Nov 1957 | Berlaku |
Maladewa | 04 Jan 2013 | Berlaku |
Mali | 22 Sep 1960 | Berlaku |
Malta | 04 Jan 1965 | Berlaku |
Mauritania | 20 Jun 1961 | Berlaku |
Mauritius | 02 Des 1969 | Berlaku |
Meksiko | 12 Mei 1934 | Berlaku |
Mongolia | 15 Mar 2005 | Berlaku |
Montenegro | 03 Jun 2006 | Berlaku |
Maroko | 20 Mei 1957 | Berlaku |
Mozambik | 16 Jun 2003 | Berlaku |
Myanmar | 04 Mar 1955 | Berlaku |
Namibia | 15 Nov 2000 | Berlaku |
Nepal | 03 Jan 2002 | Berlaku |
Belanda | 31 Mar 1933 | Berlaku |
Selandia Baru | 29 Mar 1938 | Berlaku |
Nikaragua | 12 Apr 1934 | Berlaku |
Niger | 27 Feb 1961 | Berlaku |
Nigeria | 17 Okt 1960 | Berlaku |
Makedonia Utara | 17 Nov 1991 | Berlaku |
Norwegia | 01 Jul 1932 | Berlaku |
Oman | 30 Okt 1998 | Berlaku |
Pakistan | 23 Des 1957 | Berlaku |
Panama | 16 Mei 1966 | Berlaku |
Papua Nugini | 01 Mei 1976 | Berlaku |
Paraguay | 28 Agustus 1967 | Berlaku |
Peru | 01 Feb 1960 | Berlaku |
Filipina | 15 Jul 2005 | Berlaku |
Polandia | 30 Jul 1958 | Berlaku |
Portugal | 26 Jun 1956 | Berlaku |
Qatar | 12 Mar 1998 | Berlaku |
Republik Korea | 20 Apr 2021 | Tidak berlaku Konvensi akan mulai berlaku di Republik Korea pada tanggal 20 Apr 2022. |
Republik Moldova | 23 Mar 2000 | Berlaku |
Rumania | 28 Mei 1957 | Berlaku |
Rusia | 23 Jun 1956 | Berlaku |
Rwanda | 23 Mei 2001 | Berlaku |
Saint Kitts dan Nevis | 12 Okt 2000 | Berlaku |
Saint Lucia | 14 Mei 1980 | Berlaku |
Saint Vincent dan Grenadines | 21 Okt 1998 | Berlaku |
Samoa | 30 Jun 2008 | Berlaku |
San Marino | 01 Feb 1995 | Berlaku |
Sao Tome and Principe | 04 Mei 2005 | Berlaku |
Arab Saudi | 15 Jun 1978 | Berlaku |
Senegal | 04 Nov 1960 | Berlaku |
Serbia | 24 Nov 2000 | Berlaku |
Seychelles | 06 Feb 1978 | Berlaku |
Sierra Leone | 13 Jun 1961 | Berlaku |
Singapura | 25 Okt 1965 | Berlaku |
Slovakia | 01 Jan 1993 | Berlaku |
Slovenia | 29 Mei 1992 | Berlaku |
Kepulauan Solomon | 06 Agustus 1985 | Berlaku |
Somalia | 18 Nov 1960 | Berlaku |
Afrika Selatan | 05 Mar 1997 | Berlaku |
Sudan Selatan | 29 Apr 2012 | Berlaku |
Spanyol | 29 Agustus 1932 | Berlaku |
Sri Lanka | 05 Apr 1950 | Berlaku |
Sudan | 18 Jun 1957 | Berlaku |
Suriname | 15 Jun 1976 | Berlaku |
Swedia | 22 Des 1931 | Berlaku |
Swiss | 23 Mei 1940 | Berlaku |
Suriah | 26 Jul 1960 | Berlaku |
Tajikistan | 26 Nov 1993 | Berlaku |
Thailand | 26 Feb 1969 | Berlaku |
Timor-Leste | 16 Jun 2009 | Berlaku |
Togo | 07 Jun 1960 | Berlaku |
Trinidad dan Tobago | 24 Mei 1963 | Berlaku |
Tunisia | 17 Des 1962 | Berlaku |
Turki | 30 Okt 1998 | Berlaku |
Turkmenistan | 15 Mei 1997 | Berlaku |
Uganda | 04 Jun 1963 | Berlaku |
Ukraina | 10 Agustus 1956 | Berlaku |
Uni Emirat Arab | 27 Mei 1982 | Berlaku |
Kerajaan Inggris Raya dan Irlandia Utara | 03 Jun 1931 | Berlaku |
Tanzania | 30 Jan 1962 | Berlaku |
Uruguay | 06 Sep 1995 | Berlaku |
Uzbekistan | 13 Jul 1992 | Berlaku |
Vanuatu | 28 Agustus 2006 | Berlaku |
Venezuela | 20 Nov 1944 | Berlaku |
Vietnam | 05 Mar 2007 | Berlaku |
Yaman | 14 Apr 1969 | Berlaku |
Zambia | 02 Des 1964 | Berlaku |
Zimbabwe | 27 Agustus 1998 | Berlaku |
Ketentuan-Ketentuan Penting dalam Konvensi Kerja Paksa 1930
Secara singkat, Konvensi tahun 1930 mengizinkan penggunaan kerja paksa dalam keadaan luar biasa: jika pekerjaan yang ada mendesak, jika bermanfaat bagi masyarakat, dan jika kerja sukarela tidak dapat diperoleh.[6]
Protokol Kerja Paksa 2014
Pada Juni 2014 melalui platform International Labour Conference, keseluruhan anggota tripartit dari ILO yaitu pemerintah, pengusaha dan pekerja memutuskan untuk memberikan impetus baru bagi perjuangan global melawan kerja paksa, termasuk perdagangan manusia dan praktik-praktik serupa perbudakan melalui pengadopsian Protokol dan Rekomendasi yang melengkapi Konvensi Kerja Paksa, 1930 (No. 29), dan melengkapi instrumen internasional yang ada dengan memberikan panduan khusus tentang langkah-langkah efektif yang harus diambil untuk menghapus semua bentuk kerja paksa.[10]
Dalam pidato penutupannya, Director-General dari ILO, Guy Ryder mengungkapkan:
“the fruit of our collective determination to put an end to an abomination which still afflicts our world of work and to free its 25 million victims”
Protokol Konvensi Kerja Paksa 2014 memperbarui Konvensi Kerja Paksa 1930 yang telah diratifikasi secara luas oleh 179 negara. Protokol ini bertujuan mengatasi kesenjangan dalam pelaksanaan Konvensi Kerja Paksa 1930 melalui penegasan kembali kewajiban Negara untuk mengambil langkah-langkah efektif untuk mencegah dan menghapus kerja paksa dalam segala bentuknya. Protokol Kerja Paksa 2014 menegaskan kembali definisi kerja paksa yang terkandung dalam Konvensi Kerja Paksa 1930 dan memberikan panduan konkret bagi negara-negara yang meratifikasi tentang langkah-langkah efektif untuk mencegah dan menghapus semua bentuk kerja paksa.[11]
Protokol tersebut juga melengkapi instrumen internasional lainnya seperti Protokol untuk Mencegah, Menekan dan Menghukum Perdagangan Orang, khususnya Perempuan dan Anak, melengkapi Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Menentang Kejahatan Terorganisir Transnasional Tahun 2000 (Bahasa Inggris: Protocol to Prevent, Suppress and Punish Trafficking in Persons, especially Women and Children, supplementing the United Nations Convention against Transnational Organized Crime).[11]
Protokol Kerja Paksa 2014 mengikat secara hukum bagi negara-negara anggota ILO yang meratifikasinya. Protokol Kerja Paksa 2014 terbuka untuk diratifikasi oleh negara-negara yang sebelumnya telah meratifikasi Konvensi Kerja Paksa 1930 dan akan mulai berlaku satu tahun setelah diratifikasi oleh dua Negara Anggota ILO.[11]
Daftar Referensi
- ^ "OHCHR | Forced Labour Convention". www.ohchr.org. Diakses tanggal 2021-07-31.
- ^ "Conventions and Recommendations". www.ilo.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-07-31.
- ^ "Countries that have not ratified this Convention". www.ilo.org. Diakses tanggal 2021-07-31.
- ^ Van Daele, Jasmien (2005). "Engineering Social Peace: Networks, Ideas, and the Founding of the International Labour Organization". International Review of Social History. 50 (3): 435–466. ISSN 0020-8590.
- ^ Okia, Opolot (2012). Okia, Opolot, ed. Forced Labor and Colonial Development in Africa (dalam bahasa Inggris). New York: Palgrave Macmillan US. hlm. 9–22. doi:10.1057/9780230392960_2. ISBN 978-0-230-39296-0.
- ^ a b c Akurang-Parry, Kwabena Opare (2000). "Colonial Forced Labor Policies for Road-Building in Southern Ghana and International Anti-Forced Labor Pressures, 1900-1940". African Economic History (28): 1–25. doi:10.2307/3601647. ISSN 0145-2258.
- ^ "Convention C029 - Forced Labour Convention, 1930 (No. 29)". www.ilo.org. Diakses tanggal 2021-07-31.
- ^ a b "Convention C029 - Forced Labour Convention, 1930 (No. 29)". www.ilo.org. Diakses tanggal 2021-07-31.
- ^ a b "Ratifications of ILO conventions: Ratifications by Convention". www.ilo.org. Diakses tanggal 2021-07-31.
- ^ ILO. "The Protocol to the Forced Labour Convention" (PDF).
- ^ a b c "New at the ILO: Updates to the Forced Labour Convention". U.S. Department of State. Diakses tanggal 2021-07-31.